Kuliner dan Fashion Jadi Andalan Indonesia Go Global, Ekspor Ekraf Dibidik 27,85 Miliar Dolar AS
Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini telah bertransformasi dari sektor potensial menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak nyata.--Disway
JAKARTA, DISWAY.ID – Pemerintah kian serius mendorong kuliner dan fashion sebagai ujung tombak ekonomi kreatif Indonesia untuk menembus pasar global.
Dua subsektor ini diproyeksikan menjadi penggerak utama ekspor ekonomi kreatif nasional yang ditargetkan mencapai USD 27,85 miliar pada 2026.
Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini telah bertransformasi dari sektor potensial menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak nyata.
BACA JUGA:Kuliner Indonesia Tancap Gas Go Global, Menteri Ekraf Dorong Masakan Nusantara Mendunia
“Ekonomi kreatif, termasuk kuliner dan fashion, bukan lagi sekadar potensi. Ini adalah tambang baru yang tumbuh dari daerah dan kini menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Teuku Riefky saat menyampaikan paparan Ekraf Annual Report (EAR) 2025 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Senin 22 Desember 2025.
Dalam paparan tersebut, Kementerian Ekonomi Kreatif memaparkan Program Strategis Ekonomi Kreatif 2026 yang menargetkan investasi sektor ekraf berada di kisaran Rp131–146,5 triliun.
Selain itu, sektor ini diproyeksikan mampu menyerap hingga 26,06 juta tenaga kerja dan berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,66 persen.
Kuliner dan fashion menjadi subsektor prioritas karena memiliki efek berganda yang kuat, mulai dari penciptaan lapangan kerja, penguatan UMKM, hingga peningkatan ekspor berbasis budaya dan kreativitas lokal.
Pada sisi penguatan ekspor, pemerintah menjalankan sejumlah program akselerasi, antara lain Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) untuk meningkatkan daya saing produk kreatif nasional agar mampu menembus pasar global.
Program ini diperkuat dengan pengembangan identitas merek nasional melalui Creative by Indonesia, yang menjadi payung branding produk ekraf, termasuk kuliner dan fashion.
Selain itu, Kemenekraf juga mengembangkan Ekraf Hub, sebuah platform digital kolaborasi yang mempertemukan pelaku ekonomi kreatif dengan mitra, investor, hingga pasar internasional.
Skema insentif subsektor juga terus diusulkan, khususnya bagi kuliner, fashion, kriya, dan penerbitan, guna mempercepat pertumbuhan dan ekspansi usaha.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: