Serangan Udara Israel Jatuhkan Diduga 'Bom Fosfor' 6 Ton di Kamp Pengungsi, RS Indonesia di Jabaliya Kebanjiran Kantong Jenazah

Rabu 01-11-2023,09:33 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

Israel, sejauh ini, telah membunuh lebih dari 8.500 warga Palestina di Gaza, termasuk 3.457 anak-anak, dan melukai lebih dari 23.000 orang. 

BACA JUGA:Geram! Erdogan Kecam Sikap Barat Terhadap Dukungan ke Israel: Apakah Anda Ingin Menciptakan Perang Salib Baru!

BACA JUGA:Putus Asa Akibat Pengepungan dan Pengeboman Israel, Ribuan Warga Palestina Serbu Gudang PBB

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina dan organisasi internasional menyebutkan bahwa mayoritas korban tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Militer Israel mengatakan serangan itu menewaskan seorang komandan senior Hamas dan “infrastruktur teror bawah tanah” di bawah bangunan runtuh setelahnya.

Militer Israel mengatakan,  bahwa sejumlah besar teroris dari Batalyon Jabalia Pusat Hamas yang bersama komandan pada saat itu juga tewas.

Belakangan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah melakukan serangan besar-besaran terhadap teroris dan infrastruktur teror milik Batalyon Jabaliya Pusat dan membunuh komandannya, Ibrahim Biari.

“ Serangan itu merusak komando dan kendali Hamas di wilayah tersebut, serta kemampuannya mengarahkan aktivitas militer terhadap tentara IDF yang beroperasi di seluruh Jalur Gaza,” tambahnya.

BACA JUGA:Banyak Anak Palestina Terbunuh, Menteri Pendidikan Gaza Umumkan Tahun Ajaran 2023/2024 Telah Berakhir

BACA JUGA:Zionis Israel Bombardir Tanpa Henti di Gaza hingga Menyasar RS Indonesia, WHO Teriak Gencatan Senjata

Sayap militer Hamas mengatakan para pejuangnya telah menyerang empat kendaraan militer Israel di Gaza selatan, menembaki tank dan buldoser di barat laut Gaza, dan menyergap unit Israel di timur laut.

Hamas dan kelompok Palestina lainnya juga terus menembakkan roket ke Israel. Empat orang di kota pesisir Ashdod terluka dalam dua serangan.

Gaza berada di bawah pengepungan militer Israel yang ketat sejak tahun 2007, menyusul pemilu demokratis di wilayah pendudukan Palestina, yang hasilnya ditolak oleh Tel Aviv dan Washington.

 

 

Kategori :