Gawat! Tesla Terpaksa Tutup Gigafactory Shanghai, Ternyata Ini Biangnya

Gawat! Tesla Terpaksa Tutup Gigafactory Shanghai, Ternyata Ini Biangnya

Luhut berangkat ke Amerika pasca Tesla masuk Malaysia yang dikabarkan oleh Perdana Menterinya Anwar Ibrahim.--electrek.co

JAKARTA, DISWAY.ID –  Tesla terpaksa tutup Gigafactory Shanghai selama dua hari sehingga berdampak pada kerugian yang cukup besar.

Penutupan ini ternyata disebabkan oleh kembali meningkatnya kasus Covid-19 di China sehingga pemerintah setempat harus kembali melakukan memeriksaan secara massal dan isolasi diberbagai tempat.

Lonjakan ini terjadi dalam kurun watu tiga bulan sepanjang 2022 dimana penduduk negeri tirai bambu tersebut mengalami tertular Covid-19.

Bahkan kasus Covid-19 di China saat ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2020 sehingga Tesla terpaksa menutup Gigafactory Shanghai.

BACA JUGA:Aston Martin V12 Vantage, Generasi Terakhir Dengan Mesin Bahan Bakar Fosil

Akibatnya penutupan pabrik mobil listrik terbesar di Asia ini, tesla memberikan pengumuman pada karyawan dan pemasok bahwa mereka terpaksa melakukan penutupan selama dua hari.

Dirilis dari electrek.co, pihak Tesla mengungkapkan mereka akan menghentikan produksi pada hari Rabu dan Kamis di Gigafactory Shanghai.

Pabrik ini merupakan salah satu pabrik yang beroperasi 24 jam dan dengan penghentian ini membuat Tesla mengalami kerugian yang cukup banyak.

BACA JUGA:Bocoran Teknologi iPhone 14, Diduga Bisa Komunikasi Walau Tanpa Sinyal

Gigafactory Shanghai sangat bagi Tesla, dimana pabrik ini memasok kendaraan listrik Model 3 dan Model Y yang akan di kirim ke pasar Eropa.

Selain Tesla terpaksa tutup Gigafactory Shanghai, pabrikan lain seperti Toyota dan Volkswagen juga menbgumumkan bahwa telah melakukan penutupan pabriknya akibat pandemi.

Selain itu kendala pengiriman pasokan suku cadang juga menjadi salah satu faktor yang mebuat pabrikan tersebut menghentikan peroduksi.

BACA JUGA:5 Ide Usaha dengan Modal Kecil

Diketahui bahwa Tesla telah memproduksi hampir 60.000 kendaraan per bulan di Gigafactory Shanghai atau sekitar 2.000 per hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: electrek.co

Berita Terkait