JAKARTA, DISWAY.ID – Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Soleman Ponto mengungkapkan bahwa sebenarnya kasus tewasnya Brigadir J sudah ada yang mengetahui.
Soleman Ponto menjelaskan bahwa dalam kasus tewasnya Brigadir J semakin lama semakin kabur, padahal dari awal telah jelas ada korban dan ada pelaku.
Ponto menjelaskan yang ada beberpa hal yang harus menjadi prioritas yang pertama adalah surat izin senjata, karena senjata tersebut tentunya punya nama.
Setelah mendapatkan nama senjata kemudian dilanjutkan dengan melakukan introgasi yang bersangkutan.
BACA JUGA:Terharu, Pengantin Pria Dibonceng Ibunya Sampai ke Pelaminan Naik Vespa Jadul
Autopsi baru dilakukan setelah diketahui nama senjata, apakah peluru senjata tersebut cocok dengan yang terdapat pada korban.
“Dari awal saya sudah menduga bahwa kasus ini sudah ada yang mengetahui cerita sebenarnya,” tambah Ponto.
Ponto menjelaskan bahwa secara intelijen saya mengenyampingkan bahwa dari fakta yang terlihat bahwa ada sebuah kesedihan saat Ferdy Sambo dengan Irjen Fadil Imran.
BACA JUGA:WHO Tetapkan Status Cacar Monyet Sebagai Darurat Global, PB IDI Bentuk Tim Satgas Monkeypox, Gawat!
BACA JUGA:Transaksi Wajib Pajak Akan Beralih Pakai NIK, NPWP ke Mana? 3 Hal Ini Perlu Diketahui
Sedangkan isu pelecehan mesih merupakan opini karena secara fakta bahwa adalah adanya kematian.
“Apa sembenarnya yang terjadi kenapa saat ada kematian begitu terjadi kesedihan sehingga adanya adegan pelukan,” tambah Ponto.
Sedangkan soal pelecehan dalam aturan yang berlaku bahwa yang jika pelaku telah meninggal maka kasus di tutup.
Ponto menambahkan bahwa kasus ini semakin lama semakin kabur, apalagi dengan masuknya Komas HAM.