Lasik Smile

Lasik Smile

--

SAYA sudah expired. Tidak bisa lagi ikut gaya hidup baru: hidup tanpa kaca mata.

Umur tertua untuk bisa bebas kacamata adalah 70 tahun. Sebelum itu mata minus bisa menjalani lasik --mata dilaser untuk menghilangkan minusnya. Atau plusnya.

Beruntunglah Anda: jauh lebih muda dari saya yang 74 tahun.

"Lebih 70 persen orang yang datang ke sini minta dilasik," ujar dr Dini Dharmawidiarini. "Lasik sudah seperti gaya hidup," tambahnya.

Setelah senam dansa di Disway, saya ke klinik NEC --National Eye Center Surabaya kemarin. Saya tertarik pada lasik tapi urung melakukannya --soal umur.

Dokter Dini adalah satu dari lima dokter anggota senam dansa SDI. Dia konsultan di NEC --di samping dokter mata di RS Mata Undaan. Dini alumnus Universitas Airlangga --memperoleh sub spesialisasi bedah refraksi, lensa, dan kornea di Hyderabad India.

Dini bersama 42 dokter mata bersatu menjadi pemilik NEC. Sejak empat tahun lalu. Ambisi para dokter di situ adalah: memiliki alat paling modern --untuk mendukung keahlian mereka.

Alat untuk klinik mata memang mahal: sekitar Rp 17 miliar. Namanya zeiss visumax. Bisa untuk membuat lenticule pada smile. Bisa untuk membuat flap pada lasik.

Ketika Dini jadi spesialis dokter mata dulu, mesinnya masih generasi pertama. Kini sudah generasi ketiga. Bahkan yang dibeli NEC adalah Smile-Pro, generasi ketiga seri yang terbaru.

Semangat tidak mau kalah itulah yang mendorong Dini terus maju. Termasuk dalam mengejar keahlian --sampai kawinnyi pun sangat telat. Dengan mesin baru itu Dini ingin mengejar yang dia merasa ketinggalan: jumlah operasi mata yang mampu dia lakukan.

Dini pun menunjukkan foto bersama dokter mata di sebuah forum di Singapura. "Dokter wanita dari India yang di sebelah kiri saya itu bisa melakukan operasi 204 orang sehari," ujar Dini.

Yang lebih ”gila” lagi yang di sebelah kanan Dini. Ia dari Tiongkok. Dalam setahun melakukan operasi mata lebih 5000 kali.


dr Dini (tiga dari kiri) bersama para dokter spesialis dunia.--

Dini sendiri?

"Saya baru tujuh kali sehari," ujar Dini.

Lasik dan SMILE adalah mirip. Yakni operasi untuk mengobati minus (rabun jauh), plus (rabun dekat) dan silinder. Beda teknik saja. SMILE adalah singkatan dari Small Incision Lenticule Extraction.

Baik SMILE maupun lasik sama-sama tidak terasa sakit. Obat biusnya hanya berupa tetes mata. Anda sepenuhnya sadar --dan memang harus sadar. Orang tidur tidak bisa menjalani lasik pun SMILE.

Penyebab minus antara lain terbentuknya lenticule di lapisan ketiga kornea mata. Lenticule itulah yang dilaser. Bentuk kornea pun sedikit berubah sehingga cahaya bisa lebih fokus ke retina. Kaca mata pun tidak perlu dipakai lagi.

Melakukan lasik maupun SMILE ternyata hanya hitungan menit. Antara 10 sampai 15 menit. Itu pun waktu terbanyak untuk persiapan. Pekerjaan lasernya sendiri hanya 30 detik. Dua mata: 60 detik. Tergantung keahlian dan ketrampilan dokternya.

"Hampir tidak terjadi kegagalan. Sekarang sudah sangat maju," ujar Dini.

Tentu pemeriksaan sebelumnya harus baik. Itu untuk menentukan pasien mana yang cukup dilaser saja beres. Sepuluh menit selesai.

Mana pula yang perlu perhatian khusus. Tambah waktu lima menit selesai. Lalu mana yang tidak boleh dilakukan lasik maupun SMILE.

Yang sekali laser beres jumlahnya yang terbanyak. Bisa mencapai 70 persen. Yang perlu perhatian khusus sekitar 15 persen. Sedikit sekali yang tidak memenuhi syarat dilakukan keduanya.

