JAKARTA, DISWAY.ID – Pabrik besi dan baja Azovstal berantakan dihajar oleh rudal Rusia babarapa hari lalu.
Pabrik ini merupakan salah satu pabrik baja terbesar di Eropa dan menjadi benteng bagi pasukan Ukraina yang kalah jumlah pasukan serta senjata.
Gemuruh ledakan dan asap mengepul dari Kawasan pabrik baja pembuatan baja di Mariupol yang mana diwilayah ini pasukan Ukraina semakin berkurang saat mencoba untuk mengambil alih kota tersebut.
Bagian timur pelabuhan telah luluh lantah akibat gempuran dari Rusia dalam beberapa minggu ini dimana pabrik tersebut terletak di kawasan industri yang menghadap ke laut Azov dengan luas lebih dari 11 kilometer persegi.
BACA JUGA:135 Orang Terkubur Longsong Dampak Badai Megi di Filipina, 103 Orang Masih Dalam Pencarian
"Pabrik Azovstal merupakan area yang sangat besar menjadi tempat persembunyian yang strategis bagi pasukan Ukraina,” jelas kata Oleh Zhdanov yang merupakan seorang analis militer di Kyiv.
"Karena hal tersebut Rusia mulai berpikir untuk menggunakan senjata kimia karen itulah satu-satunya cara untuk dapat memaksa pasukan Ukraina keluar dari persembunyianya," tamabah Zhdanov.
Dilansir dari reuters.com, Ukraina sedang melakukan penyelidikan tentang kemungkinan Rusia telah menggunakan senjata senjata kimia di Mariupol meskipun pasukan separatis yang didukung Rusia membantah menggunakan senjata kimia.
BACA JUGA:Thariq Halilintar Sindir Balik Chandrika Chika: Semangat Move On Ya!
Sebelum parang berkecamuk, pabrik besi danbaja Azovstal mampu memproduksi sebanyak 4 juta ton baja per tahun yang terdiri dari 3.5 juta ton logam panas dan 1.2 juta ton baja mentah dimana pabrik ini dikendalikan oleh Rinat Akhmetov yang merupakan orang terkaya di Ukraina.
Saah seorang wakil komandan separatis Rusia mengatakan bahwa pada hari Senin waktu Moskow telah berhasil menguasai 80 persen dari Pelabuhan tersebut.
BACA JUGA:Anggaran Pendidikan pada 2023 Naik Jadi Rp 595,5 Triliun
Dia menggambarkan pabrik tersebut merupakan benteng di dalam kota.
Pembela kota termasuk marinir Ukraina, brigade bermotor, brigade Garda Nasional dan Resimen Azov menjadi sebuah milisi yang dibentuk oleh nasionalis sayap kanan dan bergabung dalam Garda Nasional.
"Azov memang berada di wilayah Azovstal yang merupakan sebuah wilayah yang besar dengan pabrik yang tidak dapat dihancurkan dari udara, itulah sebabnya Rusia menggunakan bom berat," kata Sergiy Zgurets yang merupakan seorang analis militer.