Penampakan Lindsay Sandiford, Terpidana Narkoba Lolos dari Hukuman Mati di Indonesia, Resmi Dipulangkan ke Inggris
Ini dia Lindsay Sandiford. Usianya sudah senja atau sepuh sehingga media Inggris menyebutnya nenek. --Shutter stock/EPA/Daily Mail
“Saya sudah mulai menulis surat perpisahan kepada keluarga saya.”
Ia juga mengatakan bahwa ia akan menyanyikan lagu Perry Como “Magic Moments” saat menghadapi regu tembak.
Selama di penjara, Sandiford diketahui mengajar kelas merajut bagi sesama narapidana dan bahkan membuat pakaian rajut untuk cucu-cucunya di Inggris.
Namun teman-temannya kemudian mengungkap bahwa ia mengalami depresi berat saat menunggu waktu eksekusinya.
Pada 2019, Sandiford mengatakan kepada Daily Mail bahwa ia memutuskan tidak akan lagi mengajukan banding terakhir, dengan alasan:
“Saya tidak sanggup lagi meminta bantuan siapa pun atau berurusan dengan pengacara lain. Saya sudah terlalu sering dikecewakan.”
“Saya tidak akan takut menghadapi regu tembak. Itu bukan cara mati yang saya pilih, tapi saya juga tidak akan memilih mati perlahan karena kanker.”
Dalam wawancara dengan Daily Mail, Sandiford mengatakan bahwa meskipun ia sering memikirkan eksekusi, ia merasa “diberkati” karena kedua anaknya telah tumbuh menjadi pria dewasa dan ia memiliki dua cucu yang cantik.
Eksekusi di Indonesia biasanya dilakukan oleh 12 prajurit bersenjata, yang menembak dari jarak lima hingga sepuluh meter, dengan hanya tiga peluru hidup di antara mereka.
Kepulangan Sandiford ke Inggris menandai akhir dari salah satu kasus penyelundupan narkoba paling terkenal dan paling lama yang melibatkan warga Inggris di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: