Ramu Umar

Umar Patek dan kemasan Kopi Ramu, brand kopi yang dijual di Hedon Estate.--
"DULU meramu bom, kini meramu kopi", judul Harian Disway kemarin.
Itulah Umar Patek –terpidana teroris Bom Bali. Kini ia punya brand kopi Ramu –coba Anda baca dari belakang, Anda akan tahu kenapa nama kopi itu Ramu.
Kopi Ramu diresmikan Selasa malam kemarin –saya diundang hadir. Saya dan Umar Patek duduk satu sofa di acara itu –sehingga bisa banyak ngobrol dengannya.
Kopi Ramu hadir di kompleks kafe Hedon Estate di daerah Ngagel, Surabaya. Pemilik Hedon, drg David Andreasmito, teman baik saya –juga teman baik banyak orang. Ia juga punya kafe yang tidak kalah hedonnya di Banyuwangi –juga dengan nama Hedon.
Segala macam mobil mewah dipajang di dua kafe itu –sekaligus sebagai showroom mobil-mobil koleksinya. Terlihat juga banyak moge yang selalu ditampilkan mengilap.
David seorang Kristen –meski saya lihat lebih ke kejawen. Saya punya beberapa teman Tionghoa berjiwa kejawen seperti David.
"Umar Patek sekarang punya usaha bisnis kopi dibantu seorang Kristen," ujar Islah Bahrawi, pengamat terorisme terkemuka Indonesia. Itu menandakan Umar Patek sudah tidak radikal lagi.
Saya memang menghubungi Bahrawi. Saya bertanya kepadanya, di mana posisi Umar Patek dalam peta jaringan teroris dunia. Ia, katanya, golongan yang sudah insaf.
Drg David tahu Umar sudah dua tahun bebas dari penjara Porong, Sidoarjo. Ia sudah menjalani hukuman 10 tahun dari vonis 20 tahun. Ia boleh hidup di luar penjara. Dengan pengawasan. Saat itulah drg David ke rumahnya di Sidoarjo.
"Sudah punya pekerjaan apa?" tanya drg David.
"Masih menganggur. Tidak punya pekerjaan," jawab Umar.
"Mau kerja?"
"Mau."
"Bisa apa? Punya kemampuan apa?"
"Tidak punya kemampuan apa-apa," jawabnya.
Umar Patek (tengah) bersama dr David (kiri) saat peresmian Kopi Ramu.--
Tidak punya kemampuan apa-apa itu tidak sepenuhnya benar. Di tengah nganggurnya itu, ia bergabung dengan Galeri Makro. Yakni, perkumpulan orang-orang yang punya hobi memotret dengan teknik makro. Yakni, memotret objek yang amat kecil bisa terlihat besar. Misalnya, memotret serangga.
Umar tenggelam di hobi itu. Awalnya ia memotret pakai HP yang di kameranya ditambah kamera khusus: lensbong –lensa bongkaran. Arif Basuki yang mengajari Umar memotret makro.
"Mengajarinya dari nol. Sekarang Umar punya level 8," ujar Arif.
Banyak anggota Galeri Makro yang ikut hadir di peresmian kopi Ramu. Termasuk ketuanya: Danny Andika –tim sukses Jenderal Andika saat nyalon gubernur Jateng tahun lalu. Mereka umumnya di level 9 dan 10.
Arif dan Denny, misalnya, sudah bisa hidup dari fotografi makro. Penghasilannya dolar. Banyak foto makronya yang diunggah di Instagram. Lalu, ada yang membeli. Seperti Denny, sudah lebih 1.000 foto yang diunggah di IG.
"Anda sudah mengunggah berapa foto di IG Anda?" tanya saya kepada Umar Patek.
"Sudah 300-an," jawabnya.
Foto-foto makro karya Umar pun ditampilkan di layar di acara peresmian Ramu kemarin.
Saat ke rumah Umar Patek, David disuguhi kopi. Umar sendiri yang membuat kopi itu.
"Ini enak," ujar David mengenang saat itu. "Kopi apa ini?" tanyanya.
"Ini kopi rempah," jawab Umar. "Saya dapat resepnya dari ibu. Ibu dapat dari nenek," jawab Umar.
Dari situlah ide kopi tersebut lahir: bikin kopi Ramu. David pun "menyekolahkan" Umar ke seorang temannya yang ahli sangrai. Semula teman itu tidak mau mengajar mantan teroris. Takut. David meyakinkannya.
Penolakan seperti itulah yang dialami Umar selama dua tahun. Tidak bisa berhubungan dengan orang lain. Tidak bisa mendapat pekerjaan. Selalu ditolak orang.
Maka, ketika ada tawaran buka bisnis kopi di properti drg David, Umar kaget. Lalu, bertanya, apakah itu tidak akan membuat drg David sulit. Yang ditanya justru balik bertanya: apakah Umar mau. Terutama karena David seorang Kristen.
Mereka pun sepakat. Umar ingin menunjukkan sikap barunya. Tidak lagi ekstrem. "Bekerja sama dengan orang Kristen pun tidak apa-apa."
Kini, di usia 59 tahun, Umar mulai usaha bisnis. Bahwa nama bisnis kopinya harus dibaca secara terbalik itu mengandung makna khusus: hidupnya sudah berbalik. Dari menyajikan kepahitan kepada umat manusia ke memberikan kebahagiaan lewat kopi ramuannya.
Di Sidoarjo kini Patek hidup berdua dengan istrinya. Mereka belum dikaruniai anak. Perkawinan itu sudah berumur 27 tahun.
Istri Umar adalah seorang putri sulung pendeta Kristen Katolik di Filipina. Keluarga istri itu tinggal di Kota General Santos.
Sang putri masih kelas II SMA negeri di General Santos. Dia masuk Islam. Ketika orang tua marah, dia justru "lari" ke basis Islam di dekat Kotabat –lima jam naik mobil dari General Santos. Dia meneruskan sekolah SMA di kamp militan Filipina Selatan.
Saat itu Umar sudah bergabung ke kelompok militan Islam di Moro. Begitu mendengar ada gadis yang baru saja lari ke kamp militan, Umar mengatakan ingin mengawini gadis itu. Padahal, Umar belum tahu namanyi. Belum tahu wajahnyi.
Umar langsung menghadap komandan kamp militan. Ia menyatakan ingin mengawini gadis itu. Meski belum melihat sendiri wajah si gadis, hatinya sudah terpikat.
"Saya di sini hanya guru, bukan orang tuanyi," ujar komandan militan di kamp itu. "Kalau mau mengawininyi, harus datang ke orang tuanyi," tambahnya.
Umar pun pergi ke General Santos. Ia menemui orang tua si gadis. Ia melamar.
"Bagaimana mau mengawininyi. Dia masih sekolah SMA," reaksi sang ayah.
"Tidak akan mengganggu sekolah. Setelah pernikahan, seminggu kemudian boleh masuk sekolah lagi," jawab Umar.
Setelah berhasil membuat calon mertua yakin, Umar mengajukan permintaan ke calon mertuanya itu. Yakni, agar mereka bersedia hadir dalam pernikahan mereka.
"Kami diminta hadir ke kamp militan? Mana bisa? Kami ini pendeta Kristen. Kami bisa dibunuh di sana," ujar calon mertua.
Umar pun menjamin keamanan mereka. Maka, saat pernikahan itu, calon mertua datang lengkap dengan saudara-saudaranya. Juga, dua adik calon istrinya.
Umar menyewa sebuah rumah di dekat kamp militan. Mereka bermalam di situ. Sampai hari pernikahan.
"Saya sulit membayangkan bagaimana bisa Anda mengundang orang luar masuk ke kamp militan...." kata saya kepada Umar.
"Jangan dibayangkan itu seperti barak militer," ujar Umar. "Itu seperti kampung biasa. Kampung terbuka. Luas kampung itu seperti satu kecamatan di sini," jawab Umar.
Pada hari perkawinan, Umar berhasil meyakinkan pimpinan kamp militan agar keamanan keluarga istrinya dijamin. Termasuk keamanan perasaan mereka. Salah satu caranya: menghapus adat yang bisa dianggap menakutkan.
Menurut Umar, di kamp itu perkawinan harus dilaksanakan dengan adat militan. Yakni, begitu mempelai selesai mengucapkan akad nikah, terdengarlah rentetan suara tembakan ke udara.
"Jangan lakukan itu. Nanti keluarga istri saya takut," pinta Umar.
Permintaan tersebut dipenuhi. Tidak ada tembakan ke udara.
Umar tidak lama di Filipina Selatan. Ia tidak aman. Sering jadi sasaran operasi militer. Beberapa kali juga Umar diberitakan tewas dalam sebuah operasi antiteror.
Ketika suasana tidak lagi aman, Umar meninggalkan Mindanao. Istri diajak serta. Umar menelusuri balik jalan ketika ia datang ke sana. Lewat Tawao (Sabah) ke Nunukan. Lalu, ke Tarakan dan ke Jakarta.
Tidak lama di Jakarta, Umar harus pergi ke Pakistan. Statusnya sudah buron teroris internasional. Kepalanya sudah seharga Rp 10 miliar. Amerika menjanjikan itu: barangsiapa bisa memberikan informasi tentang kebedaraan Umar Patek akan mendapat hadiah 1 juta dolar AS.
Umar pun harus mengurus paspor: di imigrasi Jakarta Timur. Pun, istrinya yang sebenarnya masih warga negara Filipina. Urusan paspor pun lancar. Pun istrinya, dapat paspor Indonesia. Waktu itu belum ada e-KTP.
Waktu mengurus paspor Umar menggunakan nama baru: Anis Ja’far Alawy. Ia pilih nama belakang Alawy berdasar pengalamannya selama di Afghanistan. Dengan nama belakang Alawy, urusan lancar. Itu nama yang sangat umum di sana –Pakistan, Iran, Irak, sampai Afghanistan. Yakni, nama yang memberikan asosiasi ke penganut Syiah.
Setelah mendapat paspor, Umar mengurus visa Pakistan di kedutaan Pakistan di Jakarta. Lancar. Sekali lagi, Alawy menjadi password-nya. Padahal, nama marga Umar yang asli adalah Bawazier. Baik dari bapak maupun ibunya.
Anda pun sudah tahu: Umar Patek ditangkap intelijen Amerika-Pakistan di Abbottabad. Itu tahun 2011.
Saya pernah ke Abbottabad. Sebelum Covid-19. Untuk ke Abbottabad itu, saya harus bermobil dari Islamabad ke arah timur laut. Melewati daerah miskin. Gersang. Bergunung. Kian ke timur laut kian tinggi pegunungannya.
Jalan raya itu, kalau terus ke timur laut, akan sampai di Provinsi Kunming, Tiongkok. Ada bus umum jurusan Pakistan–Tiongkok lewat Abbottabad.
Di Abbottabad tempat persembunyian Umar tidak jauh dari tempat persembunyian Osama bin Laden. Yakni, justru di dekat markas besar militer Pakistan. "Kian dekat markas militer kian aman," ujar Umar.
Kali ini tidak aman. Umar tertangkap. Bersama istrinya. Mereka dikirim ke Indonesia untuk diadili.
Tiga bulan kemudian Osama bin Laden tertangkap di sana dan tewas.
Begitu keluar dari penjara Porong dua tahun lalu, Umar langsung ke makam ayah dan ibunya. Sang ayah meninggal ketika Umar di Afghanistan. Sedangkan sang ibu meninggal saat ia di Filipina Selatan.
"Dari mana nama belakang Patek itu?"
"Itu nama pemberian dari media Amerika," jawabnya.
Namanya sendiri sebenarnya Umar bin bapaknya. Di kalangan teroris, ia dipanggil Pakde. Dari kata Pakde itulah jadi Patek. Kata Pakde bila diucapkan orang Amerika seperti berbunyi Patek. Jadilah nama Patek lebih dikenal di dunia.
Di kalangan keluarganya sendiri, Umar lebih dikenal sebagai Umar Kecil. Itu lantaran badannya yang memang kecil. Tingginya hanya 165 cm.
Dilihat dari tingginya, Umar terlihat kurang sehat. Lihat perutnya. Terlihat seperti kurang olahraga. Kurang identik dengan tubuh orang yang rajin olahraga. Jauh dari bisa disebut otentik tubuh seorang tokoh teroris dunia.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul 大同 Timur
my Ando
makin bnyk yg mengkudeta "pengecer pertamax" disway hehe
djokoLodang
-o-- KEDAP UDARA ... Di dalam terowongan tanpa udara seperti itu kereta bisa melaju dengan kecepatan 1000 km/jam. Apalagi roda keretanya tidak menempel di rel. Roda itu sedikit melayang di atas rel.... *) Berarti dinding kereta nya juga harus kedap udara. Ruangan di dalamnya kan harus ada udara. Untuk bernapas penumpangnya. --koJo.-
Mujiburohman Abas
Alhamdulillah bisa koment. Tapi karena tidak ada komentar pak Mirza, saya gak ada bahan.
Eyang Sabar56
Cuaca hujan terus. Bagi sebagian petani ladang, berat di ongkos. Ibarat pepatah lama : Bagaimana kerakap tumbuh di batu, Hidup enggan, Matipun tak mau. Banyak selamat tuk warga Tiongkok yang diberi fasilitas, kesempatan dan keleluasaan untuk melakukan riset dan inovasi lainnya. Disini? Di cuaca begini, yang lancar tidak butuh ongkos adalah riset gempa kecil di ranjang untuk menambah jumlah populasi. Hu.....huuiii.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
KESABARAN MEMBUAHKAN HASIL.. "Kesabaran masa kini pun membuahkan hasil." CHDI: Di gunung itu saya dipertemukan dengan seorang sopir. Ia biasa mengantar turis. Ia tidak bisa berbahasa Inggris. Tapi bahasa Mandarinnya mudah dipahami: tidak tercampur logat daerah. Ia tahu di mana pusat riset itu! @@@ Dulu, kesabaran berarti menunggu dalam ketidakpastian—seperti petani yang setia menanti musim panen meski langit lama tak hujan. Sekarang, kesabaran bukan hanya menunggu, tetapi juga bertahan: Menghadapi kesenjangan informasi, bahasa, dan sistem, sambil tetap mencari jalan. Dalam perjalanan siapalun, sabar adalah kunci. Informasi terbatas, sinyal hilang, cuaca dingin. Namun pak Dahlan tidak menyerah. Dan justru karena tidak memaksa— maka kesempatan muncul: Sang sopir yang “tidak bisa bahasa Inggris” menjadi jawaban. Bukan kebetulan, tapi buah dari bertahan. Kesabaran yang positif bukan sekadar menunggu pasif, menjaga harapan dan arah. Di masa lalu, ia menghasilkan panen. Di masa kini, ia mempertemukan kesabaran dengan pintu yang tak terlihat—hingga terbuka.
Achmad Faisol
pak DI, rek... bayem rine, ketan pulukane... ayem atine, keturutan karepe...
Em Ha
Bukan Beijing tapi Hokkian. Teman SD ku keturunan Tionghoa. Asal muasal kakek-neneknya dari Fujian dan Taiwan. Mayoritas Tionghoa Indonesia juga begitu. Banyak kosa kata bahasa Indonesia serapan Hokkian. Salah satunya "Pacul". Alat bertani pacul itu pun asal muasalnya dari china. 'Phah' artinya memukul, 'Tshoe' artinya mengungkit. Tidak heran material yang dipukul kebanyakan berawalan 'phah'. Paku, Pasak, Palu. Kira kira itu gambaran isi WA Group teman-teman SD. Sambil berseloroh aku komentar. Ada 2 anggota tubuh kita yang juga sering dipukul. Sama sama berawalan 'phah'. Paha dan Pantat. Apakah perlu di uji forensik. Keaslian asal muasalnya dari sana?.
Achmad Faisol
teman saya berkata, "mengapa pak JK kalah ketika pilpres...?" ia melanjutkan, "karena pak JK menggunakan slogan Lebih Cepat Lebih Baik... ibu-ibu ga mau memilih yang seperti itu..."
Abdul Wahid
Memvakum udara ya ...? Saya pikir itu ide yang brilian Berarti dengan tanpa udara maka hambatan dari udara bisa di hilangkan sehingga kecepatan bisa di tingkatkan. Seperti di ruang angkasa kenapa kita bisa mencapai kecepatan hingga 24.000km/jam ya karena di ruang angkasa tidak ada udara. Jika ini bisa di kembangkan lebih lanjut saya yakin suatu saat kecepatan di ruang angkasa yang mencapai 24.000km/jam bisa di capai tapi mungkin kita butuh terowongan yang lebih panjang seperti buatan CERN untuk membuat "partikel Tuhan/High Bosson" dulu.
