JAKARTA, DISWAY.ID -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, buka suara perihal ramainya pembahasan mengenai ASI bubuk.
Menurutnya, sudah ada protokol tetap mengenai penyimpanan ASI.
BACA JUGA:BKKBN: Bonus Demografi Berakhir 2035, Tantangan Indonesia Hadapi Population Ageing
BACA JUGA:Viral Pil KB Picu Kanker Payudara, Kepala BKKBN Ingatkan Jangan Asal Minum dan Wajib Periksa
Pengaturan suhu menjadi kunci berapa lama ASI bisa dibekukan sebagai asupan si kecil.
"Misalkan untuk daya tahan sekian jam, harus sekian derajat Celcius," papar Hasto di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.
Hasto juga menilai bahwa metode pembekuan (freezing) jauh bisa dipercaya dibanding freeze-drying atau ASI bubuk.
"Dalam bentuk lain (misalnya serbuk), saya kira sudah ada pembawanya, partikel lain yang membawa itu," tutur Hasto.
BACA JUGA:Vasektomi Beda dengan Kebiri, BKKBN Jamin Aman!
Oleh karena itu, lanjutnya, ASI yang dibekukan masih pure atau murni. ASI bubuk sendiri menggunakan metode freeze-drying atau lyophilization.
Dalam prosesnya, ASI dibekukan dalam suhu ekstrem -50 derajat Celcius selama 3-5 jam. Lalu, ASI disublimasi hingga menjadi bentuk serbuk atau bubuk.
Pembuatan ASI bentuk bubuk ini viral di media sosial dan menjadi perhatian warganet.
Diketahui, metode freeze-drying dapat memperpanjang umur simpan ASI dari yang semula 6 bulan di dalam freezer menjadi 3 tahun.
BACA JUGA:BKKBN Sosialisasi Penurunan Stunting Anak, Hamil di Atas Usia 35 Tahun Berisiko Tinggi