Masuk Gua Batu Hapu Cuma Rp 5.000, Nikmati Geosite Park Maratus yang Memesona

Masuk Gua Batu Hapu Cuma Rp 5.000, Nikmati Geosite Park Maratus yang Memesona

Destinasi wisata yang tak kalah hebat. Inilah Gua Batu Hapu salah satu geosite Geopark Meratus di Kalimantan Selatan masih terjaga eksistensinya hingga sekarang dengan keunikan yang memesona. -Twitter/Indocafe -Disway.id

Menyusuri dan mengamati seluruh gua menggunakan cahaya senter, tapak demi tapak memerlukan waktu kurang lebih dua jam dan kehati-hatian karena jalur licin.

Di dalam gua, ada infrastruktur tambahan yang dibangun pemerintah daerah berupa tangga, fungsinya memudahkan pengunjung menyeberangi cekungan di dalam gua. Meskipun begitu, tidak mengubah esensi keindahan gua.

Kalau pengunjung ingin mendaki puncaknya, memerlukan waktu 30 menit, dengan medan jalur bebatuan karst. Dari atas Batu Hapu terlihat bentang Pegunungan Meratus yang menawan.

Wisata gua tersebut sudah ada sejak lama, mulai dikunjungi orang sejak era transmigrasi penduduk Jawa pada tahun 1970-an, hal itu juga yang memengaruhi nama gua, Batu Hapu artinya batu kapur dalam bahasa Jawa.

"Sudah begitu namanya dari dulu," ujar Subianto yang juga generasi masyarakat transmigran itu.

Sejak tahun itu, ternyata Gua Batu Hapu memiliki gua "rahasia" yang tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan umum. Jumlahnya ada tiga buah, bahkan pemandu itupun tidak tahu persis isi keseluruhan gua tersebut.

"Hanya Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) dan para peneliti yang pernah masuk. Tiga mulut gua ada di bawah dan jalan menuju ke sana tidak di buka," ujarnya.

Meskipun begitu, gua yang saat ini dibuka untuk umum sudah sangat memuaskan, memberikan wawasan tentang batuan dan keunikan Bumi.

Di lingkungan Gua Batu Hapu masih banyak pepohonan besar dan udara yang lebih segar dibandingkan dengan di Kota Banjarmasin.

Tepat memasuki kawasan tersebut, juga ada taman dengan aneka patung binatang, rumput karpet, cocok untuk tempat santai keluarga menghabiskan akhir pekan.

Biaya masuk dipatok Rp 5.000. Hasil dari retribusi tersebut pertama dibagikan untuk pemerintah daerah, setelah itu pengelola dan apabila ada lebih masuk ke kas desa.

Tidak hanya di karaoke ada pemandu, di Gua Batu Hapu pun juga ada jasa pemandu untuk wisatawan yang ingin ditemani menyusuri gua.

Pihak pengelola tidak memasang tarif alias sukarela, seikhlas wisatawan yang memakai jasa untuk memberikan upah atas waktu, tenaga dan wawasan pemandu.

Legenda

Kurang Indonesia rasanya kalau tidak ada legenda yang melekat di sebuah situs purbakala tersebut. Gua Batu Hapu disebut masyarakat sebagai pecahan kapal besar milik seorang raja bernama Angui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antaranews.com