Dibuat dengan bahan yang lembut, elastis, dan nyaman saat digunakan untuk kegiatan berolahraga berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah, meredakan kekakuan otot dan mencegah ketegangan dalam latihan
Alat ini berfungsi menggunakan koneksi satelit yang mana cara kerjanya cukup sederhana denga mencatat gerakan, akselerasi, perubahan arah, jumlah benturan dengan bola, detak jantung.
Kemudian memberikan laporan tersebut kepada tim dokter kesehatan yang berada di tim.
BACA JUGA:Ngamuk, Lutung Liar Serang Warga Hingga Rampas HP Korban di Pandeglang
Ssecara langsung alat ini akan sangat berguna bagi pelatih untuk membuat keputusan saat pertandingan sedang berlangsung.
Seperti bermain video game dengan indikator stamina di tiap pemainnya. Namun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, data yang ada hanya boleh  dimanfaatkan sesudah pertandingan.
Pada awal mulanya hanya seseorang dengan pengetahuan khusus yang dapat membaca dan melakukan analisis data ini. Karena membaca ritme jantung yang dipadukan dengan daya jelajah memang sulit dilakukan.
BACA JUGA:Surya Paloh Pastikan Jhonny G Plate Dapat Bantuan Hukum dari NasDem
Tetapi seiring dengan kemajuan teknologi data tersebut sudah mudah dibaca berkat algoritma dari software bawaan. Bahkan langsung memberi penilaian, misalnya, fisik pemain sedang dalam masa kelelahan atau menurun.
Alat monitor berbasis data detak jantung dan GPS sudah jamak dipakai dengan beberapa variasi seperti jam tangan olahraga, chip di sepatu, hingga smartphone.
Pengembangan alat ini juga terus dilakukan dengan menambahkan sensor-sensor lain. Catapult Sport sebuah perusahaan dari Australia yang resmi bekerja sama dengan timnas Brasil mengklaim sedang mengembangkan alat yang dapat melakukan monitor terhadap keringat dan kortisol (hormon yang mengukur tingkat stres).
BACA JUGA:Kejagung Tegaskan Penahanan Jhonny Plate Tak Ada Unsur Politik
Sebenarnya ada banyak cara melakukan monitor kinerja pemain seperti di atas. Bahkan dengan cara paling sederhana sekalipun seperti mencatat titik aksi di lapangan seorang pemain secara manual. Namun cara ini tentu merepotkan dan butuh waktu yang tidak pendek.
Vest Chest Protector pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Catapult hasil kerja sama Australian Institute of Sport (AIS) dan Cooperative Research Centres (CRC).
Awalnya, teknologi ini digunakan untuk memaksimalkan performa atlet Australia dan pertama kali diperkenalkan di Melboune pada 2006.
BACA JUGA:Singgung Kerugian Negara Rp 8 Triliun, Surya Paloh Minta Kejagung Selidiki Mendalam