JAKARTA, DISWAY.ID – Setelah invasinya ke wilayah Ukraina pada Februari lalu, Zaporozhye menyatakan gabung dengan Rusia.
Yevgeny Balitsky selaku kepala pemerintahan sipil-militer di kawasan itu referendum tentang aksesi Wilayah Zaporozhye ke Rusia akan diselenggarakan pada awal musim gugur tahun ini.
Salah satu pejabat setempat mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen dari Wilayah Zaporozhye telah dibebaskan, tetapi ibu kota wilayah tersebut, kota Zaporozhye, tetap berada di bawah kendali Ukraina.
"Saya telah menerima banyak permintaan dari warga yang mencari kerja, organisasi serikat pekerja dan aktivis publik yang meminta untuk menentukan status wilayah kami sesegera mungkin,” tamabah Balitsky.
BACA JUGA:Aprila SR-GT 200 Resmi Meluncur, Skutik Premium Dibanderol Rp 60 Jutaan dalam 2 Varian
BACA JUGA:Perlawanan Terhadap Rusia Meningkat Setelah Satu Set Roket M270 Sampai ke Ukraina
Masih dengan Balitsky, para penduduk ingin menjadi entitas teritorial di Rusia, yang akan menjadi Wilayah Zaporozhye.
"Sebagai penanggung jawab atas administrasi militer-sipil, saya membuat keputusan untuk menyelenggarakan referendum di awal musim gugur. Semua mekanisme tentang wilayah ini saat ini sedang diselesaikan,” jelas Balitsky.
Balitsky sebelumnya menyatakan bahwa persiapan untuk referendum tentang bergabungnya kawasan itu dengan Rusia dapat dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA:Ditanya Tentang Dana Operasional ACT, Ahyudin Seret Dewan Syariah ACT
BACA JUGA:Tanggapi Draf Final RKUHP, Mbak Rara: Pawang Hujan Bisa Berisiko Meninggal Kena Petir!
Pada hari Senin lalu, Putin menandatangani dekrit untuk mempercepat prosedur kewarganegaraan Rusia untuk semua warga Ukraina.
Hal ini melengkapi keputusan sebelumnya yang hanya hanya mencakup warga DPR dan LPR serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye Ukraina.
Warga Ukraina dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia tanpa harus memenuhi persyaratan tinggal di Rusia selama lima tahun, memiliki sumber pendapatan, dan memiliki pengetahuan tentang bahasa Rusia yang diuji.