Berangkat dari Polandia Besok Presiden Jokowi Bertemu Zelenskyy di Ukraina

Berangkat dari Polandia Besok Presiden Jokowi Bertemu Zelenskyy di Ukraina

Presiden Joko Widodo tampak berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada sesi working lunch KTT G7 yang digelar di Elmau, Jerman, Senin, 27 Juni 2022. -Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev-Disway.id

JAKARTA, DISWAY.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan memulai misi pembangunan perdamaian ke Ukraina dan Rusia pada 29 dan 30 Juni 2022, setelah menghadiri KTT G7 untuk Negara Mitra di Jerman.

KTT G7, yang diadakan pada 26-27 Juni, antara lain membahas gangguan rantai pasokan pangan global dan perang Rusia-Ukraina.

“Presiden dan rombongan berangkat dari Jerman menuju Polandia pada 28 Juni, dari sana ia akan memasuki Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya, Selasa 28 Juni 2022.

BACA JUGA:Presiden Jokowi ke Ukraina 10 Paspampres Standby di Kiev, Rusia Istirahatkan Serangan 

Dia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv pada 29 Juni dan mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni.

Sebelum keberangkatannya ke Jerman, Jokowi mengatakan kepada bahwa misinya di Ukraina dan Rusia adalah untuk melakukan dialog pada upaya untuk mengakhiri perang dan mencapai solusi damai.

“Perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali,” katanya.

Pada KTT G7, dia mengutip data World Food Programme (WFP) yang menunjukkan sedikitnya 323 juta orang di sejumlah negara berisiko mengalami krisis pangan.

BACA JUGA:Pesawat Jokowi Berputar 360 Derajat di Perbatasan Turki, Pengamat Penerbangan Curigai Hal Ini: Kok Bisa? 

“G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis ini,” jelasnya.

Dia menekankan pentingnya dukungan negara-negara G7 untuk reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor makanan dan pupuk Rusia ke dalam rantai pasokan global.

“Terputusnya rantai pasokan pupuk dari Rusia dapat menyebabkan krisis beras yang dapat mempengaruhi dua miliar orang, terutama di negara berkembang,” katanya.

Presiden menguraikan dua cara untuk mengatasi hal ini. Pertama, fasilitasi segera ekspor gandum Ukraina; dan kedua, komunikasi proaktif kepada orang-orang secara global bahwa makanan dan pupuk dari Rusia tidak akan dikenakan sanksi.

BACA JUGA: Jokowi Tumpangi Helikopter Sikorsky CH53 Menuju Lokasi KTT G7 di Pegunungan Alpen Jerman

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: antaranews.com

Berita Terkait

Close Ads