Itulah sebabnya di India dan Tiongkok seorang dokter ahli mata bisa melakukan ratusan kali operasi sehari.

Di sana pula dokter mata lebih punya peluang untuk ahli dalam melakukan cangkok kornea bagi orang yang terancam buta: banyak pendonor mata di sana. Sedang di Indonesia begitu sulit mendapatkan donor mata --karena keyakinan agama.

Di klinik itu saya tertarik dengan satu sudut ruangannya: museum kacamata. Banyak sekali kacamata dipajang di situ.

Saya perhatikan baik-baik: tidak ada kacamata dari zaman purba. Pengertian ”museum” di situ ternyata hanya sama dengan ”masa lalu”.

Rupanya itulah masa lalu bagi para lasikis dan SMILES. Mereka pulang dari operasi dengan meninggalkan masa lalu mereka di situ.

Maka banyak kacamata di museum itu yang diberi nama pemiliknya. Ada juga yang kacanya ditulisi kenangan romantis: "30 Tahun bersamanya". (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 4 Juli 2025: QRIS Pungky

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

MENGAPA KOMENTAR SAYA PAGI-PAGI SUDAH PANJANG DAN BEBERAPA..? Tadi pagi ada yang tanya, “Kok sepagi ini sudah kirim beberapa komentar panjang? Cepat amat ngetiknya!” Saya cuma senyum, lalu jawab begini—bukan karena istimewa, hanya kebetulan masa lalu saya memang melatih itu semua. Dulu, saya pernah jadi operator morse. Profesi yang menuntut kecepatan tangan dan konsentrasi tinggi. Dan dipersyaratkan harus bisa mengetik minimal 400 karakter per menit. Jadi, jemari ini sudah terbiasa nari sejak zaman telegram masih jadi primadona. Lalu, saat SMA, saya juga aktif di majalah dinding. Mulai dari wartawan sampai pemred di mading itu — lanjut nulis kajian, makalah dan seterusnya saat kerja. Jadi kerjanya banyak nulis. Karena saingannya di perusahaan ada, tapi umumnya "lama" nulisnya. Dari situ mungkin terbentuk kebiasaan: begitu ada ide, langsung mengalir jadi paragraf. Jadi kalau sekarang komentar saya muncul pagi-pagi dan cukup panjang, nggacor, itu bukan karena niat "tampil beda". Hanya karena jemari ini sudah terlalu betah berdansa dengan kata-kata. Sejak dulu kala. ### Itu saja. Tak lebih.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

“TIDAK SUDAH-SUDAHNYA”: KALIMAT SEDERHANA, MAKNA TAK BERUJUNG.. Dalam Catatan Harian Dahlan/DISWAY hari ini, ada kalimat penutup yang menggugah: “Mas Pungky..., Anda telah membuat sejarah dalam sekali hidup Anda: itu amal jariyah yang tidak sudah-sudahnya.” Kalimat itu sederhana, tapi mengandung kekuatan makna yang mendalam. Frasa “tidak sudah-sudahnya” terasa seperti bahasa tutur sehari-hari—bukan baku, tapi justru penuh kehangatan. Ia bukan sekadar sinonim dari “tak berkesudahan” atau “tak pernah usai." Melainkan menghadirkan nuansa emosional yang lebih dekat dan membumi. Dalam konteks amal jariyah, ungkapan ini seperti ingin mengatakan: Kebaikan itu akan terus hidup, terus mengalir, terus tumbuh—tanpa pernah selesai. Bahkan setelah kita tak ada. Bahasa ini khas pak Dahlan: ringan, tapi menghentak. Tidak muluk, tapi menyentuh. Kata-kata yang mungkin tak ditemui di buku tata bahasa, tapi justru hidup di hati para pembacanya. Dan mungkin, memang seperti itulah amal yang tulus: tak pernah ingin selesai. ### Tidak sudah-sudahnya.

my Ando

testimoni QRIS meski tidak sering saya senang bertransaksi by QRIS lancar dan super cepat biasanya saya diantara banyak pilihan pembayaran saat saya top up judol eh maaf maksud.saya beli paket data ataupun beli token selalu saya pilih by QRIS trouble...? pernah sih sekali dan komplain by phone ke Bank langsung diproses utk cancel trx dan masuk saldo lancar terus... ? lha ini pertanyaan sesungguhnya... betulkah akan lancar terus, atau skrng kancar gara² lom bnyk trx yg tercover jangan² sperti kebanyakan vendor digita semakin banyak user semakin berkurang kapasitas layanan ekspansi nya, amg tidak krn QRIS mrupakan salah satu pencapaian luar biasa NKRI berikutnya mgkn single idenfification number bisa terwujud stelah puluhan tahun banyak prototype yg gagal menjadi pioner sperti halnya data e-ktp vs data inafis polri yg jalan masing²

Mbah Mars

“Uang yg pas saja Pak”, selalu begitu respon bakul buah langganan saya saat saya sodori uang Sukarno-Hatta. Kerepotan transaksi macam itu teratasi dengan QRIS. Dulu setiap mau transaksi dengan model gesek kartu di depan kasir, saya selalu bertanya, “Dengan kartu ini, kena biaya tidak ?” Dengan QRIS, biaya transaksi 0 rupiah. Dua hal ituyang saya rasakan tentang manfaat QRIS. QRIS memang sakti. Bahkan mungkin lebih sakti dibanding keris. Jaman old kemana-mana membawa senjata keris. Now, kemana-mana bawa QRIS.

Jokosp Sp

4, Istri boleh tahan dompet dan kartu ATM, terpenting HP tidak disandra ( Bli Leong).

Sadewa 19

Ternyata hegemoni Amerika bisa dikalahkan. QRIS akhirnya bisa menang melawan Visa dan Mastecard. Betapa pusingnya mereka saat ini dengan hadirnya QRIS. Saya sedang membayangkan andaikan QRIS bisa digunakan di Arab Saudi, digunakan oleh jamaah Umrah dan Haji. Kita tambah menang banyak, uang jamaah akan muter hanya di bank bank milik Indonesia. Ini mirip wechatpay di china, yg digunakan oleh turis turis mereka saat ke Bali. Mereka belanja souvenir khas Bali dengan wechat pay, di toko toko milik china, dan diproduksi oleh china sendiri. Turis Nol Devisa disebutnya. Disway juga bisa fenomenal QRIS. Jujurly saya tidak pernah membaca berita di Disway. Hanya CHDI yg saya baca tiap pagi. Disway akan seperti QRIS, jika berita-berita yg disajikan semenarik CHDI. Selamat ulang tahun Disway.

Suharno Maridi

Sy termasuk yg sepakat bahwa karya semacam QRIS termasuk amal jariah. QRIS merupakan revolusi dalam dunia keuangan dan sejatinya bermanfaat serta memberi pertolongan kepada siapapun. Selama ini amal jariah yg paling dikenal oleh masyarakat kita adalah mengisi kencleng masjid atau bentuk sumbangan ke masjid lainnya. Pendakwah2 kita sangat gencar "kampanye" u amal jariah yg satu itu. Tentu tidak salah, hanya para pendakwah perlu lebih gencar menyampaikan tafsiran amal jariah menjadi segala sesuatu yg bermanfaat bagi publik untuk jangka panjang. QRIS, reboisasi, pengelolaan sampah dan banyak lagi. Agar kita tidak menjadi bangsa yg salah asuhan, orang shaleh kok nyampah, kok menggunduli hutan, kok korupsi. Maka ada yg membuat miris. Pada setiap kasus korupsi di indonesia, yg memang mayoritas pelakunya muslim ada saja yg sebagian hasil korupsinya nyelonong ke masjid atau lembaga sosial keagamaan. Maka rata2 pelaku korupsi dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai orang yg baik, gemar bersedekah dan rajin beribadah pula. Bisa jadi ini merupakan tindakan kamuflase atau pencitraan.

Lagarenze 1301

Selamat ulang tahun, Harian Disway. Saya baca tulisan Gunawan Sutanto di Harian Disway edisi hari ini. Tentang SureFive. GS membuka beberapa data terkait disway.id. Data yang merekam kinerja disway.id dengan puluhan subdmain. Patut diapresiasi. Karena secara kinerja disway.id sudah memberikan harapan. Ada titik terang di depan. Lalu, bagaimana dengan Harian Disway, yang berulang tahun? Patut dimaklumi jika data tentangnya tidak dibuka. Mungkin secara kinerja belum begitu menggembirakan. Dari sisi oplah, wilayah edar, interest pembaca, karakteristik pembaca, dan lainnya. Kalau soal untung atau rugi Harian Disway, biarlah manajemen Harian Disway saja yang tahu. Oh, iya, saya jadi penasaran, berapa views rata-rata per hari Catatan Harian Dahlan di disway.id?

