Ismail Bolong dalam video itu menegaskan apa yang dia katakan tidaklah benar.
Selain itu ia menyebut bahwa Kabareskrim juga tidak pernah mengirimkan uang kepada Brigjen Hendra.
BACA JUGA:Sebaran Covid-19 Capai 3.662 Kasus Baru, DKI Jakarta Tertinggi
BACA JUGA:Sekolah Satu Atap Dibangun di Tanah Sereal Kota Bogor, Naungi SD dan SMP, Anggarannya Rp 25 M
Video testimoni itu akhirnya ia buat karena terpaksa setelah mendapat ancaman dari Brigjen Hendra, sehingga memberikan testimoni soal Kabareskrim telah menerima setoran uang darinya.
"Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra," ucap Ismail Bolong.
"Pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau nggak melakukan testimoni," tambahnya.
Pada saat itu Ismail mengaku diminta Brigjen Hendra datang ke sebuah hotel yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kemudian disitu ia telah diberikan kertas berisi testimoni terkait Kabareskrim Polri, lalu ucapannya direkam dengan ponsel.
BACA JUGA:Menggembirakan, Target Tol Cileunyi Sumedang Dawuan Operasi Bulan Depan
BACA JUGA:Aaron Carter Meninggal Misterius, Ditemukan Tenggelam di Bathtup Kamar Mandi
"Jadi saya mengklarifikasi. Saya nggak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim apalagi pernah saya ketemu Kabareskrim," pungkas Ismail.
Brigjen Hendra Kurniawan dikatakan oleh Ismail Bolong sempat menelponnya sebanyak tiga kali.
Dari panggilan telepong itu, Ismail Bolong disuruh Brigjen Hendra untuk membacakan tulisan testimoni yang telah disediakan.
"Saya ditelepon oleh pak Hendra tiga kali melalui HP salah satu HP Paminal Mabes. 'Kamu harus bikin testimoni' katanya," tandas Ismail Bolong.
"Saya tidak bisa bicara pada saat itu masih di Polda pada saat itu. Akhirnya dipindah di hotel sudah ada kertas untuk membaca," tuturnya menambahkan.