Wabah PMK Sapi Merebak, Daya Beli Menurun, Pemerintah Ketat Seleksi Sumber Hewan
Ilustrasi hewan ternak sapi. Sejumlah pihak saat ini mengantisipasi penularan PMK.-Pixabay-
JAKARTA, DISWAY.ID-Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan yang merebak membuat daya beli masyarakat menurun di sejumlah daerah dan pemerintah pun semakin ketat menyeleksi hewan khususnya sapi.
Di Cirebon meski pasokan tidak terganggu namun, akibat wabah PMK, daya beli masyarakat semakin menurun.
Jika dibandingkan dengan musim Idul Fitri yang harga daging sapi lokal tembus Rp 180 ribu per kilogram.
Wabah PMK membuat harga turun hingga Rp 150 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Peternak Diminta Waspada Penyakit PMK Hewan
Pedagang daging sapi di Pasar Kanoman mengaku pasokan daging sapi dari daerah Pati, Jawa Tengah dan tidak terkena pembatasan di tengah wabah PMK saat ini.
“Semua daging sapi yang datang ke pasar ini semuanya daging segar dan sudah melalui proses pemeriksaan kesehatan yang ketat,”ungkap Diding salah satu pedagang daging sapi di Pasar Kanoman, Selasa 17 Mei 2022.
“Ya alasannya itu, pembeli takut dengan adanya penyakit kuku dan mulut yang sekarang lagi viral. Jadinya yang beli daging sapi sekarang sepi meski ada sih beberapa orang yang beli,” tuturnya.
BACA JUGA:Waspada! 1.200 Ekor Sapi di Aceh Terinfeksi Penyakit Kuku dan Mulut
Sementara di Jakarta, Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengaku menyeleksi daerah sumber hewan dan daging.
Hal ini untuk menghindari daging dari hewan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Mulai sekarang ini sudah kami seleksi daerah mana yang kira-kira aman, di situ sapi kami ambil,” ucap Raditya, Selasa 17 Mei 2022.
Dharma Jaya biasanya mengambil hewan ternak sapi dari Jawa Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA:10 Ekor Sapi di Lubuklinggau Suspek Penyakit Mulut dan Kuku
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: