JAKARTA, DISWAY.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan rencana ambisius untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) secara masif dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Setiaji, S.T., M.Si selaku Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan & Ketua Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan (TTDK), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan fokus utama inisiatif ini adalah pengembangan tiga teknologi berbasis AI inovatif, dengan salah satunya adalah 'ChatGPT versi kesehatan' yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan sektor medis di Indonesia.
BACA JUGA:Siap-Siap! Kemenkes Akan Buat Peraturan Larangan Jual Rokok di Bawah 21 Tahun
Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi diagnosis, dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Tiga Pilar Teknologi AI Andalan Kemenkes
Pengembangan teknologi AI ini akan berpusat pada tiga area kunci yang saling mendukung:
1. Sistem Diagnostik Berbasis AI
Teknologi ini akan menjadi asisten canggih bagi tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit. Dengan kemampuan menganalisis data pasien secara komprehensif, termasuk citra medis seperti X-ray dan MRI, serta riwayat kesehatan, AI dapat memberikan rekomendasi diagnosis yang cepat dan akurat. Ini akan mendukung keputusan klinis dokter secara signifikan dan berpotensi mengurangi angka kesalahan diagnosis.
BACA JUGA:KPK Selidiki Kasus Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes
"Jadi ada 3 use case yang kita sedang kembangkan. Satu yang berbasis imaging tadi ya, ada hasil X-ray, kemudian USG, dan kemudian juga ada MRI, itu bisa dianalisis menggunakan AI," ujar Setiaji kepada wartawan, Rabu 23 Juli 2025.
"Ada model-model yang sudah berkembang di berbagai negara, misalnya paru-paru, itu bisa dikenal menggunakan AI lebih dari 30 penyakit. Dari bronchitis, pneumonia, kemudian sisma, dan macam-macam ya. Termasuk kemudian dari otak itu lebih banyak lagi bisa dikenal dengan menggunakan AI," tambahnya.
2. Manajemen Data Kesehatan Terintegrasi dengan AI
Kemenkes berencana memanfaatkan AI untuk mengelola dan menganalisis volume data kesehatan yang sangat besar. Data ini mencakup rekam medis elektronik, data epidemiologi, hingga hasil penelitian.
Melalui AI, data dapat diintegrasikan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola penyakit, memprediksi potensi wabah, serta merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran dan berbasis bukti.
BACA JUGA:Kemenkes Belum Tetapkan Vaksin RSV sebagai Program Nasional, Ini Alasannya