Pekan Kesadaran Penyakit Radang Usus: Awalnya Diare, Demam, Berat Badan Turun
edukasi media yang berjudul “Kenali IBD (Inflammatory Bowel Disease): Penyakit Radang Usus yang Perlu Diperhatikan”, dalam rangka memperingati Pekan Kesadaran Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn yang jatuh pada 1-7 Desember setiap tahunnya.--Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID – Awal Desember menjadi saatnya kamu mengingat lagi untuk mencintai ususmu.
Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI), dengan didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PT Takeda Indonesia hari ini melangsungkan edukasi media yang berjudul “Kenali IBD (Inflammatory Bowel Disease): Penyakit Radang Usus yang Perlu Diperhatikan”, dalam rangka memperingati Pekan Kesadaran Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn yang jatuh pada 1-7 Desember setiap tahunnya.
Apa Itu IBD?
IBD atau Inflammatory Bowel Disease adalah penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan jangka panjang pada saluran cerna.
Kondisi ini mencakup dua bentuk utama, yakni Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn, yang memiliki karakteristik dan komplikasi berbeda.
Kolitis Ulseratif menyerang usus besar dan rektum dengan peradangan di lapisan mukosa, sementara Penyakit Crohn dapat muncul di seluruh saluran cerna dengan peradangan yang lebih dalam dan tidak merata.
BACA JUGA:BAB Berdarah Bukan Cuma Ambeien, Jangan-Jangan Penyakit Radang Usus Kronis
IBD kerap memunculkan gejala seperti diare, nyeri perut, penurunan berat badan tanpa sebab, demam, mudah lelah, hingga BAB berdarah.
Sifatnya yang progresif, menjadikan deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari.
Prof. dr. H. Abdul Aziz Rani, SpPD, K-GEH, Ketua YGI, menekankan pentingnya meningkatkan literasi publik mengenai IBD.
BACA JUGA:Awas! Jangan Terkecoh, Ini Bedanya Nyamuk Chikungunya dengan Demam Berdarah Dengue
Gejala IBD
Penyakit ini menyerupai keluhan pencernaan ringan sering membuat pasien tidak menganggap kondisinya serius.
Hal ini membuat banyak pasien datang dalam kondisi yang sudah lebih berat.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran edukasi publik, agar semakin banyak orang mengenali tanda-tandanya sejak awal dan segera mencari pertolongan medis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: