Kontroversi Yos Suprapto, Aktivis Peristiwa Malari Hingga Pameran Lukisan Wajah Jokowi

Kontroversi Yos Suprapto, Aktivis Peristiwa Malari Hingga Pameran Lukisan Wajah Jokowi

Sosok Yos Suprapto dan kiprahnya-Disway/Annisa Zahro-

JAKARTA, DISWAY.ID - Yos Suprapto menutup akhir tahun 2024 dengan kontroversi dan polemik pameran lukisan hingga isu pembredelan karena lukisannya mirip wajah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi. 

Sosok Yos Suprapto sebelum peristiwa itu tak dikenal atau kurang populer di kalangan seniman khususnya seni rupa. 

Para seniman kebanyakan baru mengetahui sosok Yos Suprapto setelah viral peristiwa batalnya pameran lukisan di Galeri Nasional. 

Tentu saja, masa muda Yos Suprapto dihabiskan sebagai aktivis. 

Kala itu, ia dikenal sebagai aktivis peristiwa Malari. 

BACA JUGA:Yos Suprapto Awalnya Tak Populer di Kalangan Seniman, Kini Sangat Diuntungkan Usai Batalnya Pameran Lukisan

Yos Suprapto dan Peristiwa Malari

Dosen Seni Rupa ISI Yogyakarta Deni Junaedi dalam akun YouTube Channel Painting Explorer mengatakan Yos Suprapto itu kurang populer di kalangan para seniman atau perupa. 

“Sebelum peristiwa (viral batalnya pameran) banyak yang bertanya ‘Siapa sih Yos Suprapto?’ Banyak di dunia seniman, para perupa banyak yang enggak tahu,” ucapnya. 

“Saya juga ada grup itu dosen-dosen tua banyak yang menanyakan siapa itu Yos Suprapto. Ada juga yang mengatakan ‘itu sebenernya seangkatan dengan istriku. Tapi gak pernah liat’. Saya juga telepon seniman yang senior, saya tanya aktivitas kesenian Yos enggak ada yang tahu,” jelasnya. 

Namun, kata Deni, ada satu angkatan di ASRI Yogyakarta yang menyatakan benar Yos Suprapto mahasiswa ASRI.

“Namun karena Yos Suprapto aktivis, jadi aktivitas keseniannya gak nampak,” katanya. 

BACA JUGA:Lukisan Yos Suprapto Sarat Nilai Politik, Dosen Seni Rupa Sebut Seniman Terpecah 2 Kubu

Rupanya Yos Suprapto kelahiran Surabaya 25 Oktober 1950 lalu diganti menjadi 26 Oktober 1952. 

Pergantian tanggal lahir itu juga terkait dengan peristiwa Yos Suprapto sebagai seorang aktivis ketika itu yakni Malapetaka limabelas Januari (Malari) pada 15-16 Januari 1974. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads