Bahkan, pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bisa menyerang susunan saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pancreatitis), hingga kehilangan pendengaran.
"Untuk itu, orang tua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi."
BACA JUGA:Tak Semua Rumah Sakit Terapkan KRIS, RS Jiwa Salah Satunya
BACA JUGA:7 Ciri-Ciri ISPA pada Anak yang Harus Diwaspadai dan Cara Mencegahnya
Dengan keparahan risiko tersebut, sangat penting untuk melakukan langkah pencegahan, salah satunya melalui imunisasi MMR (measles, mumps, rubella).
"Pemberian imunisasi MMR sejak usia 1 tahun tidak hanya mampu melindungi anak sebagai seorang individu terhadap gondongan, tetapi juga membantu mencegah penyebaran gondongan di lingkungan sekitar individu yang mendapatkan imunisasi tersebut," tuturnya.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023, vaksin MMR perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali.
Dosis pertama MMR saat anak usia 12-18 bulan, sedangkan dosis kedua pada usia 5-7 tahun.
Pemberian dua dosis vaksin MMR ini terbukti 88 persen efektif melawan gondongan.
BACA JUGA:Wamenkes Klaim 79,05% RS Siap Terapkan KRIS, Penuhi 12 Kriteria
BACA JUGA:Cara Top Up Kelas BPJS Kesehatan Pakai Asuransi Swasta
Selain imunisasi, lanjut Anggraini, kebiasaan atau pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan.
“Bagi orang tua, jangan lupa untuk memastikan anak telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan, agar-anak dapat terlindungi dari berbagai penyakit menular, salah satunya gondongan. Karena pemberian imunisasi merupakan bentuk upaya kita bersama, dalam membangun masyarakat yang lebih sehat,” tutup dr. Anggraini.