Kamaruddin menyebut jika ayah Ferdy Sambo, yang merupakan Mayor Jenderal, salah satu sosok yang pernah memiliki senjata Luger.
"Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo (Pieter Sambo), itu pensiun terakhir, kan, adalah Mayor Jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990," ungkap Kamaruddin.
Adanya dugaan Penembak Ketiga
Polemik apakah Sambo ikut menembak juga masih dipertanyakan. Sejauh ini Sambo belum mengakui jika dia ikut menembak Brigadir J.
Hal ini terbukti saat rekonstruksi lalu, terdapa berbedaan keterangan antara Bharada E dan Sambo.
Bharada E meyakini jika Sambo ikut menembak Brigadir J sebelum menembak dinding-dinding rumah.
Sementara menurut pengacara Sambo, Arman Hanis, keterangan itu nanti akan diuji dan pembuktian, siapa yang benar kesaksiannya.
BACA JUGA:Kapolri Setujui Sidang Banding Ferdy Sambo, Irjen Dedi Prasetyo: Direncanakan Oleh Timsus
Putri Candrawathi Diduga Penembak Ketiga
Muncul isu baru bahwa Putri Candrawathi tak hanya berdiam diri di dalam kamar saat Sambo mengeksekusi Brigadir J di ruang tamu.
Kamaruddin menduga jika dengan senjata Luger itulah Putri Candrawathi ikut menembak kepada Brigadir J.
Sebab, senjata api jenis Luger model antik itu hanya dapat diakses oleh Sambo dan Putri.
Diberita Disway.id sebelumnya, hal senada juga dikatakan pengamat kepolisian, Bambang Rukminto, orang-orang yang berada di TKP pembunuhan Brigadir J yang hanya memiliki akses atas senjata Luger hanya Sambo dan Putri.
BACA JUGA:Kamaruddin: Hanya Sambo dan Putri yang Bisa Akses Luger di Antara Bharada E Serta Ajudan Lainnya
Ia pun mendorong Tim Khusus (Timsus) untuk membuka ada berapa peluru ada untuk memastikan kebenaran adanya dugaan penembak ketiga Brigadir J.