BACA JUGA:Kuasa Hukum Tersangka Penganiayaan Sekuriti RS Bantah Intimidasi Korban dan Punya Bekingan Polda
DMH mengaku telah menerima bantuan tersebut masing-masing sebanyak dua kali sebesar Rp. 750.000.
Sedangkan yang diterima oleh DMH tidak seusai dengan jumlah bantuan yang telah diterimanya.
“Yang pertama langsung dimasukkan ke SPP tanpa saya tahu wujud uangnya. Yang kedua, dipotong Rp150 ribu,” kata dia.
Dengan adanya pemotongan yang dilakukan pihak sekolah, DMH langsung mengungkapkan pendapatnya melalui media sosial.
Dalam unggahan yang diunggah DMH memperliatkan gambar manusia berkepala tangan yanh sedang memegang puluhan lembaran uang dengan pecahan Rp. 100.000 dengan latar belakang gedung sekolah.
BACA JUGA:Pihak Korban: Tidak Ada Kata Damai dengan Pelaku Penganiayaan Sekuriti RS Mitra Keluarga Bekasi
BACA JUGA:Polisi Tetapkan AF Sebagai Tersangka Penganiayaan Sekuriti RS Mitra Keluarga!
Namun, kritikan yang disampaikan oleh DMH dianggap sekolah sebagai bentuk pencemaran nama baik.
“Saya hanya curhat, ingin sekolah saya lebih baik, tapi pihak sekolah menganggap saya mencemarkan nama baik,” jelas DMH.
Selepas itu, DMH dipanggil pihak sekolah untuk melakukan mediasi dengan sejumlah jajaran seperti wali murid dan lainnya.
Dalam mediasi, DMH menyampaikan bahwa dirinya merasa mengalah karena khawatir akan menghambat kelulusannya.
Tidak hanya sampai situ, pasca mediasi DMH kembali menyuarakan kekecewaannya lewat unggahan media sosialnya.
BACA JUGA:Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan Sekuriti RS Mitra Keluarga Setiba dari Pontianak
Melihat unggahan dari korban, pelaku berinisiatif untuk mendatangi DMH ke sekolahnya pada Senin, 19 Mei 2025.