bannerdiswayaward

Tak Tega Mendengarnya! Simon Tahamata Sindir Gaya Kepelatihan Nova Arianto, Timnas U-17 Terancam

Tak Tega Mendengarnya! Simon Tahamata Sindir Gaya Kepelatihan Nova Arianto, Timnas U-17 Terancam

Simon Tahamata Sentil Gaya Permainan Nova Arianto di Timnas Indoneisa U-17-@simon_tahamata_-Instagram

BACA JUGA:Observo Center Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Sudahlah, Saatnya Berdamai dengan Sejarah

Simon Tahamata Singgung Gaya Kepelatihan Nova Arianto di Timnas Indonesia U-17

Setelah kekalahan telak dari Brasil, evaluasi dan kritik pun mulai berdatangan. Namun yang paling mengejutkan, kritik atau sindiran tajam justru datang dari internal PSSI sendiri.

Tak tanggung-tanggung, sosok yang angkat bicara adalah sangur teknik dan kepala pencari bakat PSSI legenda Belanda, Simon Tahamata.

Ia secara terbuka mengomentari gaya kepelatihan yang diterapkan oleh Nova Arianto di timnas Indonesia U-17.

"Menurut saya, Coach Nova bekerja bagus. Coach Nova dikasih contoh ke kita semua, termasuk pemain. Bagaimana kalau mau menjadi pemain bola untuk timnas Indonesia harus kerja keras dan mesti belajar. Dan itu terbukti dengan hasil lolos ke Piala Dunia U-17 dari babak kualifikasi," ujar Simon Tahamata.

Menariknya, Simon Tahamata juga membocorkan soal pemain-pemain yang akan mengisi Timnas U-17 Indonesia tahun depan.

BACA JUGA:Bung Kus Sentil PSSI Soal 5 Calon Pelatih Timnas Indonesia: Jangan Terburu-buru, Januari Jadi Batas Ideal!

Ia mengaku sudah mulai melakukan seleksi pemain berkat diskusi bersama direktur teknik Alexander Zwiers.

Hal tersebut seolah menjadi sinyal adanya perbedaan filosofi yang sangat fundamental di dalam tubuh tim kepelatihan.

Simon Tahamata yang memiliki latar belakang akademi Ayak Amsterdam dan filosofi sepak bola menyerang ala Belanda disebut-sebut menyinggung gaya kepelatihan Nova Arianto.

Meskipun tidak secara langsung menyerang, ia mempertanyakan beberapa keputusan taktis yang diambil.

Banyak yang menafsirkan Simon Tahamata kurang setuju dengan gaya bermain Nova Arianto yang dinilai terlalu kaku, disiplin, dan sangat mengandalkan organisasi pertahanan. Sebuah warisan langsung dari filosofi Shin Tae-yong.

Simon Tahamata mungkin menginginkan tim bermain lebih cair, lebih berani dalam penguasaan bola, dan lebih memaksimalkan skill individu para pemain diaspora yang ia bantu temukan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads