Laporan KKSK Bikin Pelaku Usaha Sumringah meski Dihantam Gejolak Perang Rusia-Ukraina

Laporan KKSK Bikin Pelaku Usaha Sumringah meski Dihantam Gejolak Perang Rusia-Ukraina

ILUSTRASI FOTO PENGRAJIN KAIN TAPIS.-Dok. Indonesia.go.id-

Respons kebijakan moneter negara maju terhadap inflasi yang dihadapkan pada potensi perlambatan ekonomi menimbulkan riak pada aliran modal asing di negara emerging market, termasuk Indonesia.

"Ini sejalan langkah investor melakukan realokasi aset untuk mencari tempat yang aman atau safe heaven assets," katanya.

Sri Mulyani juga mencatat terjadi aliran modal asing keluar dari investasi portofolio sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai USD 1,3 miliar.

Namun, ia menekankan, tekanan aliran modal asing keluar ini masih lebih baik dibandingkan emerging market lainnya. Kondisi inflasi dan nilai tukar rupiah juga masih terjaga dengan baik. 

"KSSK tetap mewaspadai dan akan terus memantau stabilitas sistem keuangan untuk tetap menjaga stabilitas sistem keuangan kita," ujarnya.

Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menambahkan, stabilitas sistem keuangan dalam kondisi terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan.

Tren membaik seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi, yang didukung dengan kebijakan strategis OJK.

Dalam konteks itu, misalnya, intermediasi perbankan per Februari 2022 melanjutkan tren meningkat dengan pertumbuhan kredit 6,33 persen (yoy).

Terutama ditopang kredit UMKM-retail dan korporasi dengan pertumbuhan masing-masing 8,75 persen dan 5,83 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) meneruskan pertumbuhan double digit sebesar 11,11 persen yang utamanya didukung kenaikan giro sebesar Rp 30,1 triliun.

Dari industri keuangan nonbank (IKNB), Wimboh juga menjelaskan, penyaluran pembiayaan meningkat ke level Rp 372 triliun dan tumbuh positif sebesar 2,43 persen (yoy) didorong oleh jenis pembiayaan modal kerja dan investasi dengan mayoritas sektoral mengalami pertumbuhan positif.

Industri perasuransian berhasil menghimpun premi pada Februari 2022 sebesar Rp 18,0 triliun dengan premi asuransi jiwa sebesar Rp 11,9 triliun dan asuransi umum Rp 6,1 triliun.

Penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir 5 April 2022 telah mencapai Rp63,93 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 17 emiten.

Perkembangan pasar modal cukup positif di tengah downside risk sentimen global, ditunjukkan dengan IHSG yang mencatatkan rekor all time high di level 7.210,84 pada 8 April 2022 dan menguat sebesar 9,56 persen (ytd).

Perkembangan tersebut merefleksikan keyakinan investor dan masyarakat terhadap perekonomian Indonesia masih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id