Gaya Purbaya

Gaya Purbaya

Menteri Keuangan Purbaya kembali jadi sorotan publik usai pernyataannya yang tegas soal pemberantasan praktik penyelundupan barang.-Anisha Aprilia-Disway.id

Setinggi-tinggi jabatan direktur utama sebuah bank pemerintah, tetaplah ia/dia seorang bawahan. Ia/dia masih punya atasan. Bahkan atasannya banyak sekali: menkeu, menko, wapres, para ketua umum partai, menteri BUMN/direksi Danantara, Komisi XI DPR, ketua OJK...

Yang atasan langsung saja ada tiga: menkeu, OJK, dan menteri BUMN/Danantara. Salah satunya sudah mulai melakukan inspeksi mendadak: Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Tiga hari lalu. Ke Bank BNI.

Tentu itu terkait dengan komitmen menkeu baru untuk sering melakukan pengecekan ke lapangan. Yakni soal apakah program pemerintah sudah dijalankan. Yang terkait dengan Bank BNI tentu Anda sudah bisa menduga: apakah dana Rp 200 triliun yang sebagian diturunkan  ke Bank BNI sudah mengalir ke hilir.

Tugas menkeu adalah mengalirkannya ke sistem keuangan. Di zaman ekonomi bergairah justru bank yang sering cari uang. Sampai bersaing memberi bunga tinggi pada penabung deposito. Kini justru mereka yang dipaksa menerima uang besar. Dengan bunga murah: 4 persen setahun. Mereka dipaksa menyalurkan dana itu ke dunia usaha. Agar ekonomi kembali bergairah.

Bisakah bank menolak dana menkeu itu? Dengan alasan dunia usaha lagi lesu? Takut kredit macet meningkat?

Hukum besi yang berlaku untuk bawahan Anda sudah tahu: dilarang melawan atasan. Apalagi perintah atasan itu sangat mulia. Alasan ekonomi lagi lesu tentu hanya akan bikin atasan lebih marah: justru program ini untuk membuat yang lesu itu berangkat bersemangat.

Tapi, caranya bagaimana?

Jawaban Menkeu Purbaya, sangat khas atasan: "Mereka dong yang mikir," ujarnya. "Masak saya!?" tambahnya.

Anda, yang kebetulan menjadi atasan, boleh meniru gaya Purbaya itu: ''Kalian dong yang mikir, masak saya''.

Tentu lihat-lihat juga tingkat ''atasan'' seperti apa yang Anda miliki. Kalau Anda seorang atasan yang hanya punya bawahan para tukang, buruh, cleaning, tukang antar surat dan setingkat itu, jangan sekali-kali meniru Purbaya. Anda akan dilempar bata di punggung Anda –meski hanya gayanya saja melempar tapi matanya melotot.

Tentu para direktur utama bank pemerintah bukanlah tukang batu. Tapi ia/dia masih punya banyak bawahan: para direktur dan vice president.

Seorang direktur utama bisa memindahkan perintah Purbaya itu ke para direktur dan vice president. Bisa juga mengulangi kalimat yang diucapkan Purbaya: "Kalian dong yang mikir. Masak saya!?"

Begitulah, kalimat itu bisa diwariskan turun-menurun ke lapisan atasan yang lebih bawah. Sampai akhirnya ke tingkat yang tidak lagi punya kemampuan berpikir: saluran saja! Apa susahnya menyalurkan uang. Soal nanti jadi kredit macet, itu kan nanti. Salah sendiri. Kenapa dipaksa menerima dana besar.

Itulah sebabnya atasan juga punya kewajiban lain: melakukan kontrol. Sidak diperlukan lantaran terlalu sering laporan tertulis hanya menampilkan yang menyenangkan saja.

Saat sidak seperti itulah bisa diperoleh keyakinan apakah program sudah berjalan. Atau tidak. Lalu terjadi dialog antara yang sidak dan disidak. Dari situlah seorang atasan tahu tentang kualitas bawahan. Mereka adalah bawahan yang hebat, bawahan yang biasa-biasa saja, bawahan yang kurang mampu atau bawahan yang sangat suka mencari dalih.

Dua yang terakhir itu jelas: waktunya diganti. Terlalu banyak tenaga yang lebih baik di pasar tenaga kerja --pun di lapisan atas.

Masalahnya: ada direktur utama yang punya atasan lain. Sewaktu yang akan diberhentikan tahu, ia mengadu ke atasan lainnya. Bisa juga mengadu ke yang bukan atasan tapi punya kekuatan untuk melunakkan hati atasan.

Di atas langit masih ada mega dan bintang. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 4 Oktober 2025: Batu Danantara

Kalender Bagus

Saya punya ide, bagaimana kalo dibuat dua atau tiga lembaga pemeriksa keuangan negara yang saling independen. Misalkan Badan Pemeriksa Keuangan Negara dan Badan Pemeriksa Duit Nasional. Sehingga hasil kerjanya bisa dibandingkan, yang mana yang benar, yang mana yang kerja asal-asalan. Kalo sekarang kan hasil audit BPK dianggap mutlak benar, karena ga ada pembandingnya. Ini gak terlalu bagus.

Taufik Hidayat

Konon katanya Deng Xiao Ping pada pernah datang ke Singapura dan kemudian belajar bagaimana negeri itu bisa maju dan Tiongkok kemudian mencontohnya. Katanya sih kata kuncinya meritokrasi. Gak tahu benar. Atau salah terbukti Tiongkok berkembang pesat setelah empat dekade kenudian.. dan kini Prabowo membentuk Danantara, katanya mencontoh Singapura dengan Temasek holding nya. Apakah akan berhasil? jadi ingat kemaren main main ke Telkom dan Telkomsel. Telkom adalah BUMB yang nanti akan sudah di kelola Danantara, Telkomsel adalah anak Telkom dengan sebagian kepelikan asing yaitu Singtel, Singtel adalah anak Temasek. Kebetulan kantor Telkomsel / Telkom di Gatot Subroto dekat dengan halte Tije yang namanya Widya Chandra Telkomsel. jadi ingat lokasinya dekat dengan Widya Chandra yang penghuninya mungkin tidak pernah naik Tije dan nama hakte ini saya Telkomsel karena jadi sponsor. nama ini menggantikan nama Gatot Subroto LIPI, memang harus diganti karena LIPI sudah almarhum dan ganti nama jadi BRIN. Kebetulan lagi lokasi Telkom/telkomsle bertetangga dengan BKPM, jadi ingat awal 2000 an juga sering mampir ke BKPM dalam datangkan mengurus JV Company yang statusnya akan jadi PMA karena sebagian pemiliknya juga Singapura alias anak atau cucu Temasek. Dunia memang penuh dengan kebetulan dan kejutan yang mengasyikkan . Semoga Danantara bisa sukses seperti Temasek. Syaratnya cukup berat sih. yaitu menghancurkan batu seperti ditulis abah di CHDI. Yuk berdoa .. salam … TH

hoki wjy

5 tahun yg lalu ketika Pak Ahok berteriak bubarkan BUMN! reaksi orang2 pada saat itu adalah apakah Ahok sedang gila? ternyata dalam melihat visi jauh kedepan pak Ahok memang 3 langkah ada didepan kebanyakan orang orang. pada saat itu Ahok berkata ratusan BUMN yg ada saat itu lebih baik dikelola dengan benar 2 profesional dan jauh dari kepentingan politis dan Indonesia bisa meniru apa yg dilakukan pemerintah Singapura dengan membentuk TEMASEK.dan sekali lagi terbukti orang2 yg bisa melihat visi jauh kedepan biasanya punya kelainan tersendiri misalnya mulutnya cerewet seperti juga Pak Purbaya!

Kalender Bagus

Saya beberapa kali menemukan fenomena ini: anggota legislatif kaget, bupati kaget, atau gubernur kaget. Ternyata selama ini mereka ketinggian angan-angan. Tanpa riset, mereka mengira gaji anggota legislatif itu tinggi, gaji bupati itu bejibun, atau gaji gubernur itu selangit. Itulah sebabnya mereka mau habis-habisan nanam modal saat kampanye. Begitu terangkat, mereka serasa mau pingsan saat diinfokan besaran gaji dan tunjangannya. Ternyata ga cukup bahkan untuk ngasih sumbangan uang peluh ke tim suksesnya. Inilah awal petaka. Dicarilah cara agar modal bisa balik, agar tim sukses bisa hepi. Ketemulah banyak cara warisan dari pendahulu, misal menjual slot jabatan kepala dinas, atau memaksa eselon dibawahnya membayar upeti, atau memalak pengusaha sejak mulai dari perencanaan anggaran. Jadi sumber masalah sebenarnya adalah, KPU kurang mensosialisasikan besaran gaji yang akan mereka terima nanti saat terpilih, dan informasi bahwa sekarang ga bisa main-main lagi seperti sebelumnya, karena KPK nya sudah sangat garang.

mario handoko

Selamat pagi bp thamrin, bp agus, bp jz, bp em ha, bp mul, bp udin, ka nimas dan teman2 rusuhwan. "Bp akr akui urung beli bbm pertamina. Sumber impor tak jelas." Demikian berita di bloomberg technoz. bp akr batal beli bbm pertamina. Karena ada masalah kandungan etanol. Juga karena pertamina tidak bisa menunjukkan certificate of origin. Dokumen yg menunjukkan asal impor. Hmmm. Setahu rusuhwan. Biasanya kendaraan yg suratnya tdk lengkap. Harga miring lo. Bisa diskon sampai 75% dari harga pasar. Seharusnya bp akr kan tinggal nawar aja to. Nda usah khawatir disemprit polisi dunia, nda usah khawatir disemprit paman donal. Toh bp akr sudah pengalaman cara2 membangun relasi dgn inspektur ladusing.

Jokosp Sp

UU bisa dibuat secepat kilat kalau ada pesanan. Saya garis bawahi "karena ada pekentingan penguasa". Tetapi sebaliknya kalau itu tuntutan rakyat murni, tiga periode presidenpun tetap terus dilewati. Ada kok UU yang dituntut rakyat : UU Perampasan Aset. Dari zaman presidennya masih SBY yang dua periode, lanjud ke presiden Jokowi dua periode juga, masuk ke presiden Prabowo sudah berapa tahun coba?. Dua Puluh tahun diperjuangkan Rakyat dan Mahasiswa tetap saja ada di laci meja DPR. Kenapa pemerintah tidak serius, dan kenapa DPRnya juga tidak serius?. Itu satu kesimpulan juga bahwa DPR memang bukan wakil rakyat. Pemerintah sendiri ( Penguasa ?), juga sama tidak seriusnya. Satu hal : ketakutan menggorok lehernya sendiri. Makanya jangan terlalu optimis, apalagi menilai pemerintahan ini baik. Dan apalagi memujinya sampai sundul langit, anda pasti dari golongan ternak dan team suksesnya yang sudah dicekok'i habis. Kalau sendi kehidupan ini masih tidak bisa bebas dari korupsi, janganlah terlalu dini menilai pemerintahan ini baik. Itu sama saja dengan menghianati bangsa sendiri. Negara maju, adil dan makmur itu kalau negaranya bersih, tidak ada korupsi. "Itu saya setuju Om"......ada yang nyeletuk dari belakang meja lap top. Ternyata ada yang lama memperhatikan saya menulis di DISWAY. "Saya pembaca senyap Om". Oh.....ternyata anak didik, sudah baca DISWAY?. "Sudah Om.....". Ayo kita ngopi dulu. Kopi spesial : kopi susu jahe pasti bisa menghangatkan badan dan melancarkan peredaran darah.

Johannes Kitono

Kuliner Pontianak. Pagi ini dari hotel Aston mau jalan pagi di Gajah Mada. Mulai jam 6 pagi sepanjang jalan sudah terlihat geliat ekonomi.Pedagang kwe cap, sate , bakmi babi, kopi santai, buah, kue bulan sibuk jajakan dagangannya. Semuanya terlihat sibuk termasuk tukang parkir yang atur mobil sambil merokok. Sempat beli sotong kering dan kiatna di jalan Siam. Rencana mau makan kwetiaw Atie dengan Cingkong kepiting.Sekaligus bawa pulang Jakarta. Tapi Bakmi Atie buka jam 09.00 kata tukang nenas. Para pedagang kaki lima dikenakan pungutan Rp.200 ribu/ bulan oleh Pemda. Seyogyanya lingkungan kaki lima disana di perbaiki. Perbanyak tong sampah dan got hitam di sedot biar airnya bening. Puntung rokok yang bertebaran dijalan harus dikurangi. Iklan iklan rokok yang merusak kesehatan dilarang saja.Jalan Gajah Mada bisa menjadi destinasi wisata kuliner. Dengan makanan tradisional seperti Kue Bulan yang belum disaingi oleh Kue Matahari. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Prieyanto

DAPIL BATU, Demokrasi sejati bukan soal ada atau tidaknya partai, tapi soal bagaimana rakyat benar-benar berdaulat. Semoga Syiria kelak menemukan formula politik terbaik yang sesuai sejarah, budaya, dan kondisi bangsanya. Ironisnya, negeri kita yang terkenal dengan budaya gotong royong justru terjebak dalam jeratan partai politik yang mahal dan elitis. Rakyat akhirnya hanya jadi “pemilih” lima tahunan, bukan “pemilik” suara berdaulat yang aktif. Belum lagi pengurus partai yang 'kepala batu', selalu mencoba negosiasi jabatan dengan presiden hanya karena merasa ikut berkeringat dalam pemilu. Akibatnya, orang-orang tak kompeten titipan partai malah bercokol di kementerian dan BUMN. Jika terus, mereka bukan sekadar kerikil, tapi bisa jadi batu sandungan besar di Danantara, tentu akan menghambat jalannya program pemerintahan. Benarkah presiden kini sedang menyingkirkan batu-batu itu? Kadang memang, jalannya politikus menuju dapil Batu Malang mirip hidup sehari-hari: penuh tanjakan, belokan, bahkan longsoran mendadak. Ada yang awalnya terasa datar, eh, tiba-tiba menanjak curam hingga bikin ngos-ngosan. Maka jangan kaget kalau “batu” itu bukan cuma ada di jalanan Malang, tapi juga di hati dan pikiran kita. Ada yang jadi batu sandungan, ada pula yang bisa jadi batu loncatan. Hidup, pada akhirnya, memang seperti itu: kadang kita tersandung batu kecil—tapi justru di situlah langkah kita diingatkan. #prie

djokoLodang

-o-- ... Umur Kementerian BUMN ternyata lebih pendek dari yang saya perkirakan. Saya pikir umurnya masih 15 hari sampai satu bulan. Ternyata hanya 10 hari dari tulisan Umur Pendek di Disway 22 September lalu. ... *) + Apa yang terjadi setelah kita mati? - Bagaimana saya tahu? + Bapak kan Ustadz? - Iya, tapi bukan Ustadz yang sudah mati! --koJo.-

Wilwa

@Juve. Zhu Rong Ji terkenal dengan ucapan berikut: Wo 我 (saya) Yi Jing 已经 (sudah) Zhun Bei 准备 (siapkan) Hao Le 好了 (dengan baik) Yi Bai 一百 (100) Kou 口 (buah) Guan Cai 棺材 (PETI MATI). Jiu Shi Jiu 九十九 (99) Kou 口 (buah) Zhuang 装 (mengemas/membungkus) Tan Guan 贪官 (PEJABAT 官 KORUP/SERAKAH 贪). Hai You 还有 (masih ada) Yi 一 (satu) Kou 口 (buah) Zhuang 装 (membungkus/mengemas) Wo Zi Ji 我自己 (diriku sendiri) >> kalau saya juga korupsi maksudnya. Jadi jelas ya Guan 棺 (peti mati) dan Guan 官 (pejabat) adalah dua kata yang nadanya sama yang ada dalam ucapan anti korupsi yang terkenal dari Zhu Rong Ji. Pejabat yang jadi sasaran utama. Bukan pengusaha. Pengusaha sasaran berikutnya. Asumsinya kalau pejabat tidak korup maka pengusaha juga tak berani korup. Pejabat itu ibarat kucing dan pengusaha ibarat tikus. Kalau kucing mau disuap tikus ya hancurlah negara. Fokus pemberantasan korupsi ya di pejabat. Dan yang menarik adalah istilah korup dan serakah tak dibedakan dalam ucapan Zhu Rong Ji tersebut. Karena korupsi memang bersumber dari hati yang serakah / Tan 贪. Dan 贪 itu terdiri dari simbol “money” 贝 & “now” 今. Money Now! Gue gak mau tau, pokoknya harus ada “duit sekarang”, atau izin proyek gak gue keluarin. Lebih kurang begitu ucapan pejabat korup/serakah.

