Dompet Dhuafa Distribusi Air Bersih, Penuhi Kebutuhan Penyintas Bencana Sumut

Dompet Dhuafa Distribusi Air Bersih, Penuhi Kebutuhan Penyintas Bencana Sumut

Mobil tangki Dompet Dhuafa sedang memnuhi kebutuhan air bersih para penyintas bencana banjir bandang di Tapanuli Sumut-Istimewa-

TAPANULI, DISWAY.ID-- “Sudah satu minggu tidak masuk air,” ujar penerima manfaat Distribusi Air Bersih Sahdiamin.

Saat ditemui pada Sabtu, (13/12) di Kelurahan Aek Tolang Induk, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, hidup Sahdiamin Tambunan—seorang ibu tua yang sedang berhadapan dengan kenyataan pahit, menjadi penyintas bencana

BACA JUGA:207 Aduan Masuk, Kerugian Kasus WO Ayu Puspita Tembus Rp11,5 Miliar

BACA JUGA:Unissula Lepas 868 Wisudawan, Gus Miftah Turut Diwisuda untuk Program Magister

Ketika banjir bandang menghantam wilayah mereka, bukan hanya rumah dan ladang padi yang terendam lumpur; hidup mereka pun seakan berhenti.

“Kondisi air itu seperti lumpur, kotor. Mandi pakai air hujan kalau datang hujan. Kalau nggak datang hujan, ya tidak mandi,” ucap Sahdiamin. 

Menurutnya ada mata air terdekat yang biasa digunakan oleh orang sekitar. Namun air itu keruh, tidak layak digunakan walaupun banyak orang terpaksa mengantri menggunakan air tersebut. Di satu sisi, rasa takut, trauma dan kecemasan masih menghantui benak dan kaki Sahdiamin.

BACA JUGA:5 Cara Mengatasi Noda Hitam di Wajah yang Bikin Tak Percaya Diri, Dijamin Ampuh dan Efektif!

BACA JUGA:Persib Terancam! Calon Lawan Maung Bandung di 16 Besar ACL 2 2025/2026, Pohang Steelers Paling Berbahaya

“Airnya dekat gunung itu. Tapi padat orang. Siang malam jam satu masih di situ orang mencuci. Seperti awak ini sudah tidak bisa, aku sudah tua. Kutahan lah (pergi ke sungai terdekat). Sampai sekarang air itu sungai keruh kali,”lanjutnya. 

Selama hampir satu minggu, warga hanya bisa berharap pada hujan. Ketika hujan turun, mereka menampung air seadanya untuk sekadar mandi dan memasak. 

Air pipa dari gunung yang selama ini menjadi nadi kehidupan mendadak berhenti total. Longsor memutus aliran. Lumpur tebal membuat akses jalan terbenam. 

“Jalan pun tak bisa kita. Lumpur besar kali, lewat (setinggi) lutut. Mengangkat kaki pun tak bisa.”

BACA JUGA:Dana Kelolaan BPKH Diproyeksikan Tembus Rp179 Triliun

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads