Dosen UGM Soroti Keracunan Massal MBG: Dipicu Bahan Baku dan Alat Masak yang Tak Higienis

Senin 06-10-2025,18:13 WIB
Reporter : Hasyim Ashari
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID – Kasus keracunan massal yang terus berulang dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah mendapat sorotan tajam dari akademisi.

Dosen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Bayu Satria Wiratama, menganalisis bahwa akar masalah utama terletak pada kegagalan higiene skala besar.

BACA JUGA:Kampung Sunyi 'Suwirjo': Wahana Horor Bernuansa Jawa Hadir di Gading Serpong Oktober 2025 Ini

BACA JUGA:GEGER! Macan Tutul 'Nongkrong' di Depan Kamar Hotel Bandung, BBKSDA Pastikan Liar

Permasalahan ini terjadi pada bahan baku yang terkontaminasi dan pencucian serta sterilisasi alat masak yang tidak memadai.

"Hasil kajian, kami menemukan berbagai hal penyebab risiko keracunan pangan yang ada di program MBG, mulai dari bahan baku, proses pencucian, penyimpanan, pemasakan, distribusi, hingga konsumsi,” ujarnya, dikutip Senin 6 Oktober 2025.

Berikutnya, ditemukan adanya SPPG yang tidak menyimpan bahan baku di freezer, melainkan di suhu ruang. 

"Jarak waktu ke pengolahan juga cukup lama kurang lebih dua jam kemudian baru diolah. Makanan dibiarkan terlalu lama di suhu ruang, maka kualitasnya akan menurun,” ujarnya.

BACA JUGA:DLH DKI Jakarta Angkut 126,65 Ton Sampah Sisa Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas

Temuan paling serius terjadi pada titik keempat, yakni proses pemasakan. Ia menjelaskan bahwa jeda waktu antara selesai memasak hingga penyajian mencapai 4–6 jam, melebihi batas aman maksimal 2–4 jam pada suhu ruang.

Bayu menambahkan, ditemukan juga kasus api kompor dibiarkan kecil karena gas hampir habis, menyebabkan makanan tidak matang sempurna, serta tidak adanya pengendalian mutu (quality control) terhadap tingkat kematangan makanan.

"Proses pemasakan untuk lebih dari 1.000 porsi dalam waktu 40 menit hingga dua jam tanpa quality control sangat berisiko tinggi terhadap keamanan pangan,” jelasnya.

Desak Audit Menyeluruh

Menanggapi kasus keracunan yang terus berulang, pakar UGM ini mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah darurat, termasuk:

BACA JUGA:Kejaksaan Sita 6 Smelter Ilegal, Prabowo Ungkap Potensi Monasit Capai 200.000 Dolar AS per Ton

- Audit Mendadak dan Menyeluruh: Melibatkan ahli gizi, epidemiolog, dan BPOM untuk mengaudit seluruh proses di dapur MBG, mulai dari procurement (pengadaan), penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi.

Kategori :