Edi Susanto

Kalau QRIS bisa, kenapa kartu EDC belum bisa? Saat ini kalau kita bayar belanja pakai kartu, akan ditanya kartunya apa? Beda kartu, beda mesin EDC'nya. Kenapa musti begitu? Di Belanda -tanpa bermaksud membandingkan- mesin EDC ini cuman satu, dan bisa menerima semua jenis kartu. Bahkan kartu dari luar negeri sekalipun. Simpel.

Lagarenze 1301

Kalau pulang kantor, saya melewati penjual sate di tepi jalan. Seringkali terbit selera. Tapi, tak jadi mampir karena tak bawa uang tunai. Belakangan ini saya memang sudah jarang bawa uang tunai, kecuali sejumlah uang kertas pecahan Rp 2.000 di sudut dashboard. Jika ada keperluan mendesak, tinggal cari ATM terdekat. Ambil uang pun tak perlu pakai kartu ATM. Bisa dengan "tarik tunai tanpa kartu" via ponsel. Suatu ketika, dengan persiapan uang di dompet, saya mampir di warung sate tersebut. Setelah makan, hendak bayar, saya melihat beberapa pembeli melakukan scanning barcode di sisi luar gerobak. Saya jadi bego sendiri. Ternyata, penjual sate Cak Yusuf ini sudah menyediakan layanan pembayaran dengan QRIS. Sudah lama. Dan, saya baru tahu.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

SUDAH "QRIS MINDED"...? Di Jakarta, saya tinggal di "semi apartemen" yang dikelilingi 12 gedung perkantoran di atas 40 lantai. Karena itu, jadinya full rumah makan besar dan juga warung kecil, "street food", baik Warteg maupun warung "buryam". Meski kelas warung, semua menerima pembayaran via QRIS. Karena itu wajar kalau QRIS laris manis. Ini angkanya plus growthnya.. 1) Tahun 2023, transaksi tahunan mencapai 1,6 milyar transaksi, dengan nilai Rp 229,96 trilyun. 2). Tahun 2024, transaksi tahunan 2,2 milyar transaksi, dengan nilai Rp 242 trilyun. 3). Tahun 2025, hanya Januari - Maret saja, sudah 2,6 transaksi, dengan nilai Rp 262,1 trilyun. Berarti diprediksi, nilai tahunannya akan mencapai angka di atas dikali 4, yaitu: Jumlah transaksi 10,4 milyar. Dengan nilai sampai Rp 1.048 trilyun. (Baca: lebih dari Rp 1 ribu trilyun. Dahsyat). ### Rata-rata "harian" tahun 2025 adalah: Transaksi: 28,5 juta transaksi. Senilai Rp 2,8 trilyun. Pantaslah negara besar khawatir..

Er Gham 2

Sekarang harus juga berhati-hati jika pembeli barang menunjukkan screen 'Pembayaran QRIS telah berhasil'. Itu bisa juga palsu. Si pembeli telah mempersiapkan screen palsu, seolah-olah dia telah melakukan pembayaran melalui QRIS. Sekarang banyak pedagang tetap melakukan pengecekan pada mutasi rekening online, untuk pastikan screen bayar QRIS telah sesuai dengan mutasi rekening. Terutama jika harga barang cukup mahal. Ternyata, tidak hanya Ijazah Palsu. Screen bayar QRIS juga bisa dipalsukan.

Lagarenze 1301

Bukan endorse. Saya ingin berterima kasih kepada GoPay. Dengan aplikasi ini, selain untuk bayar ini-itu, saya bisa transfer ke bank ataupun ke sesama akun Gopay dan ke wallet lain. Dengan gratis. GoPay (yang sudah Plus) bisa transfer ke bank mana saja, tanpa biaya, 100 kali dalam sebulan. Batas maksimal transfer Rp 20 juta per transaksi. Kalau transfer antarbank, dengan BI Fast biayanya Rp 2.500. Kadang ada transfer antarbank yang tidak bisa BI Fast, kenanya Rp 6.500. GoPay sangat praktis untuk transaksi keuangan harian. Misalnya, jika istri merayu mau beli ini-itu dengan alasan yang selalu sama: saldo di Brimo-nya tidak cukup. Atau, anak wedok di Malang merengek kehabisan uang bulanan, padahal dia hanya mau beli baju di Shopee.

Jadwal Sholat Pro

Sepertinya, orang Amrik pun orang Jepun bukannya ga mampu bikin semacam QRIS. Tapi sistem pembayaran yang ada, yang didominasi oleh kartu-kartuan, tentu tak akan tinggal diam untuk membabat ide men QR kan negara mereka. Ini persis sama dengan alasan kenapa moblis di kedua negara tersebut agak cenderung kurang di dukung. Karena pabrikan mobil minyak ga akan membiarkan ide moblis menghancurkan mereka.

heru santoso

Beberapa tahun lalu saat di China saya tergagap dengan kemajuan cashless disana. Semua pembayaran cukup scan layar HP. Alipay dan Wepay penguasanya. Swasta. Awal munculnya OVO, saya berharap akan mengikuti cashless nya China. Kemudian setiap Bank ngeluarin produk dompet digital. Punya himbara disatukan ke Linkaja. Produknya bagus, konsepnya biasa bagus. Pasar lebih memilih QRIS. Ini bukan hanya bagus, namun LUARBIASA. Tanpa batas. Konsumen tidak perlu mindahin dulu uangnya ke dompet digital (death money). Flexible antar bank apapun. Praktis tidak perlu mesin (EDC) apapun. Solusi cashless di Indonesia atas kehadiran pemerintah (BI). Kehadiran cashless di China oleh dua korporat swasta. Indonesia lebih hebat (kadang).

Juve Zhang

Saya kira banyak yg salah tafsir ...QRIS itu platform debit bukan pinjaman....sedang VISA dan MASTER itu platform Pinjaman atau Kredit kecuali anda main ke LN misal ke Thailand maka platform VISA dan MASTER anda bisa jadi Debit dengan kena Beaya yg Tinggi konon Thailand kena Beaya 2,6% per ambil tunai di ATM lokal....artinya VISA dan MASTER di Kartu ATM anda menarik Beaya 2,6% sekali tarik .... beda negara beda Beaya tarik tunai di ATM lokal....konon di Turkiye kena 4,4% sekali tarik tunai di ATM lokal.... Amsiong.....wkqkwk sekali Tarik kena 4,4%

neng bonita

Wah baru tau sejarah qris. Terima kasih Dr Pungky, sistem qris sangat praktis. Sejak ada qris bisa dibilang saya lebih panik lupa bawa hp dibanding lupa bawa dompet. Saya masih bisa jajan di minimarket smp pkl. Tdk pusing jg hrs mampir ke atm sekedar tarik uang tunai

Er Gham 2

"Kenapa minum kopi di warung kopi biasa bukannya di Starbucks? " "Ini bagian dari nasionalisme. Bayarnya juga pake QRIS walau di warung kopi. Double nasionalisme lho. Amerika juga terus pasok peluru buat Israel hantam Gaza".

Rizal Falih

Penggunaan QRIS saat ini, sudah menjadi habit. Dari mulai belanja di minimarket, beli makanan dan minuman di pedagang UMKM sampai mengisi kotak amal Jum'at an pun. Semua bisa dilakukan menggunakan QRIS. Uang tunai seringkali hanya dipergunakan, jika handphone dalam kondisi mati. Selebihnya jika melakukan pembayaran pasti menggunakan QRIS. Mudah dan tanpa biaya tambahan pada saat melakukan transaksi pembayaran. Jika nominal pembayaran tidak bulat, tidak perlu menunggu penjual mencari uang pecahan untuk kembalian. Pemilik aplikasi QRIS pun tidak perlu risau karena takut ditipu oleh pembelinya. Warung makan di kantin kantor, menggunakan  notifikasi suara, untuk menandai bahwa pembayaran telah berhasil dilakukan. Sehingga setelah membayar, pembeli tidak perlu menunjukan bukti pembayaran melalui QRIS nya, karena notofikasi suara akan muncul , jika transaksi pembayaran berhasil dilakukan. Di supermarket atau minimarket, biasanya menggunakan QRIS tampil. Kalau biasanya penggunaan QRIS dengan melakukan scan ke barcode QRIS. Pada QRIS tampil yang hendak membayar yang menunjukan Barcode QRIS kita dan dipindai oleh mesin barcode. Sama amanya. Karena transaksi hanya bisa diproses, setelah memasukan nomor pin sebagi kode keamanan. Sangat simpel dan memudahkan. Yang jadi masalah, hanya jika saldo kita kosong. Itu sangat menyusahkan, karena QRIS  sudah pasti menolak transaksinya hehe.

