JAKARTA, DISWAY.ID – Guru honorer Supriyani Ungkap Bupati Konawe Selatan singgung karier dan buat SKCK sebelum keluarkan surat kesepakatan damai dengan Aipda Wibowo Hasyim.
Selain itu Supriyani juga bantah kesepakatan damai usulan Bupati Konawe Selatan dan mengatakan bahwa dirinya telah menyerahkan semua pada kuasa hukum.
Selain itu Supriyani yang merupakan guru honorer SDN 4 Baito, Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengatakan kalau untuk maaf-maafan dirinya tidak masalah.
Dalam pertemuan dengan Aipda Wibowo Hasyim anggota kepolsian Polsek Baito yang merupakan orang tua terduga korban kekerasan, juga dihadiri Surunuddin Dangga yang merupakan Bupati Konawe Selatan.
Supriyani mengungkapkan bahwa Bupati menyampaikan jika dirinya masih memiliki karier dan membutuhkan kepolisian sebelum menyepakati surat perdamaian pada 5 November 2024.
“Pak Bupati mengatakan bahwa saya masih memiliki karier yang panjang dan juga membutuhkan kepolisian dalam mengurus SKCK,” terangnya.
“Kalau untuk maaf-memaafkan saya sebagai manusia, sya minta maaf, tapi kalau untuk untuk mengakui kesalahan saya tidak siap,” tambahnya dalam sebuah wawancara di televisi swasta.
Supriyani juga mengakui jika Bupati tidak menyuruhnya mengakui kesalahan, namun mengatakan untuk atur damai saja.
BACA JUGA:Guru Honorer Supriyani di Atas Angin, Kuasa Hukum: Saksi Ahli Ungkap Banyak Prosedur yang Salah
BACA JUGA:Razman Nasution Curiga Ada Kejanggalan Proses Penyidikan, Polisi Pastikan Sudah Sesuai SOP
Adanya surat perdamaian tersebut juga membuat kuasa hukumnya Andre Darmawan selaku kuasa hukum Supriyani yang juga dari LBH Himpunan Advokat Muda Indonesia atau HAMI sangat kecewa.
Bahkan Andre mengatakan bahwa dirinya telah memecat salah satu anggota tim kuasa hukum Supriyani karena tidak teliti dalam mengawal pertemuan antara Supriyani dengan orang tua korban serta Bupati.
Menurut Andre, jika pertemuan itu hanya sekedar maaf memaafkan tidak masalah, namun dirinya menyayangkan adanya surat perdamaian.