Pekan Kesadaran Penyakit Radang Usus: Awalnya Diare, Demam, Berat Badan Turun
edukasi media yang berjudul “Kenali IBD (Inflammatory Bowel Disease): Penyakit Radang Usus yang Perlu Diperhatikan”, dalam rangka memperingati Pekan Kesadaran Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn yang jatuh pada 1-7 Desember setiap tahunnya.--Istimewa
Pengobatan IBD
Prof. Ari menambahkan, saat ini berbagai pilihan terapi sudah tersedia di Indonesia, mulai dari obat simptomatik, hingga terapi definitif, termasuk pilihan terapi biologis.
Terapi seperti agen biologis dapat membantu mengendalikan peradangan secara lebih terarah, namun penggunaannya tetap perlu disesuaikan dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter.
Agar pasien dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik, deteksi dini serta kepatuhan pasien terhadap terapi yang direkomendasikan memegang peranan yang sangat penting,” jelasnya.
Dijelaskan oleh Steven Tafianoto Wong, seorang Pejuang IBD, perjalanan sebagai pejuang IBD dimulai dari keluhan yang ia kira hanya gangguan pencernaan biasa.
BACA JUGA:Antisipasi Penyebaran HMPV, Dinkes DKI Minta Warga Periksa Kesehatan Jika Batuk dan Demam
Tapi seiring waktu, gejalanya semakin sering muncul dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Saat akhirnya mendapat diagnosis, saya harus belajar menyesuaikan banyak hal: mulai dari pola makan, aktivitas, sampai ritme kerja. Meski tidak mudah, saya ingin berbagi bahwa pasien IBD tetap bisa menjalani hidup yang produktif. Dengan mengikuti anjuran dokter, disiplin pada pengobatan, menjaga gaya hidup, dan terus mencari informasi yang benar, kondisinya bisa dikelola dengan baik. Saya berharap lebih banyak orang mengenali IBD lebih awal dan para pasien merasa bahwa mereka tidak sendiri. Dengan penanganan yang tepat, kualitas hidup tetap bisa dicapai," ujarnya.
Sementara itu, Ulya Himmawati, Head of PT Takeda Indonesia, menyatakan selama beberapa dekade terakhir, insiden dan prevalensi IBD meningkat signifikan di kawasan Asia, membuat potensi seseorang untuk terkena IBD juga meningkat.
Kondisi ini menunjukkan bahwa penanganan IBD membutuhkan perhatian bersama dari seluruh ekosistem kesehatan.
"Kami memahami beban yang dihadapi pasien dan keluarga, mulai dari tantangan fisik hingga dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Karena itu, Takeda berkomitmen menjadi mitra jangka panjang bagi Indonesia melalui obat-obatan inovatif kami, serta memastikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat yang membutuhkan. Komitmen ini kami wujudkan melalui edukasi kesehatan dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung pasien mendapatkan perawatan yang tepat. Melalui kolaborasi seperti hari ini, kami berharap masyarakat semakin mengenali gejala IBD lebih awal sehingga pasien dapat memperoleh penanganan yang tepat waktu," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: