JAKARTA, DISWAY.ID - Tim pencari fakta koalisi masyarakat sipil telah melakukan investigasi atas tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Selama 7 hari, tim telah menemui beberapa korban dan melakukan pemantauan langsung di beberapa lokasi kejadian.
Bahkan, temuan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) terhadap tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, mengejutkan.
Bonek berkumpul menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu, 1 Oktober 2022. -Persebaya-Disway.id
BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Dilarang Main di Kandang
Kontras menemukan hal-hal ganjil pada tragedi 1 Oktober 2022 yang memantik perhatian dunia sepakbola dunia itu.
"Kami menemukan bahwa pengerahan aparat keamanan atau mobilisasi berkaitan dengan aparat keamanan yang membawa gas air mata itu dilakukan pada tahap pertengahan babak kedua," kata Kepala Divisi Hukum Kontras Andi Muhammad Rezaldi dalam jumpa pers, Minggu 9 Oktober 2022.
Setelah melakukan investigasi, Kontras mendapatkan 12 temuan awal. Salah satunya, keganjilan soal mobilisasi aparat, termasuk Brimob yang membawa gas air mata.
Padahal, dalam konteks atau situasi saat itu tidak ada ancaman, atau potensi gangguan keamanan. Jadi Kontras melihat ada suatu hal yang ganjil.
BACA JUGA:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Liga 1 Indonesia Dihentikan
Dalam laga yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya, suporter yang datang hanyalah suporter tuan rumah.
Di sisi lain, Kontras juga menyoroti soal penembakan gas air mata yang langsung dilakukan tanpa mengindahkan tahapan awal.
Dalam kesempatan itu, Andi mengutip Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 bahwa dalam hal penggunaan kekuatan, ada tahap-tahap awal yang harus dilakukan aparat sebelum tiba pada keputusan untuk menembakkan gas air mata
Apalagi, gas air mata ditembakkan ke tribun penonton, utamanya tribun selatan. Padahal, suporter di area tersebut tidak dalam keadaan ricuh.