Cacar Monyet Ada 2 Jenis, Salah Satunya Punya Tingkat Kematian Mencapai 10 persen, Berbahayakah?

Cacar Monyet Ada 2 Jenis, Salah Satunya Punya Tingkat Kematian Mencapai 10 persen, Berbahayakah?

Virus Cacar Monyet Muncul di Inggris-mattthewafflecat-Pexels

Sementara itu, kasus-kasus cacar monyet yang teridentifikasi di Inggris telah dilaporkan sebagai strain Afrika Barat.

BACA JUGA:UAS 'Diusir' Singapura? Menko PMK: Harusnya Bisa Jaga Lidah, Jaga Mulut, Jaga Tangan!

“Secara historis, wabah ini sudah 8 kali terjadi di eropa, dan ini penyakit biasa,” kata Jimmy Whitworth, seorang profesor kesehatan masyarakat internasional di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Portugal telah mencatat 5 kasus yang dikonfirmasi, dan Spanyol sedang menguji 23 kasus potensial. Tidak ada negara yang melaporkan kasus sebelumnya.

Penularan

Virus menyebar melalui kontak dekat, baik dalam limpahan dari inang hewan dan, lebih jarang, di antara manusia.

Ini pertama kali ditemukan pada monyet pada tahun 1958, karena itulah namanya, meskipun hewan pengerat sekarang dipandang sebagai sumber utama penularan.

BACA JUGA:Imbas Pembangunan Underpass Dewi Sartika Depok, 4 Titik Lalu Lintas Ini Mulai Direkayasa Sampai Akhir Tahun

Penularan kali ini membingungkan para ahli, karena sejumlah kasus di Inggris pada 18 Mei tidak diketahui apakah saling berhubungan. 

Hanya kasus pertama yang dilaporkan pada 6 Mei baru-baru ini, seorang warga itu bepergian ke Nigeria.

Para ahli telah memperingatkan penularan yang lebih luas jika kasus tidak dilaporkan.

Peringatan Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga menyoroti bahwa kasus-kasus baru-baru ini sebagian besar di antara pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual atau pria yang berhubungan seks dengan sesama.

BACA JUGA:Gala Dinner Miyabi Dapat Lampu Hijau, Polda Metro Jaya: Tidak Perlu Izin Keramaian dan Sebagainya

Salah satu skenario yang mungkin terjadi di balik peningkatan kasus adalah peningkatan perjalanan karena pembatasan Covid-19 dicabut.

“Teori kerja saya adalah bahwa ada banyak kasus di Afrika barat dan tengah, perjalanan telah dilanjutkan, dan itulah mengapa kami melihat lebih banyak kasus,” kata Whitworth.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: