JAKARTA, DISWAY.ID-- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menanggapi aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung pada Rabu pagi 7 Desember 2022 pukul 08.25 WIB.
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mau dijadikan alat yang berbahaya serta waspada terhadap pengaruh buruk dari ideologi berbasis kekerasan.
BACA JUGA:BNPT Ungkap Alasan Pelaku Bom Bunuh Diri Mengincar Polisi dalam Melakukan Aksinya
“Jangan mau diri kita digunakan sebagai alat. Untuk misi mereka. Ini sebuah kehidupan yang dinamis. Jadi kita hidup bukan pada ruang vacum ini. Kita dalam sebuah ruang yang sangat dinamis,” ujar Komjen Boy kepada wartawan, Rabu 7 Desember 2022.
“Sangat penuh dengan dinamika, sangat penuh dengan pengaruh-pengaruh, baik dan pengaruh buruk. Tidak semua penetrasi nilai-nilai yang datang kepada diri kita itu sebuah kebaikan,” jelasnya.
“Jadi ini sebuah kehidupan nyata yang harus kita antisipasi bersama, karena peristiwa ini bisa terjadi menyasar kepada siapa saja, bisa menjadikan siapa saja menjadi target, bisa siapa saja menjadi bagian itu,” tambahnya.
Sebelumnya, Komjen Boy juga sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena menurutnya, ini merupakan bentuk virus radikal terorisme dan pihaknya bersama tim forensik masih terus melakukan olah TKP untuk mendalami identitas pelaku bom bunuh diri tersebut apakah pengikut salah satu organisasi terlarang.
BACA JUGA:Simak Fakta Unik Serial Netflix 'Wednesday' yang Sedang Ramai Diperbincangkan Pecinta Film
“Kita belum bisa mastikan. Tapi ini kan karakter-karakter yang selama ini misi-misi umumnya apakah JAD (Jamaah Ansharut Daulah) atau JI (Jamaah Islamiyah),” ujarnya kepada wartawan, Rabu 7 Desember 2022.
“Dengan cara-cara modus operandi seperti ini, jadi tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” tambahnya.
Komjen Boy juga menambahkan, pihaknya juga akan mendalami keterkaitan aksi ini dengan demokrasi, khususnya pesan soal KUHP yang ada di motor pelaku.