Lagarenze 1301

5. Disway (disway.id dan Harian Disway) adalah pertaruhan terakhir Pak Dahlan Iskan di bisnis media. Akan menjadi pertanyaan, dengan banjir berita bombastis DANA, apakah media seperti itu yang sedang dibangun Pak Dahlan? Dahlan Iskan adalah nama besar di dunia pers. 6. Terakhir, ini bukan kritik, tapi saran. Tentu banjir berita bombastis DANA tidak bisa langsung dihilangkan begitu saja. Akan mempengaruhi kinerja disway.id. Jadi, sebaiknya dikurangi secara berkala. Sembari redaksi memikirkan ide kreatif lain untuk meningkatkan visitors. Dan, disway.id kembali ke jalur yang benar. Semoga tahun ini bisa masuk 5 besar media berita online nasional. Aamiin.

Lagarenze 1301

Pak Dahlan Iskan, bersama disway.id dan Harian Disway, berterima kasih kepada QRIS. Yang kini sudah menjadi alat pembayaran sejuta umat. Kelak semiliar umat. Apakah seharusnya Disway, khususnya disway.id, juga berterima kasih kepada DANA, aplikasi dompet digital itu? Saya yakin, disway.id sudah mendulang banyak views dari berita-berita bombastis DANA dengan berbagai variasinya. Saya mencatat, rata-rata 30 berita DANA dalam berbagai variasi yang tayang setiap hari. Mohon maaf, saya ingin mengkritik disway.id terkait hal tersebut. Menurut saya: 1. Banjir berita bombastis DANA berdampak negatif. Masyarakat diajari untuk mendapatkan uang secara instan tanpa perlu kerja keras. Padahal, kemungkinan berhasilnya tidak sampai satu persen. 2. Saya, dan mungkin banyak pembaca lain, sangat terganggu oleh banjir berita DANA tersebut. Maaf, disway.id menjadi tidak nyaman dibaca. 3. Banjir berita DANA adalah nikmat yang memabukkan. Sekarang ini memang banyak views-nya. Tapi, sampai kapan? Jika tidak segera diantisipasi, suatu waktu kinerja disway.id akan terseret turun karena berita-berita ini. 4. Saya menduga banjir berita DANA semata inisiatif redaksi untuk mendulang views sebanyak mungkin. Bukan iklan atau hasil kerja sama. Tapi, kalau itu merupakan iklan atau kerja sama, sebaiknya jumlahnya tidak sebanyak itu. *lanjut di komen bawah.

pak tani

Selamat Ulang tahun Disway! Selamat buat perusuh yang kemarin ikut ritual cuci QRIS Selamat juga untuk tiongkok, karena berhasil produksi chip 5nm secara mandiri. Saat ini chip HP terkecil yang beredar adalah 4nm yang sangat tergantung oleh mesin EUV Belanda, Tiongkok yang dijegal, 'terpaksa' membuat chip 5nm dengan mesin DUV. Yang jadul, tapi berhasil dioptimalkan sedemikian rupa untuk membuat chip 5nm - dan kemungkinan akan ke 4nm, dst. Sekilas via chat GPT, saat ini chip terkecil adalah 2nm buatan IBM, tentu saja memakai mesin EUV buatan Belanda. Hidup itu memang harus seperti bulu ketek. Tetap tumbuh meski terjepit. Kalau tiongkok bisa, kita juga harusnya bisa. Dimulai dari QRIS, dilanjutkan dengan kemandirian selanjutnya. Yang terdekat sepertinya kemandirian pangan / pertanian. Semoga Sekali lagi DIrgahayu Disway, Dirgahayu Bangsaku.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

