JAKARTA, DISWAY.ID – Isu mengenai sumber air minum dalam kemasan (AMDK) yang dituding berasal dari sumur bor dan bukan langsung dari permukaan pegunungan memicu kehebohan dan pertanyaan publik mengenai standar keamanan dan dampaknya bagi kesehatan.
Keraguan muncul karena air sumur bor sering dikaitkan dengan risiko pencemaran mikrobiologis.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Diminta Urungkan Niat Bentuk Komite Reformasi Polri, Ada Apa?
BACA JUGA:Satgas PHK Dikritisi, Jampidsus Febrie Dilaporkan ke Prabowo!
Namun, para ahli menegaskan bahwa istilah "sumur bor" tidak secara otomatis berarti air tersebut tidak aman, melainkan harus dilihat dari kedalaman sumber air dan proses pengolahannya.
Pakar hidrogeologi sebelumnya telah menjelaskan bahwa air yang diambil melalui sumur bor dari akuifer dalam yang terlindungi secara geologis cenderung lebih murni dan aman daripada air tanah dangkal.
Air yang digunakan oleh produsen AMDK besar biasanya diambil dari kedalaman yang telah teruji dan terbukti tidak terpengaruh oleh aktivitas permukaan.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Kaget Air AQUA Ternyata dari Sumur Bor, Ini Penjelasan Danone dan Kritik YLKI
Lalu, bagaimana tinjauan dari sisi mikrobiologi, yang menjadi penentu utama kelayakan air minum?
Dr. dr. Wulan Sari, Sp.MK., seorang dokter spesialis mikrobiologi klinis, menjelaskan bahwa bahaya kesehatan dari air minum sangat bergantung pada ada atau tidaknya mikroorganisme patogen, bukan pada metode pengambilannya (sumur bor atau mata air).
"Air sumur bor yang dangkal memang sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri, terutama kelompok Coliform dan Ecoli, yang merupakan indikator adanya kontaminasi kotoran manusia atau hewan. Kontaminasi ini bisa menyebabkan penyakit bawaan air seperti diare, disentri, dan kolera," jelas Dr. Wulan saat dihubungi Disway.id, Jumat 24 Oktober 2025.
Namun, Dr. Wulan menegaskan bahwa air yang digunakan oleh industri AMDK wajib memenuhi standar keamanan yang sangat ketat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), salah satunya adalah parameter mikrobiologi.
“Jika air itu berasal dari sumur bor dalam, sudah melalui penyaringan alami yang baik, dan yang terpenting, telah diolah dan distrerilisasi secara ketat oleh pabrik misalnya dengan ozonisasi atau sinar UV maka risikonya sangat kecil. Kehadiran E. coli atau Total Coliform dalam 100 ml air minum kemasan haruslah nol,” tegasnya.
Uji Laboratorium dan Sterilisasi
Menurut Dr. Wulan, proses penjaminan mutu di AMDK melibatkan dua faktor utama yang membedakannya dengan air sumur bor biasa: