Berdasarkan pengakuan MFB, pelaku merupakan anak anggota Polri yang menjabat sebagai Inspektur Pengawas Daerah di sebuah Polda.
BACA JUGA:Anak Kombes 'Bertingkah' di PTIK, Berani Pukul Teman Sendiri, Polres Jaksel Langsung Olah TKP
BACA JUGA:Keluarga Korban Minta Kasus Tragedi Kanjuruhan Ditangani Bareskrim, Kuasa Hukum Ungkap Alasannya
"Anak saya bilang, dia (RC) anak kombes, Bu. Pelatih aja takut sama dia karena di mana-mana dia bikin masalah selalu bawa-bawa nama anak Kombes," terangnya.
Yusna mengaku bahwa pihaknya sudah dihubungi oleh sang kombes yang merupakan orang tua dari terduga pelaku.
Tanggapi hal itu Yusna katakan pihak keluarga korban tetap ingin melanjutkan penanganan kasus ini secara hukum.
BACA JUGA:Berkat Cristiano Ronaldo, Portugal Diramal Bakal Jadi Juara di Piala Dunia Qatar 2022
“Sudah dihubungi oleh bapak terlapor. Kami tetap ingin melanjutkan secara hukum. Tidak mau damai biar ada efek jera, karena ini bukan sekali dua kali dia melakukannya,” tegasnya.
Berdasarkan keterangan anaknya, penganiayaan yang dilakukan RC, perkara topi yang dituduh disembunyikan oleh MFB, terjadi di depan pelatih bimbingan belajar.
Namun, pelatih itu hanya bisa terdiam dan tidak melakukan apa-apa untuk melerai.
BACA JUGA:Ini Alasan Ubi Jalar Bisa Jadi Camilan Sehat Sempurna untuk Bantu Turunkan Berat Badan
Belakangan setelah kasus ini menjadi perhatian publik, pihak bimbingan belajar meminta agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan, namun pihak keluarga korban menolak tawaran tersebut.
"Sebelum media nasional ngangkat kasus ini, kami tidak diajak mediasi dari pihak bimbel maupun orangtua terlapor, Baru setelah ter-share di media (mereka mengajak mediasi). Kami jawab secara normatif untuk diselesaikan secara hukum," tukasnya.