PBNU Gelar Religion 20, Pemimpin-Pemimpin Agama di Dunia Bakal Diundang

PBNU Gelar Religion 20, Pemimpin-Pemimpin Agama di Dunia Bakal Diundang

PBNU konferensi pers kick off Harlah 1 Abad NU.-PBNU-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan pertemuan dan dialog pemimpin-pemimpin agama di dunia, Religion 20 (R20).

Pertemuan dan dialog para pemimpin agama R20 tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahir (Harlah) Satu Abad NU.

Di antara yang bakal diundang dalam pertemuan R20 yaitu Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus, Pemimpin Persekutuan Anglican Uskup Justin Portal Welby, dan Uskup Agung Konstantinopel Bartolomeus I.

BACA JUGA:Investasi Tol Gedebage-Cilacap Rp 56 Triliun, Sepanjang 206.65 Km, Konstruksi Seksi 1 Mulai 2023

Selain itu, tokoh Spiritual India Sri Ravi Shangkar dan Pemimpin Kamboja Raja Norodom Sihamoni.   

Sedangkan dari Islam, PBNU akan mengundang Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al Isa dan Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad Al-Thayyeb. 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, forum ini dinamakan Religion 20 (R20) lantaran menjadi kegiatan pendukung G20 (Government20) yang saat ini dipimpin Indonesia. 

"Forum ini akan dikaitkan dengan G20 Forum. Sudah ada persetujuan pemerintah, R20 akan menjadi salah satu side event dari rangkaian kegiatan G20 Forum," kata Gus Yahya saat Konferensi Pers Rapat Pleno PBNU dan Kick Off Peringatan Satu Harlah Satu Abad NU di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 20 Juni 2022.

Gus Yahya menjelaskan bahwa kegiatan ini akan diselenggarakan antara akhir Oktober hingga pertengan November 2022 mendatang.

BACA JUGA:Ramai Gus Miftah Pertanyakan Agama Rendang, Mendagri Era SBY: Jangan Asal Berkomentar, Bila..

Tanggal pastinya, katanya, masih dibicarakan dengan pemerintah dan para pemimpin agama dunia.

Sementara konsep kegiatan ini, lanjutnya, sudah rampung dibuat dan pelaksanaan.

Gus Yahya menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan karena selama ini agama masih ada yang memperalatnya sebagai sebuah masalah untuk tujuan dan kepentingan mereka.

"Konflik di sana-sini masih mengatasnamakan agama. Perlu jujur untuk mengatasi masalah," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: