KH As`ad Ali Beberkan Tugas dan Target Intelejen Santri
Penulis buku Intelejen Santri, KH As`ad Said Ali.-radarpalembang-
PALEMBANG, DISWAY.ID-- Mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara, DR As`ad Said Ali membeberkan pengalamannya dan perjalanan intelejen santri di tanah air.
Dalam acara bedah buku perjalanan intelijen santri dengan tema Transformasi Budaya Santri dalam Pencegahan Radikalisme, KH As`ad Ali selaku penulis buku menjelaskan juga terkait tugas intelejen santri.
Tugas intelejen santri, kata KH As`ad hanya mengumpulkan informasi dan bukan untuk membicarakan perkara di luar dari target yang dituju.
Terlebih membicarakan orang lain yang dapat menimbulkan kegaduhan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Menurutnya, informasi intelegen santri itu letaknya hanya dalam Al Quran.
“Intelijen santri juga harus bisa memikirkan masa yang akan datang untuk lebih baik lagi,” kata penulis Buku Perjalanan Intelijen Santri KH As’ad Said Ali, di Aula Doktoral FISIP Unsri Palembang, Rabu 30 Maret 2022.
Acara beda buku diikuti ratusan mahasiswa Unsri Palembang.
BACA JUGA:Emil Dardak Ditetapkan Jadi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur
Dikatakannya, di dalam Pancasila terdapat poin yang mengandung makna agama menerima negara begitupun sebaliknya negara menerima agama.
Artinya, kedua hal tersebut saling berhubungan.
Namun, banyak kalangan yang seakan alergi dengan aturan dan syariat Islam karena menurutnya mereka aturan islam tersebut bertentangan dengan kebebasan pilihan.
”Agama dan negara tidak bisa dipisahkan, itu hal yang sakral,” ujar As’ad.
Lebih lanjut, dia mengatakan di sinilah peran santri untuk dapat menyatukan perbedaan dan mencegah dari radikalisme.
Dengan cara mengumpulkan informasi yang valid tanpa membuat kesalahan yang dapat membuat kegaduhan degan informasi yang tidak jelas.” Peran santri ya di sini, dan informasinya kembali pada Al Quran,” ungkapnya.
BACA JUGA:Sindir Orang Ribut Urusan Toa, Menteri Agama: Berarti Kurang Piknik
Sementara itu, Wakil Dekan III Fisip Unsri, Dr Andries Lionardo, S.IP, M.Si meniai kelebihan tersebut tersebut.
“Dari analisis yang disajikan begitu renyah, dan enak dibaca. Latar belakang penulis sebagai seorang santri, dan intelijen sangat kaya dengan suguhan filsafat yang membuat buku ini menarik dan berbeda dengan buku-buku lainnya,” ungkapnya.
“Membaca buku ini dapat membuat pembaca seperti disodorkan kepada masalah yang sebenarnya sehingga harus segera diatasi oleh seluruh elemen bangsa, khususnya adik adik mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) harus terlibat secara aktif sebagai aktor santri intelijen.
Dewan Pakar Lakpesdam NU Sumsel Hernoe Roesprijadji berharap agar generasi muda sekarang, tidak hanya para santri dapat mengambil makna yang terkandung dalam buku karya KH As’ad Said Ali
“Semoga kita dapat mengambil pembelajaran dari pengalaman KH As’ad Said Ali, untuk kemajuan, agama, bangsa dan negara,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarpalembang.sumeks.co