JAKARTA, DISWAY. ID – Kerusuhan masyarakat Pulau Rempang atas penolakan direlokasi karena akan dijadikan sebagai kawasan pembangunan eco city
Rencananya nantinya akan dibangun pabrik kaca Xinyi Glass yang juga akan memproduksi solar panel, di mana kawasan tersebut akan dikelola oleh PT Makmur Elok Graha.
Akan tetapi karena pemasalahan pembebasan lahan yang dianggap merugikan masyakarat setempat, maka terjadi penolakan.
Selain itu pernyataan Walikota Batam singgung masyarakat Rempang diungkap mantan Polisi.
Alfons Lemau yang merupakan mantan Polisi berpangkat Kolonel dan sekaligus Pengamat Kepolisian menjelaskan bahwa pernyataan Walikota Batam singgung masyarakat Rempang.
BACA JUGA:Jadwal Periksaan Siskaeee dan Virly Virginia Oleh Ditkrimsus PMJ
“Dari informasi di saluran terbuka si Walikota Batam yang namanya Muhammad Rudi yang mantan polisi entah apa sekolahnya itu, dia malah omong depan umum, udah beruntung kalian punya rumah itu sehari-hari berapa sih bisa Rp 10 juta hebat itu dan sebagainya,” terang Alfons.
“Sebagai Kepala Wilayah sebagai Bapak daripada masyarakat dia merendahkan dan dia ini punya kebodohan, karena dia sendiri juga asalnya tidak jelas,” tambah Alfons saat melakukan podcast bersama Sugeng Teguh Santoso yang merupakan Ketua Indonesia Police Watch.
Alfons menegaskan sebagai kepala daerah Walikota harusnya tahu tentang sejarah yang ada disana.
“Ada beberapa permasalahan yang belum selesai di situ,” papar Alfons di akun youtube @rknmedia.
Selain itu Alfons juga mempertanyakan tindakan dari pihak kepolisian yang datang menggunakan berbagai peralatan dan mengusir masyarakat.
Sedangkan Petrus Palestinus yang merupakan Kordinator Pergerakan Advokat Nusantara mengatakan bahwa dalam kasus Rempang ini bisa saja korbannya ada dua.