Achmad Faisol
kadang ada melebih-lebihkan cerita... namanya juga tukang cerita... syahdan, setengah jam menjelang adzan, si kabayan mampir ke rumah seseorang yang katanya wali untuk diajak shalat jum'at bareng... "biar dapat berkah jalan sama wali," pikir kabayan... di depan rumah sang wali, kabayan diinfo bahwa sang wali shalat jum'at di mekkah... akhirnya kabayan berangkat shalat jum'at sendirian... pulang jum'atan kabayan mampir lagi ke rumah sang wali... sang wali menyambut dengan ramah, sambil menyediakan kurma hasil jum'atan di mekkah... pulang ke rumah kabayan menceritakan keajaiban sang wali kepada istrinya... istri kabayan heran, lalu bertanya, "bukankah bandung dan mekkah selisih 4 jam atuh, kang...? kok jum'atannya bisa bareng, ya... kumaha, atu...?" kabayan juga kebingungan...$#%^&#/*()
rmsambelidjo kediri
Khas org sepuh. Kl punya keinginan pokok e pokok kudu di lakoni. Tiba2 terbersit doa ke panjenengan Bah: semoga saat kelak nanti bener2 sudah sepuuh sekali, panjenengan dados tiyang sepuh yg penak open2nane. Aamiin
Gregorius Indiarto
Jauh; Rp 1 jt Jauuh Rp 1.5 jt Juauuh Rp 2 jt Juauuuh Rp 2.5 jt Dst Satu U = 0.5 jt
djokoLodang
-o-- MIE KENTANG Tomi kecil ngobrol berdua Kakek. Tomi: " Kemarin... Ibu saya memesan menu baru. Mie kentang. Pesan online, langsung diantar ke rumah. Ibu bilang itu sangat praktis. Kakek harus mencobanya kapan-kapan." Nenek muncul membawa nampan berisi kopi panas serta pastel kesukaan Kakek dan meletakkannya di meja, lalu pergi lagi. Kakek: "Tomi, makanan Kakek tiba-tiba muncul begitu saja di meja. Tidak perlu pesan. Ini lah yang benar-benar praktis! ... " --koJo.-
djokoLodang
-o-- Selingan--Intermezzo. MOBIL MOGOK Seorang penginjil, seorang Rabbi, dan seorang pendeta Hindu mengalami masalah mobil di pedesaan. Mereka minta menumpang bermalam di rumah seorang petani. Petani: "Baik, tapi ada sedikit masalah; Saya hanya punya kamar tamu kecil untuk dua orang, jadi salah satu dari kalian harus tidur di kandang di luar sana, Kabar baiknya, kandangnya besar dan luas." "Tidak masalah," sahut Rabbi, "Umatku mengembara di padang pasir selama empat puluh tahun; saya cukup rendah hati untuk tidur di kandang selama satu malam." Ia pun pergi ke luar dan yang lainnya bersiap-siap untuk tidur. Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di pintu; Petani membuka pintu, di sana berdirilah Rabbi, yang telah balik lagi. "Ada apa?" tanya petani. "Saya berterima kasih kepada Anda, tetapi saya tidak bisa tidur di sana. Ada seekor babi, dan menurut kepercayaan saya, babi itu binatang najis." Teman yang beragama Hindu setuju untuk bertukar tempat dengannya. Namun beberapa menit kemudian kejadian yang sama terulang kembali. Ada ketukan di pintu, "Ada apa, sekarang?" tanya petani. "Saya juga berterima kasih atas bantuan Anda, tetapi ada seekor sapi di kandang dan di negara saya sapi dianggap suci. Saya tidak bisa tidur di tanah suci!" Penginjil mengeluh, tetapi pergi juga ke luar. Ya, Anda sudah menebaknya! Beberapa saat kemudian, terdengar lagi ketukan di pintu. Frustrasi dan lelah, petani membuka pintu, dan di sana berdirilah babi dan sapi itu. --koJo.-
Umar Sidik
apakah Indonesia cocok dengan kereta cepat? saat ini belum. biaya pembangunannya + operasional sangat tinggi. kalo mau dibikin karcisnya tinggi, bersaing dengan pesawat udara jadinya. untuk menghubungkan kota dalam satu pulau, dan antar pulau perlu dipikirkan moda transportasi yang sesuai karakter Indonesia. Perjalanan normal pun bisa dinikmati. Kereta api yang ada kini diperluas jalurnya. kalo perlu semua pulau besar harus ada jalur kereta apinya. Lalu perkapalan harus maju untuk menghubungkan antar pulau. Berikutnya pesawat kecil yang lincah dan irit bahan bakar mungkin bisa dikembangkan. Impianku.....hehehe
Achmad Faisol
komentar perusuh ibarat minuman berenergi bagi pak DI... kalau ga ada komentar sama sekali, misalnya suatu hari para perusuh sepakat, pak DI akan bingung... ga bisa senyum-senyum sendiri... artinya kita gratis baca chd, pak DI juga gratis baca komentar perusuh... wkwkwk...