Sadewa 19

Pernah suatu ketika perusahaan kami memberikan pinjaman ke cucunya BUMN. Kami dari kantor sudah terbiasa naik taksi. Sudah tidak ada lagi sopir kantor apalagi mobil kantor. Tipikal perusahaan Eropa yang sangat efisien. Bahkan direktur kami datang ke kantor cucunya bumn tadi pun dengan naik taksi. Ketika sampai kantor cucunya BUMN tadi, betapa takjub nya kami. Mobil2 mewah berjejeran, ada LX, AP, DZ dan semacamnya. Kami tersenyum, karena kami tahu perusahaan ini profitnya gak gede gede amat. Bagai langit dan bumi antara profit dan fasilitas yg diterima pejabatnya. "Bos, kita kan yg mau kasih pinjaman ke mereka kenapa mereka lebih mewah fasilitasnya ?" Si Bos cuma senyum senyum..."Itulah kenapa negara kamu gak maju-maju" timpalnya. Hal ini yg mungkin salah satunya perlu dibenahi. BUMN yang nggak untung ya sudah jangan mewah2 kasih fasilitas. Agar seluruh karyawan ikut mikir. "Uang negara" berarti uang rakyat banyak. Ada pertanggung jawaban. Bukan untuk pemborosan. Lega rasanya Pak Presiden pernah bilang. "Kita semua bisa digantikan, bahkan presiden sekalipun bisa diganti". Pun begitu di BUMN, profesionalisme harus dijunjung tinggi. Jangan haha hihi main golf tiap hari. Ditengah perusahaan yang tetap merugi. Apapun namanya, BUMN atau DANANTARA, jika tidak ada perubahan yg berarti yg radikal akan sama saja.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@pak Kitono.. CUKAI ROKOK: DI ANTARA PAJAK, PEKERJA, DAN ASAP.. ALTERNATIF 1 - cukai rokok tetap tinggi. Ini ada logisnya. 1). Cukai tinggi bikin pemasukan negara naik, 2). Harga rokok mahal. 3). Konsumsi turun, dan 4). Pujian internasional datang. Tapi efek sampingnya bisa pahit—pabrik rokok megap-megap, pekerja kena PHK, dan pasar malah dipenuhi rokok ilegal yang kualitasnya tak jelas. Negara dapat uang, tapi masyarakat bisa kehilangan kerja sekaligus terpapar produk gelap. ALTERNATIF 2 - cukai rokok diturunkan. Seolah “ramah industri”: cukai turun, produksi naik, pekerja aman. Tapi risikonya besar: 1). Konsumsi rokok kembali melonjak, 2). Beban kesehatan membengkak, dan 3). Reputasi internasional merosot. Lagi pula, tidak ada jaminan penurunan cukai langsung diterjemahkan jadi harga lebih murah bagi konsumen, karena struktur distribusi rokok sendiri rumit. ALTERNATIF 3 - status quo, tidak naik, tidak turun. Sambil dievaluasi, 1-2 tahun. Tapi kalau hanya “menunggu,” kita bisa kehilangan momentum untuk mengendalikan konsumsi maupun mengantisipasi rokok ilegal. ## Solusinya? Kombinasi: 1). Cukai tetap naik, tapi bertahap dan terukur, sambil memberi insentif diversifikasi bagi industri rokok 2). Lalu, perkuat pengawasan rokok ilegal dengan teknologi tracking. Jadi, negara tetap dapat penerimaan, pekerja tidak langsung jadi korban, dan tujuan kesehatan tetap jalan.

imau compo

Bukan hanya BUMN yang menikmati wewenang seperti yg ditulis Pak Udin di bawah. Kartel yg dibangun sepuluh tahun terakhir juga dinikmati airline sebelah. Kemarin airline ini mematuk saya dua kali. Patukan pertama harga tiket yg mahal utk penerbangan domestik. Bayangkan, jarak yg sama bahkan lebih pendek dari kota sebelahnya (di luar negeri) harganya lebih mahal. Patukan kedua kelebihan berat kopor. Hitung dari nol..... katanya. Itu bukan kelebihan namanya, hukuman, masuk ke rumah mereka, rumah Yahudi dalam cerita humor. Aturan buat sendiri, pura-pura lupa, operasinya di wilayah publik. Mereka bilang, Peraturan perusahaan, kopor Bapak lebih besar dari yg diperbolehkan utk kabin padahal kopor yg sama selalu dipakai dan keluar masuk kabin di airline lain.

djokoLodang

-o-- Kakek sedang bersama teman. + Kamu punya pensil, Sobat? Baru saja terpikir olehku sesuatu yang perlu kutulis sebelum aku lupa. - Ya, kurasa aku bawa pensil. Coba kuperiksa sakuku. + Aku sangat percaya catatatn. Pensil terpendek lebih ampuh daripada ingatan terpanjang, begitulah kataku. - Ah, ini dia pensilnya. Kamu bisa menggunakannya. + Untuk apa? --koJo.-

DeniK

Ada apa dengan Jabar ?, keracunan hampir semua berasal dari Jabar.

Tivibox

Lagi, soal MBG Akibat banyaknya kasus anak-anak keracunan MBG, beberapa daerah memberlakukan KLB untuk kasus ini. Memang terasa luar biasa. KLB yang biasanya ditetapkan untuk suatu wabah atau penyakit, kini malah diterapkan untuk program besar ini. Selama program ini berjalan, banyak dapur MBG yang melayani pembuatan porsi makan diatas 1000 porsi, bahkan ada yang 4000 porsi. Tentu tidak mudah proses memasak dan penyajian dalam jumlah sebanyak itu. Maka terjadilah makanan basi dan mengandung bakteri, karena ada jarak waktu yang cukup lama mulai dari memasak, penyajian, pendistribusian sampai disantap oleh anak-anak Makanan yang disantap hari ini mungkin saja dimasak tadi malam untuk mengejar tenggat waktu. Tentu saja itu tidak sehat. Untuk evaluasi, sebaiknya setiap dapur MBG dibatasi membuat makanan untuk 100-200 porsi saja. Untuk sekolah yang jumlah muridnya ratusan atau lebih banyak, bisa dilayani oleh beberapa dapur MBG. Dengan demikian jangka waktu dari mulai memasak sampai disajikan bisa dipangkas. Makanan bisa lebih fresh. Tinggal mengontrol kualitas makanannya saja dengan melibatkan ahli gizi di tiap dapur MBG.

DeniK

Siapa yang berniat pelihara Kucing yang mau Makan Tikus . Hampir semua tidak suka Tikus tapi tidak ada yang mau pelihara Kucing . Atau mungkin semua sudah jadi Tikus .

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 125

  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Liam Then
    Liam Then
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Muin TV
    Muin TV
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Wilwa
    Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • yea aina
      yea aina
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Anwar Kholil
    Anwar Kholil
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Prieyanto
    Prieyanto
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Sugi
    Sugi
  • Blotongan Jayalengkap
    Blotongan Jayalengkap
  • Muin TV
    Muin TV
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Liam Then
    Liam Then
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Kresensius Lalung
    Kresensius Lalung
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • mario handoko
    mario handoko
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Thamrin Dahlan YPTD
      Thamrin Dahlan YPTD
  • Eyang Sabar56
    Eyang Sabar56
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Wilwa
    Wilwa
    • Everyday Mandarin (Study in Taiwan & China)
      Everyday Mandarin (Study in Taiwan & China)
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Runner
    Runner
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • yea aina
    yea aina
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Wilwa
      Wilwa
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
    • Kalender Bagus
      Kalender Bagus
  • DeniK
    DeniK
  • fahrizal ardani
    fahrizal ardani
  • Rafia Akhya Fajrie
    Rafia Akhya Fajrie
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • rid kc
    rid kc
  • Ketut Bagiarta
    Ketut Bagiarta
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • ra tepak pol
      ra tepak pol

Berita Terkait