Pertama terjadi pada bulan November ketika Amerika memveto resolusi yang diusulkan Brazil yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di wilayah kantong yang terkepung.
BACA JUGA:Iran Persenjatai Drone Karrar dengan Rudal Udara ke Udara, Amerika dan Israel Ketar Ketir
BACA JUGA:Indonesia Kecewa DK PBB Gagal Adopsi Resolusi Gencatan Senjara di Gaza
Negara-negara Arab dan Islam mengkritik AS karena menggunakan hak vetonya terhadap resolusi tersebut.
Menurut kantor berita Wafa, presiden Palestina memperingatkan bahwa kebijakan Amerika terhadap Israel telah menjadi bahaya bagi dunia dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Presiden Palestina mendesak komunitas internasional untuk “mencari solusi untuk mengakhiri perang genosida Israel di wilayah pendudukan Palestina, khususnya di Gaza, sebelum krisis berbahaya ini meningkat menjadi perang agama yang mengancam seluruh dunia.”
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza, menewaskan 17.700 orang, 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta melukai 48.780 lainnya.
BACA JUGA:'Komandan' Pasukan 'Julid Fii Sabilillah' Perintahkan Serang Politisi dan Pemerintahan Israel
Selain kerusakan infrastruktur besar-besaran, yang digambarkan oleh pejabat Palestina sebagai bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengomentari veto AS, utusan Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun menuduh AS munafik karena memaafkan berlanjutnya pertempuran sambil mengaku peduli terhadap kehidupan dan keselamatan orang-orang di Gaza.
Zhang Jun juga mencatat bahwa alasan Washington sangat lemah.
Sejak konflik pecah pada awal Oktober, AS telah memblokir beberapa resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Operasi Bantuan Gaza Tidak Berkelanjutan, Kata PBB.
BACA JUGA:Nggak Habis Pikir! AS Minta Kongres Setujui Tambah Pasokan 40.000 Amunisi Tank ke Israel