Sudah 18 Hari ‘Drama’ Pembunuhan Brigadir J Belum Tamat, Praktisi: Mirip 'Ikatan Cinta' Panjang dan Berliku

Rabu 27-07-2022,11:36 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

JAKARTA, DISWAY.ID - Sudah 18 hari 'drama' tewasnya Brigadir Nofryansah Josua Hutabarat atau Brigadir J belum juga tamat. Ada apa sebenarnya dengan kasus ini. 

Praktisi pun melontarkan sindirian tajam; Polri begitu sempurna dalam mengedepankan 'presisi' sehingga pengungkapan kasus sederhana bisa panjang, mirip sinetron 'Ikatan Cinta' berseri. 

Jalan mencari dalang otak dan pelaku penembakan Brigadir J dibuat rumit penuh kontroversi. Sampai pada titik episode pengangkatan jasadnya Brigadir J hari ini, Rabu 27 Juli 2022.

BACA JUGA:Berbekal CCTV yang Baru Ditemukan, 'Drama' Kematian Sang Ajudan Mulai Temui Titik Terang


Kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih menyisakan misteri.-Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id-disway.id-disway.id

Jasad Brigarid J diangkat ntuk kepentingan autopsi ulang. Itu pun setelah munculnya tuntutan keluarga yang memantik sorotan publik.

Sampai-sampai tagar #ReformasiPolri menggema di jagad media sejak dini hari. Sikap apriori ini tanda lunturnya kepercayaan publik. Siapa yang salah, jelas institusi Polri sendiri. 

Praktisi Hukum Syamsul Arifin menilai fenomena polisi tembak polisi telah membentuk opini: begitu rapuhnya Polri dalam menata rumahnya sendiri. Buruknya komunikasi menjadi tanda buruk pula komunikasi internal. 

“Anda bisa bayangkan Polisi tidak bisa mengungkap ‘bangkai’ di rumahnya sendiri. Pelakunya polisi, penembaknya polisi, di rumah dinas polisi, yang menyidik dan memeriksa polisi, yang mengusut polisi lalu belum terungkap sampai hari ini, ya karena polisi. Unik ya? ya jelas unik dong” tandas Syamsul Arifin, Rabu 27 Juli 2022.

BACA JUGA:3 Kejanggalan di Balik 'Drama' CCTV Mengarah Rekayasa? Ingat Pesan Presiden Jokowi Jangan Ditutupi!


Peti jenazah berisi tubuh Brigadir J saat hendak di masukkan ke ambulans untuk dibawa ke rumah sakit Sungai Bahar Jambi guna dilakukan autopsi ulang. Foto: Jambi independent--

Sudah sepantasnya Presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Kapolri berikut para jenderal dan jajaran. Termasuk mempertanyakan tagline 'Presisi' yang gaungnya dibesar-besarkan tapi realitanya memukul institusi itu sendiri. 

Belum terungkapnya siapa otak pelaku pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, hingga munculnya cerita pelecehan terhadap Putri Chandrawathi pada 8 Juli 2022 lalu telah menimbulkan tanya.   

"Saya bingung, sekelas Kapolri yang pernah menangkap koruptor di Singapura kok tidak bisa menembus ‘drama’ di Duren Tiga itu. Maka wajar ya publik terus melontarkan kritik, karena kerjanya tak tuntas, dibuat berseri mirip sinetron 'Ikatan Cinta'," timpal Syamsul Arifin.

Begitu pula dengan Komnas HAM, sebaiknya tak perlu bertele-tele terhadap apa yang sudah dikerjakan dari proses pencarian fakta dan data.

Kategori :