KAMPUNG DISWAY SEDANG RINDU BANG DAKTUR DISWAY SUKARELA: PAK MIRZA MIRWAN.. Beliau itu bukan sekadar perusuh. Tapi “Bang Daktur” yang kita rindukan—peramu ulung dari info mentah jadi racikan komentar yang gurih. Kalau orang lain cuma kirim selarik dua, beliau bisa menyusun dengan telaten: ambil bahan utama, sisipkan referensi lintas sumber, diolah seimbang, dan bernas. Apalagi kalau sudah bicara Amerika, atau Timur Tengah—langsung terasa: ini tulisan dari meja redaksi "sukarela" Disway, edisi luar negeri. Saking konsistennya, kita jadi nunggu. Komentar beliau jadi semacam “editorial” tak resmi yang ditunggu-tunggu warga kampung DISWAY. Kami sadar, mungkin beliau sedang "sibuk". Bertapa. Rehat sejenak. Atau sedang meramu tulisan yang lebih dahsyat. Tapi, Bang… 98% perusuh di kampung ini sudah pasang spanduk: “Pulanglah, Bang Daktur!” Kami rindu komentar panjangmu, lengkap dengan referensi, ramuan khas, mencerdaskan. Kalau Abah Dahlan saja masih setia tiap subuh, masa “Redaktur Kehormatan” kampung ini absen lama? Kembali, Bang. Kampung ini menanti.

Runner

Usia memang sudah ditentukan oleh yang Kuasa. Begitu keyakinan orang atau sebagian besar orang. Penyakit bisa datang tiba tiba, namun bukan berarti pasrah saja nggak jaga kesehatan. Orang orang seperti pak Pungky. Orang orang pintar, hebat yang kiprahnya sangat berguna untuk bangsa. Tentu mereka sudah berupaya jaga kesehatan. Namun kadangkala seringkala tekanan pekerjaan dan target pekerjaan melenakan upaya untuk memberi waktu jaga kesehatan. Bisa melupakan olahraga teratur, makan makanan sehat plus rekreasi. Mumpung masih sehat. Upaya jaga kesehatan jadikan perioritas utama. Sehat itu murah, sakit itu mahal..

Fiona Handoko

Selamat siang bp liang. Prihatin baca hasil "research integrity index". Yg mengukur risiko integritas univ dalam riset. Jika beresiko tinggi, artinya univ tsb banyak mempublikasikan paper tidak bermutu, berisi fraud. Atau menerbitkan paper di jurnal abal2. Univ di indonesia yg masuk red flag. Binus, unair, usu, unhas, uns. Yg masuk high risk. Undip, unibraw, unpad. Yg masuk watch list its, ui, itb, ipb, ugm. Salah satu penyebab ui masuk watch list, apakah karena skripsi seorang menteri?

Liáng - βιολί ζήτα

Disway yang belum "This way" Kalau berkata jujur..... saya hanya membaca CHDI, tidak berita-berita Disway lainnya, demikian juga dengan teman-teman saya. Mengapa ?? Anda Sudah Tahu alasannya, terlebih lagi Sang Empunya Disway - pasti, setidak-tidaknya terbayang persoalan ini. Bagaimana membentuk animo masyarakat : "through disway (this way)" ketika ingin membaca beragam berita ?? Dan..... itu adalah pekerjaan rumah-tangga Disway yang berat, ditengah-tengah persaingan portal berita - khususnya dengan mereka yang sudah eksis lama dan mapan, dengan jaringan kontributornya yang sangat luas. 千里之行,始於足下。 一步已經開始,下一步如何,當然要看你的奮鬥了。 "Selamat Ulang Tahun : Harian Disway".

imau compo

Seingat saya, transfer utk top up akun qris, e-money dan sejenisnya kena pajak. Dua kali alasan yg menghambat saya bikin Q-ris tetap pakai KK, satunya lagi ngutang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 88

  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Nusantara Hijau
    Nusantara Hijau
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Runner
    Runner
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • sigit
    sigit
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
  • pak tani
    pak tani
  • pak tani
    pak tani
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • pak tani
      pak tani
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Runner
    Runner
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
  • Indra Hungih
    Indra Hungih
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Rafia Akhya Fajrie
    Rafia Akhya Fajrie
    • MULYADI PEGE
      MULYADI PEGE
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • heru santoso
      heru santoso
    • Muin TV
      Muin TV
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Tv Tcl
      Tv Tcl
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
  • my Ando
    my Ando
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN