Berangkat dari Polandia Besok Presiden Jokowi Bertemu Zelenskyy di Ukraina

Berangkat dari Polandia Besok Presiden Jokowi Bertemu Zelenskyy di Ukraina

Presiden Joko Widodo tampak berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada sesi working lunch KTT G7 yang digelar di Elmau, Jerman, Senin, 27 Juni 2022. -Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev-Disway.id

“Komunikasi intensif ini diperlukan agar tidak ada keraguan berkepanjangan di masyarakat internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu diperkuat dengan komunikasi kepada pihak terkait seperti perbankan, asuransi, perkapalan, dan lain-lain,” paparnya.

Retno Marsudi mengatakan kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia bentuk kepeduliannya terhadap masalah kemanusiaan dan niatnya untuk berkontribusi dalam pembangunan perdamaian dan mengatasi dampak perang Rusia-Ukraina di sejumlah negara, terutama negara berkembang. 

“Meski situasi sulit dan kompleks masalah, sebagai Presiden G20 dan anggota kelompok juara Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk berusaha memberikan kontribusi daripada berdiam diri,” jelasnya

Indonesia memegang Kepresidenan Kelompok 20 (G20) ekonomi utama tahun ini. Mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” Kepresidenan G20 Indonesia berfokus pada pemulihan ekonomi dan pembangunan struktur kesehatan pascapandemi COVID-19 yang telah memicu kelesuan ekonomi dan gangguan rantai pasokan pangan secara global.

Jokowi telah mengundang Putin, anggota G20, dan Zelenskyy sebagai pengamat KTT G20, yang dijadwalkan akan diadakan di Bali pada November 2022, meskipun ada tekanan dari beberapa negara Barat untuk mengecualikan Putin.

”Indonesia ingin menyatukan G20. Jangan sampai terjadi perpecahan,” ujarnya.

Meski Ukraina bukan anggota G20, namun ketua kelompok dapat mengundang negara tamu.

“Saya berharap perang dapat segera diakhiri, dan solusi damai dapat diwujudkan melalui negosiasi,” kata Jokowi dalam pernyataan online setelah berbicara dengan kedua pemimpin melalui telepon pada bulan April.

Pada bulan Maret, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan kepada pers bahwa Putin bermaksud menghadiri KTT G20 di Bali, tetapi partisipasinya akan tergantung pada banyak hal, termasuk situasi Covid-19.

Menyusul berita tersebut, Presiden AS Joe Biden menyarankan agar Ukraina menghadiri pertemuan G20 jika anggota lain gagal menyetujui pengusiran Rusia. 

Dia membuat saran setelah pertemuan dengan anggota NATO dan sekutu Eropa di Brussels pada bulan Maret.

Sementara itu, Profesor Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, rencana kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia menunjukkan bahwa Indonesia sebagai presiden G20 berinisiatif membina perdamaian, mengakhiri tragedi kemanusiaan di Ukraina dan mencegah potensi tragedi pangan global.

Kunjungan tersebut mencerminkan inisiatif Indonesia untuk mengambil bagian dalam menciptakan perdamaian global, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 23 Juni.

“Oleh karena itu, Presiden melakukan kunjungan dengan tetap berpegang pada politik luar negeri bebas aktif,” katanya.

Indonesia tidak memihak Ukraina atau Rusia. Ia tidak memberikan bantuan senjata ke Ukraina atau mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antaranews.com