Bukan Masalah Perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi, Ini Penjelasan Prof. Thomas Djamaluddin

Jumat 08-07-2022,11:05 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

"Garis tanggal qamariyah pun sama sifatnya seperti garis tanggal internasional. Di sebelah timur garis tanggal qamariyah tanggalnya pun lebih muda dari pada di sebelah baratnya. Bedanya, garis tanggal qamariyah tidak tetap pada garis bujur tertentu. Posisinya selalu berubah setiap bulannya, tergantung posisi bulan dan matahari.

"Ada dua definisi yang saat ini digunakan dalam pembuatan garis tanggal qamariyah. Pertama, berdasarkan visibilitas hilal seperti yang dilakukan oleh IICP (International Islamic Calendar Programme, berpusat di Malaysia). Dan yang kedua, berdasarkan syarat minimal bulan di horizon pada saat matahari terbenam. Cara yang ke dua yang biasanya digunakan di Indonesia. Cara ini pun yang paling sederhana, namun cukup baik untuk menjadi kriteria pertama mengkonfirmasikan rukyatul hilal.

"Berdasarkan perhitungan cara yang ke dua, garis tanggal awal Dzulhijjah 1417/1997 melalui pantai barat Australia, pantai barat Sumatra, India, Kazakhstan, dan Rusia bagian barat. Dengan demikian garis tanggal ini memisahkan Arab Saudi dengan Indonesia.

"Adanya garis tanggal yang memisahkan Arab Saudi dan Indonesia itulah yang menyebabkan Idul Adha di Arab Saudi lebih dahulu (menurut kalender syamsiah) daripada di Indonesia. Pada hari Kamis 17 April di bagian barat garis tanggal itu (misalnya Arab Saudi) sudah memasuki 10 Dzulhijjah (Idul Adha) sedangkan di sebelah timurnya masih tanggal 9 Dzulhijjah.

BACA JUGA:Apakah Ada Cuti Bersama saat Idul Adha? Simak, Inilah 7 Destinasi Wisata di Jakarta

"Ini analog dengan contoh penyerahan Jepang kepada tentara Sekutu tersebut di atas yang terjadi tanggal 15 Agustus 1945 menurut catatan di Asia, tetapi menurut catatan di Amerika. Hal ini terjadi karena adanya garis tanggal internasional yang memisahkannya.

"Perhitungan astronomis yang lebih rinci bisa membuktikan keadaan itu. Ijtimak 1 Dzulhijjah 1417 terjadi pada 7 April 1997 pukul 11:04 UT atau pukul 14:04 waktu Arab Saudi, pukul 18:04 WIB. Dengan kata lain, di Arab Saudi ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam (ijtima’ qablal ghurub) sedangkan di sebagian besar Indonesia saat itu matahari sudah terbenam. Jadi berdasarkan saat ijtimak itu saja dapat difahami bahwa masuknya awal Dzulhijjah di Arab Saudi lebih dahulu daripada di Indonesia.

"Bukti lain bisa ditunjukkan dengan menghitung saat matahari terbenam dan bulan terbenam. Hilal pada prinsipnya sudah wujud di ufuk barat bila saat bulan terbenam lebih lambat daripada saat matahari terbenam. Pada tanggal 7 April, di Mekkah matahari terbenam pukul 18:38 sedangkan bulan terbenam lebih lambat lagi, pukul 18:45. Sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 8 April dan Idul Adha jatuh pada 17 April 1997.

"Di Indonesia pada tanggal 7 April itu bulan terbenam lebih dahulu daripada matahari. Di Jakarta bulan terbenam pukul 17:54 sedangkan matahari terbenam pukul 17:55. Dan di Bandung bulan terbenam pukul 17:51 sedangkan matahari terbenam pukul 17:52. Bulan sudah di bawah ufuk pada saat matahari terbenam. Dengan demikian 1 Dzulhijjah jatuh pada 9 April dan Idul Adha jatuh pada 18 April 1997.

BACA JUGA:SCT Motodetailing Dalam 2 Tahun Sudah Punya 40 Outlet, Ini Syarat Mudah Jadi Mitranya

Ikut Wukuf di Arafah atau Ikut Penanggalan Hijriyah Indonesia?

"Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah. Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, pada hari Arafah itu disunahkan berpuasa. Menurut hadits Rasulullah SAW yang diceritakan Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, puasa hari Arafah akan menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang berlalu dan tahun mendatang. Oleh karenanya puasa hari Arafah ini tergolong puasa sunah yang muakad (utama) sehingga banyak orang yang melaksanakannya.

"Mendengar pengumuman Arab Saudi bahwa wukuf di Arfah jatuh pada tanggal 16 April dan Idul Adha jatuh pada 17 April, mungkin banyak orang yang bimbang kapan mesti berpuasa hari Arafah.

"Hari Arafah adalah 9 Dzulhijjah. Di Indonesia, 9 Dzulhijjah jatuh pada 17 April. Tetapi orang akan bimbang bila berpuasa pada 17 April karena hari itu di Arab Saudi sudah Idul Adha. Menurut Nabi SAW, berpuasa pada hari raya haram hukumnya. Kalau begitu, ada yang berpendapat berpuasalah pada tanggal 16 April karena hari Arafah hanya ada di Arab Saudi, maka mengaculah pada Arab Saudi.

"Sepintas pendapat itu nampaknya benar. Kalau dikaji lebih lanjut sebenarnya pendapat itu keliru. Pola pikir seperti itu hanya terjadi bila kita merancukan sistem kalender syamsiah dengan sistem kalender qamariyah. Berpuasa hari Arafah di Indonesia pada tanggal 16 April berarti kita tunduk pada kesamaan tanggal syamsiah antara Arab Saudi dan Indonesia. Bukan pada ketentuan kalender qamariyah, 9 Dzulhijjah. Pada tanggal 16 April itu di Indonesia baru tanggal 8 Dzulhijjah.

BACA JUGA:Khilafatul Muslimin Berulah Lagi, Tebar Berita Pemerintah Anti Islam, Polisi: Namanya Abu Bakar

Kategori :