ALVAboard, Solusi Kemasan Reusable yang Jadi Jawaban atas Ancaman Deforestasi

JAKARTA, DISWAY.ID - Laju deforestasi masih menjadi ancaman serius bagi lingkungan di Indonesia.

Berkurangnya luas hutan bukan hanya dipicu oleh aktivitas industri berbasis ekstraksi, tetapi juga oleh meningkatnya konsumsi produk yang menggunakan bahan baku kayu.

Salah satunya adalah kertas dan kardus sekali pakai yang sangat bergantung pada pasokan kayu sebagai bahan utama.

Pertumbuhan pesat sektor e-commerce, logistik, dan distribusi turut memperbesar kebutuhan tersebut, sehingga tekanan terhadap alam tidak dapat dihindari.

BACA JUGA:Permintaan Meningkat, ALVABoard Siapkan Ekspansi dan Tambah Kapasitas Produksi 30 Persen

Kardus konvensional selama ini dianggap sebagai pilihan paling praktis karena mudah ditemukan dan harganya relatif murah.

Namun, pola penggunaannya sebagian besar bersifat jangka pendek. Kardus biasanya langsung dibuang begitu fungsi pengemasan selesai.

Pola ini membentuk siklus “produksi–pakai–buang” yang menyebabkan kebutuhan bahan baku terus melonjak.

Di sisi hilir, limbah kardus ikut menumpuk di fasilitas industri dan rumah tangga. Tidak semua kardus bisa kembali ke proses daur ulang, terutama yang lembap atau rusak akibat paparan air.

BACA JUGA:Ekspor Tumbuh Positif 66 Bulan, Anindya Bakrie Ajak Pelaku Usaha Genjot Ekspor Pasca-CEPA

Di tengah tuntutan global untuk menjalankan bisnis secara lebih bertanggung jawab, banyak perusahaan mulai mencari alternatif kemasan yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

Kemasan kini dipandang tidak hanya sebagai pelindung barang, tetapi juga sebagai bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan. Inilah yang mendorong munculnya inovasi kemasan guna ulang.

Salah satu material yang hadir sebagai solusi baru adalah ALVAboard, sebuah bahan plastik berongga yang dirancang untuk pemakaian berulang.

Berbeda dengan kardus kertas yang mudah rusak, ALVAboard dibuat untuk penggunaan jangka panjang dan cocok diterapkan di berbagai lini industri.

Sumber: