Posisi Slot Trancam Oliver Glasner dari Crystal Palace, Salah Jadi 'Kambing Hitam' di Liverpool
Masa depan manajer Liverpool, Arne Slot, semakin terancam setelah komentar pedas Mohamed Salah -Tangkapan Layar Instagram@arneslot-
Fakta yang lebih menyakitkan adalah bahwa Liverpool telah menghancurkan fondasi yang mendukung kebangkitan Salah.
BACA JUGA:Mikel Merino Jadi Pahlawan Lagi, Arsenal Tumbangkan Brentford 2-0 di Emirates
BACA JUGA:Link Live Streaming Arsenal vs Brentford, KickOFF: 02.45 dini hari WIB
Musim lalu, Salah mencetak 29 gol dan 18 assist, berkat dukungan luar biasa dari rekan-rekannya.
Namun kini, kepergian pemain-pemain kunci seperti Trent Alexander-Arnold, yang biasa memberi umpan mematikan, Luis Diaz dengan kemampuan menggoyahkan pertahanan lawan, dan Darwin Nunez yang sering menjadi tandem tajam di lini depan, telah meninggalkan kekosongan yang sulit diisi.
Alih-alih mencari pengganti yang tepat, Slot tampak kesulitan dalam merancang susunan pemain yang solid, bahkan memaksakan Dominik Szoboszlai untuk bermain di posisi yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Sementara pemain-pemain baru seperti Florian Wirtz dan Alexander Isak masih diberi banyak kesempatan meski performa mereka belum memuaskan, Salah malah dijadikan kambing hitam atas krisis yang terjadi.
Kritikan yang menyebut Salah kurang memberikan kontribusi dalam pertahanan atau menekan lawan juga tidak berdasar, mengingat ia telah merebut bola kembali dengan frekuensi yang sama seperti Cody Gakpo, yang justru lebih sering menjadi pilihan utama.
BACA JUGA:Rekor! Haaland Tembus 100 Gol Lewati Alan Shearer, Manchester City Menang Dramatis 5-4 atas Fulham
BACA JUGA:Preview Chelsea vs Arsenal: Modal Kemenangan Besar Bikin Derby London Makin Panas!
Keputusan untuk mengeluarkan Salah tidak hanya merupakan keputusan taktik yang buruk, tetapi juga upaya ceroboh untuk menutupi ketidakmampuan Slot dalam membangun tim yang kohesif.
Salah berhak merasa dikhianati.
Ia sudah lama memperingatkan tentang potensi kemunduran klub pasca kepergian para pemain kunci, namun suaranya tak pernah didengar.
Kini, di tengah kesulitan yang dihadapi Liverpool, sang pelatih justru memilih untuk mengorbankan pemain terbaik mereka sebagai kambing hitam, alih-alih mencari solusi untuk memperbaiki keadaan.
Ketidakadilan ini tidak hanya melukai harga diri Salah, seorang legenda klub, tetapi juga berpotensi merusak keharmonisan di ruang ganti.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: