Terkait hal ini, Nidia mengatakan Lippo Mall telah menyediakan aplikasi styles yang menghubungkan seluruh tenant di jaringan Lippo Malls.
"Program ini tidak hanya memberikan reward point dan promo eksklusif, tetapi juga memungkinkan personalisasi pengalaman belanja berdasarkan preferensi pengguna," ungkapnya.
Menurutnya, dengan adanya aplikasi tersebut, pihak manajemen bisa memahami perilaku pengunjung secara lebih akurat.
"Sehingga strategi event, promosi, dan tenant placement dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar di setiap lokasi," imbuhnya.
Bukan hanya itu, saat menyambut natal nanti, Nidia mengatakan manajemen Lippo telah menyiapkan berbagai rangkaian acara.
"Momentum Natal ini kami manfaatkan untuk mendongkrak traffic pengunjung dengan menghadirkan suasana perayaan yang hangat dan penuh keceriaan bagi seluruh keluarga," paparnya.
Adapun sejumlah kegiatan yang akan digelar itu memiliki konsep family experience, mulai dari beragam event anak-anak seperti kids performance, creative workshop, hingga character meet & greet, serta program belanja menarik dan holiday rewards bagi para pengunjung.
"Selain itu, dekorasi tematik Natal di setiap mal juga akan dihadirkan untuk memperkuat atmosfer perayaan dan memberikan pengalaman berkunjung yang lebih menyenangkan selama masa liburan sekolah dan akhir tahun," ungkapnya.
BACA JUGA:Pengusaha Ritel di Mal Keluhkan Fenomena Rojali dan Rohana, Apa Sebabnya?
Suasana lorong di salah satu mal di Jakarta sepi tanpa aktivitas jual beli--Anisha Aprilia
REI Turun Tangan: Konversi adalah Kunci
Merespons kelesuan ini, Bambang Eka Jaya selaku Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Informasi dan Telekomunikasi Digital Properti Real Estate Indonesia mendorong para pengembang dan pemilik mal untuk segera banting setir, melakukan adaptasi radikal sebelum terlambat.
Solusi yang didorong adalah konversi atau alih fungsi bangunan.
"Sebenarnya kalau kita bicara mal itu kan lebih ke arah gaya hidup ya. Jadi dengan kondisi saat ini kan kita melihat bahwa pengunjung-pengunjung mal sebagian itu sudah menggunakan sistem online kan, mereka menggunakan web source untuk belanja, mereka menggunakan online shopping gitu ya. Sehingga memang membuat persaingan itu," ujar Bambang Eka Jaya saat dihubungi Disway.id, Rabu 29 Oktober 2025.
"Tidak perlu hanya di toko atau di outlet gitu, tapi juga di online sistem dan online itu makin tumbuh dan berkembang gitu lah. Makanya yang harus dilakukan oleh mal adalah tentu lakukan konversi ya," sambungnya.
Bambang Eka Jaya mendorong agar para pengelola pusat perbelanjaan mulai memetakan ulang potensi properti mereka. Konsep mixed-use development (pengembangan terpadu) menjadi primadona yang paling disarankan.