Merayakan Hari Ibu dengan #KembaliKeDapur, Fery Farhati Curhat Istimewanya Masakan Rumah

Merayakan Hari Ibu dengan #KembaliKeDapur, Fery Farhati Curhat Istimewanya Masakan Rumah

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie mempersembahkan kampanye #KembaliKeDapur dalam rangka menyambut Hari Ibu sekaligus mengenalkan warisan kuliner keluarga-Disway.id/Fandi Permana-

JAKARTA, DISWAY.ID - Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie mempersembahkan kampanye #KembaliKeDapur dalam rangka menyambut Hari Ibu sekaligus mengenalkan warisan kuliner keluarga. 

Kampanye #KembaliKeDapur merupakan inisiatif mahasiswa Universitas Bakrie untuk mengenalkan tradisi berkumpul keluarga yang saat ini mulai terlupakan. 

BACA JUGA:Harga Tiket Konser Chen Exo di Jakarta 2026, Termurah Rp2 Juta

BACA JUGA:Jelang Nataru, Polres Jaksel dan Forkopimda Tinjau Pospam Nataru di Pesanggrahan

Salah satunya diceritakan Fery Farhati yang baru saja memperkenalkan buku resep masakan berjudul Sedianya Udah. Buku resep masakan rumahan itu tak hanya sekadar merangkum menu semata

Dalam buku yang masih difinalisasi itu, Fery mengenalkan dapur keluarga menjadi ruang untuk melestarikan nilai, tradisi dan cerita keluarga.

“Bahwa dapur itu lebih dari sekadar tempat memasak, ia adalah ruang untuk melestarikan nilai, tradisi, dan cerita keluarga. Momentum Hari Ibu menjadi pengingat akan peran penting keluarga, khususnya ibu, dalam menjaga dan mewariskan nilai-nilai tersebut. Melalui kampanye seperti #KembaliKeDapur, anak muda diajak kembali memahami dan menghargai makna itu,” ujar Fery dalam diskusi diskusi di Universitas Bakrie dalam kampanye Public Relations bertajuk Kembali ke Dapur di Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2025.  

BACA JUGA:Prabowo Tambah Anggaran, Bedah Rumah Naik Jadi 400 Ribu Unit

Istri Anies Baswedan itu bercerita jika buka 'Sedianya Udah' terinspirasi dari cerita-cerita yang dialami semasa hidupnya di kampung halaman yakni Kuningan, Jawa Barat. Fery mengangkat hal-hal yang mungkin terlupakan yang sebetulnya sangat sangat penting dari fungsi keluarga, tempat kembali, tempat seseorang mendapatkan rasa aman dari apa yang dilakukan dalam keseharian

"Dengan adanya interaksi digital, waktu jadi perjalanan hidup dan membuat kita semakin banyak motivasi selama di luar dan rumah menjadi tempat terakhir, tapi waktu sudah enggak ada, bahkan ruang-ruang kita juga sama sampai ke rumah juga tidak memiliki waktu," tuturnya.

Fery juga menuturkan bahwa dalam setiap masakan yang tersaji di rumah, ada pesan moral yang saat ini terabaikan kawula muda. Buku Sedianya Udah juga bercerita bagaimana satu masakan yang tersaji di meja menjadi pesan agar diwarisi turun temurun oleh anak cucu.

"Jangan sampai kita sebagai orang tua terlupakan oleh anak-anak kita. Saya membuat buku ini dengan harapan bisa mendokumentasikan cintanya orang tua kepada anak. Ada resep keluarga di sini dan ini bisa diteruskan turun temurun," ujar dia lagi.

Makanan yang dihadirkan pun mungkin tidak terbayangkan. Ada banyak menu rumahan. Fery mengaku paling suka dengan telur dadar, bukan ayam atau makanan kekinian, termasuk makanan Korea atau Jepang.

"Makanan rumahan, makanan tradisional yang sebetulnya kita semua memakannya.Jadi, sebetulnya apa yang kita makan itu semua sama. Bedanya bagaimana orang tua mempresentasikan kepada kita," katanya. 

  1. BACA JUGA:Tanggap Bencana, Tri Rismaharini Apresiasi Sopir Ambulans yang Bekerja Tanpa Libur dan Tanpa Pamrih

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads