"Itunya kubilang nak. Di mana-mana si jahat siap mengintai. Cuma itu pesanku ke kalian berdua sejak merantau ke Jakarta. Terusnya kuberikan saran ke kalian," tuturnya menambahkan.
Rosti juga mengaku bahwa sebelumnya ia pernah diajak oleh Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi untuk datang ke Jakarta.
BACA JUGA:Ilmuwan NASA: Astronot Tidak Boleh Masturbasi Dalam Gravitasi Nol, Bisa Picu Wanita Hamil!
BACA JUGA:Bahaya Gerakan LGBT di Citayam Fashion Week, MUI Desak Pemerintah Segera Bertindak: Sangat Merusak!
Akan tetapi permintaan Ferdy Sambo itu pada akhirnya tidak dapat dipenuhi oleh Rosti karena satu dan lain hal.
"Kau panggilnya mamak ke Jakarta. Disuruh Bapak sama Ibu (Sambo dan Putri), mamak ke Jakarta, tetapi karena keadaan (Rosti menolak)," paparnya.
Pembongkaran makan Brigadir J berawal saat keluarga membuka peti jenazah Brigadir J dan mendapati banyak fakta lain.
Pihak kuasa hukum keluarga brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan bahwa ditemui luka sayatan, jari yang hampir putus bahkan terakhir menurut Kamaruddin, diduga ada bekas jeratan di leher dan kuku yang copot.
BACA JUGA:Takut Ketahuan Keluar Grup WhatsApp? Ternyata Akan Ada Cara Buat Pergi Secara 'Diam-diam' Nih
BACA JUGA:Takut Ketahuan Keluar Grup WhatsApp? Ternyata Akan Ada Cara Buat Pergi Secara 'Diam-diam' Nih
Semua kondisi jenazah kemudian didokumentasikan lalu dijadikan alat bukti yang oleh keluarga kemudian dilaporkan sebagai pembunuhan berencana.
Terkait dengan penyelidikan tewasnya Brigadir J, Kadiv Propam Fredy Sambo juga telah di non aktifkan oleh Kapolri dari jabatannya.
Menyusul Karo Paminal Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Bridgen Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, yang kehilangan jabatan karena di non aktifkan.
Pihak keluarga minta dilakukan autopsi ulang agar kasus ini semakin terang benderang dan autopsi ulang pun akhirnya dilakukan hari Rabu 27 Juli.
BACA JUGA:Prakiraan BMKG Cuaca DKI Jakarta, 27 Juli 2022: Syukur, Hari Ini Bersahabat Sekali, Cek Dulu!