“Lalu pertanyaanya HAM mana yang dilanggar? sampai hari ini Komnas HAM tidak pernah menyebut adanya pelanggaran itu,” jelas Syamsul.
Jika pelanggaran itu ada, Komnas HAM perjelas. Jangan menunggu dengan alasan belum menyimpulkan.
“Lho katanya sudah pegang dokumen, data keterangan, video sampai penjelasan Bharada E, para ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo termasuk pihak keluarga,” ujar Syamsul.
BACA JUGA:Dear Bharada E, Benarkan Ini Nama Aslimu sebagai Penembak Jitu?
Ormas Pemuda Batak Bersatu, yang juga membangun tenda di sekitar makam Brigadir J, untuk menjaga proses autopsi ulang.-Deki/jambi-independent.co.id-jambi-independent.co.id-disway.id-disway.id
“Nah dijelaskan dong ke publik jangan samar-samar. Apa hasil temuannya, karena setahu saya pihak keluarga juga tidak meminta Komnas HAM turun tangan lho, lalu siapa yang dilanggar HAM-nya?” tandasnya.
Semua pihak, lanjutnya, berharap kasus ini segera terungkap. Pasalnya sudah menjadi perhatian publik di tengah kegelisahan yang membuncah terhadap tegaknya hukum dan keadilan di negeri ini.
Lalu apa motifnya harus berlama-lama. Apalagi semua langkah kerja sudah dinarasikan ke publik dan berhasil membuat bingung, dari autopsi, pemulangan jenazah.
Dilanjutkan dengan pembentukan tim khusus, prarekonstruksi, autopsi ulang, pengangkatan jenazah dan narasi lainnya yang akan disampaikan belum ketemu juga pelaku dan motifnya.
BACA JUGA:Kamaruddin Simanjuntak: Itu Pra Rekonstruksi Apa Latihan, Dedi Prasetyo: Jangan Memperkeruh Keadaan
Brigadir J bersama Irjen Pol Ferdi Sambo dan Istri Putri Chandrawathi.-Foto: Dok/Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id-disway.id-disway.id
Artinya Polri, telah sukses membuat publik bingung. "Sukses karena bisa bikin confused orang-orang awam. Sementara yang menembak ada dan masih hidup, yang kabarnya dilecehkan (Putri Chandrawathi) juga masih hidup. Lalu yang mau disidik yang mana? pelecehan atau pembunuhan hayo?”
Publik saat ini menyoroti sekali hasil kinerja Polri. “Jelas ini menyangkut marwah Polri lho. Mau dikemanakan hukum di Indonesia, kalau institusinya sendiri yang buat bingung. Jujur sajalah, sampaikan apa adanya. Ingat lho ini sudah menjadi catatan sejarah buruk Polri,” pungkas Syamsul Arifin.