Menurut Febri, saat itulah Ferdy Sambo memberi perintah kepada Bharada E.
Hanya saja, perintah yang disuarakan Ferdy Sambo adalah agar menghajar Brigadir J, bukan menembaknya.
"Itu perintahnya 'hajar chard'. Namun yang terjadi adalah penembakan pada saat itu. FS kemudian panik dan memerintahkan ADC, jadi sempat memerintahkan ADC untuk melakukan memanggil ambulans," jelas Febri.
BACA JUGA:Alvin Lim Duga Ada Upaya 'Shifting' Perhatian dari Kasus Sambo ke Tragedi Kanjuruhan Malang
Pasca terjadinya penembakan itu, Ferdy Sambo lalu menghampiri Putri Candrawathi dan membawanya keluar kamar untuk kembali ke rumah pribadinya.
Kata Febri, inilah rangkaian peristiwa yang sebenarnya terjadi sebelum hingga pasca penembakan terhadap Brigadir J.
Meski begitu, semua rangkaian peristiwa ini nantinya akan diuji di persidangan.
"Ini adalah fase pertama rangkaian peristiwa, setiap fase ini pokok-pokoknya, ya peristiwa pokoknya, setiap peristiwa ini tentu saja harus diuji nanti dalam proses persidangan," ujar Febri.
BACA JUGA:Ferdy Sambo Bisa Terseret Kasus Jet Pribadi? IPW Buat Pernyataan Mencengangkan
Keterangan Sambo Sebelumnya ke Penyidik
Kepada penyidik Bareskrim Polri, Ferdy Sambo memiliki beberapa keterangan yang jelas sangat berbeda dengan keterangan barunya ini.
Bahkan saat rekonstruksi, semua keterangan Ferdy Sambo mengarah kepada pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Pertama, tak ada keterangan Sambo kepada penyidik jika dia mengaku ingin bermain badminton sebelum peristiwa penembakan.
Lalu kepada penyidik Ferdy Sambo mengaku rencana pembunuhan berawal dari pertemuan dengan dua ajudannya.
BACA JUGA:Ketua IPW Sebut Ferdy Sambo Punya Potensi Kena Perkara Baru Jika 'Kasus' Ini Terbukti
Pertama Ferdy Sambo meminta Bripka RR untuk menghadapnya di lantai 3 rumah pribadinya di Saguling.