70 Dokter dan Ribuan Nakes Meninggal saat Pandemi, Wapres Ma'ruf Amin: Mereka Adalah Pahlawan

70 Dokter dan Ribuan Nakes Meninggal saat Pandemi, Wapres Ma'ruf Amin: Mereka Adalah Pahlawan

70 Dokter dan Ribuan Nakes Meninggal saat Pandemi--Instagram/@kyai_marufamin

JAKARTA, DISWAY.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menyebut dokter dan para nakes yang berjuang selama pandemi Covid-19 adalah pahlawan kusuma bangsa.

Hal itu diungkmapkan Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan “Monumen Pengabdian Dokter Indonesia” Kamis,  (17/3/2022).

“Selama pandemi Covid-19, dokter dan tenaga kesehatan Indonesia berguguran dalam perjuangan dan pengorbanan untuk menyelamatkan jiwa orang banyak,” terang Wapres, dikutip dari PMJ NEWS.

BACA JUGA:Pemerintah Cabut HET Minyak Goreng Kemasan, Bunda Harus Tahu Sebabnya, Kecewa?

“Mereka adalah Pahlawan Kusuma Bangsa,” sambungnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), selama pandemi Covid-19 ribuan tenaga kesehatan (nakes) serta 750 dokter gugur akibat terpapar virus Corona.

Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan semangat para dokter maupun para nakes lainnya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

BACA JUGA:4 Sepatu yang Cocok Dipakai Pria, Dijamin Bikin Auto Keren!

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyatakan setidaknya ada sejumlah indikator sebagai pertimbangan perubahan pandemi menjadi endemi. 

Di antaranya laju penularan harus kurang dari 1 dan angka positivity rate harus kurang dari 5 persen.

Kemudian, tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5 persen, angka fatality rate harus kurang dari 3 persen, dan level PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1.

BACA JUGA:Prediksi Barcelona vs Galatasaray: Domenech Torrent Pede Singkirkan Barca

Kondisi-kondisi ini harus terjadi dalam rentang waktu tertentu misalnya 6 bulan. Kondisi di Indonesia saat ini masih jauh dari prasyarat tersebut. Untuk itu, Nadia menyebut pemerintah tidak terburu-buru menurunkan status pandemi menjadi endemi.

"Saat endemi, kasus akan tetap ada tapi dia tidak akan mengganggu kehidupan kita seperti saat ini di mana hampir aktivitas-aktivitas kehidupan kita ini tidak terganggu dengan adanya kasus Covid-19," jelas Nadia dalam keterangannya, Rabu (16/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Close Ads