Gregorius Indiarto
CHD hari ini mahal. Setidaknya perlu beaya transportasi Rp 1.5 jt. Perlu waktu 4 jam. Jarak yang harus dilalui jauh sekali. Mi kentang 3 porsi (kalau supir ditraktir satu porsi). Benar benar perlu perjuangan, perlu pengorbanan. Sementara kita, penikmat, hanya buka layar HP. Gratis, pulo.
Johannes Kitono
RIP : Bp Tan Joe Hok ( 88 th ) Tadi malam di RD Ukrida seperti reuni akbar para pemain nasional Bulutangkis. Mereka melayat Bp Tan Joe Hok, legenda dan pahlawan Bukutangkis Indonesia. Dengan ramah Didi, anak alm sambut para tamu yang berdoa depan altar. Tahun 1959 dengan bangga dan percaya diri Tan Joe Hok naik becak ke Bandara Kemayoran. Mau tanding di All England. Baju kaos 777 yang disablon Garuda adalah Kaos Team resmi Indonesia. Dan berhasil jadi juara ketika di final ketemu Ferry Sonneville. Tan Joe Hok adalah pemain Indonesia yang pertama angkat trofi tunggal All England.Tan Joe Hok cs juga juara Piala Thomas di Singapura ( 1958, 1961 dan 1964 ). Legenda Bulutangkis itu juga juara tunggal Asian Games ( 1962 ). Para atlet bulutangkis tentu masing masing punya cerita tentang Om Joe Hok. Begitu biasanya beliau disapa. Agassi Kitono cerita sama Didi. Bahwa dengan bantuan Abun Sanda ( alm ) Kompas sempat ketemu Om Joe Hok di rumah Bidakara. Dikasih nasihat untuk menjadi pemain Bulutangkis yang berkarakter plus.Hal ini dibuktikan beliau saat dapat bea siswa kepada AS. Kembalikan uang saku US$.1000,-dari pemerintah. Nilai $ 1000,- itu bisa beli Impala. Pertimbangannya adalah NKRI miskin dan masih banyak yang butuh bantuan. Hong Jin , anak Lie Po Djian ( alm ) teman seangkatan om Joe Hok. Ternyata masih kerabat. Isteri Om Joe Hok dan Po Jian adalah kakak adik. Tidak semua ex atlet Bulutsngkis sejahtera. Masih ada yang nyambi jualan sepatu. Selayaknya dapat atensi Menpora.SSHB
Tivibox
Tentang IKIP IKIP itu, ---dulu--- Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, adalah perguruan tinggi yang mencetak lulusan yang diarahkan menjadi tenaga pengajar. Jadi lulusan IKIP kemungkinan besar akan menjadi guru, umumnya SMP dan SMA. Seiring perkembangan, IKIP, khususnya yang berstatus milik pemerintah, bertransformasi menjadi perguruan tinggi yang lebih umum, tak hanya khusus untuk mencetak tenaga pengajar. IKIP Negeri berubah menjadi Universitas Negeri. Lulusannya mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk bekerja di sektor lain selain pendidikan. Dalam tulisan CHDI hari ini disebutkan bahwa si sopir itu juga lulusan 'IKIP" di Datong. Tapi tak dijelaskan, apakah dia sempat jadi guru atau tidak sebelum menjadi driver turis. Tapi, mungkin penghasilannya dari menjadi pekerja pariwisata lebih menjanjikan dari menjadi pengajar. Seperti di sini..
Ibnu Shonnan
Sepertinya Abah kurang mengamati berita dalam negeri. Okelah, di negara Tiongkok saat ini lagi punya banyak proyek luar biasa. Mulai matahari buatan, kereta cepat 1000 km/jm atau lainnya. Tapi, di dalam negeri ngak mau kalah lo. Bahkan, kecepatannya bisa 1500 km/jam. Coba kita lihat, kasus pagar laut & judi online atau yang nilai korupsinya triliyunan. Berapa itu kecepatannya, hingga media aja tidak mampu mengejarnya beritanya!
Wilwa
Kalau Ketuhanan tanpa Kemanusiaan. Ibarat iman tanpa perbuatan baik terhadap sesama. Banyak lho yang percaya bahwa banyak berbuat baik percuma dan masuk neraka kalau tak beriman kepada tuhan yang dianutnya. Korupsi gak pa pa asal beriman karena dengan iman itu akan masuk surga. Itulah berketuhanan yang menakutkan karena tanpa kemanusiaan.
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Seorang profesor forensik medis sedang memberikan kuliah pengantar di hadapan sekelompok mahasiswa. Sambil berdiri di samping mayat, profesor menegaskan dua hal yang sangat penting untuk berkarier di bidang forensik medis. "Pertama, Anda tidak boleh jijik.” Setelah mengatakan itu, profesor memasukkan jari ke dalam bagian belakang mayat, menariknya, lalu menjilati jarinya. “Sekarang Anda harus melakukan hal yang sama,” katanya kepada mahasiswa. Setelah beberapa menit hening, para mahasiswa akhirnya satu per satu melakukan apa yang diperintahkan. "Kedua," lanjut profesor itu, "kalian harus punya kepekaan pengamatan yang tajam." Profesor diam sejenak, lalu bertanya, "Berapa banyak dari kalian yang menyadari bahwa tadi saya memasukkan jari tengah, tetapi kemudian menjilati jari telunjuk?"
Rizal Falih
Ya Tuhan, bener lagi yang dibilang Pak Liang, salah satu trik penulis supaya tulisanya terlihat menarik adalah dengan mendramatisir keadaan
Wilwa
Mungkin nanti disingkat jadi dua patah kata saja: Feiche / Flying 飞 Train 车. Singkat padat
Wilwa
High 高 speed 速 flying 飞 train 车. ☕️
Er Gham 2
Tidak hanya perjalanan harus cepat, bekerja pun harus cepat. Makan pun harus cepat. Ibadah harus cepat. Sekolah harus cepat selesai. Sampai ketika wisata pun, ketika bawa mobil di jalan tol, harus cepat. Jika macet, bisa sewa voorjriders. Biar cepat sampai di hotel. Mungkin berduaan dengan istri pun harus cepat. Orang modern memuja kecepatan. Kecepatan adalah berhala baru.
heru santoso
Timur - Barat. Menjelang petang, aku perlahan menjauh dari keramaian Ben Thanh market. Ingin rasanya kembali ke dunia yang lebih bermakna: kopi dan percakapan. Aku duduk di sebuah kafe kecil yang tidak terlalu ramai. Memesan white coffee khas Vietnam—kopi susu lembut tapi penuh karakter. Lalu mengeluarkan ponsel dan membuka sesi video call dengan kedua anakku. Si sulung sedang kuliah di China (Timur). Skripsinya sudah selesai ditulis. Jadwal ujian dan wisuda sudah keluar—semoga lulus dan lancar. Aku rasakan suaranya lebih berenergi jika cerita soal kegiatannya sebagai pengurus PPI Dunia. Sekarang katanya pengurus pusatnya banyak didominasi mahasiswa dari Turki. Aku senyum saja, kagum akan energinya. Yang bungsu di Jerman (Barat), masih kuliah tahun pertama di RWTH. Tapi sudah aktif di PPI Aachen. Ada beberapa kegiatan diskusi dan panel buku. Ia semangat bercerita, meski kadang diselingi curhatan soal tekanan akademik. Aku tidak banyak bicara. Hanya menjadi pendengar yang baik, sambil sesekali menyeruput kopi hangat. Dan akhirnya aku sadar, perjalanan bukan hanya soal tempat yang dikunjungi. Tapi juga tentang ruang-ruang kecil yang terisi oleh percakapan yang tulus. Bahkan jika datangnya hanya dari layar kaca kecil 6 inci.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 209
Silahkan login untuk berkomentar