Tanpa Jumbo

Tanpa Jumbo

Sejumlah pusat keramaian khususnya yang kerap disambangi TKW Indonesia di Hong Kong mulai menggeliat. -Twitter/@zirosou-

MENGAPA Hong Kong disebut surga makanan? Banyak ahli berdebat soal mengapa. Kesimpulannya: koki terbaik berkumpul di Hong Kong. Mereka mencari penghasilan yang lebih baik.

Ahli bubur pindah ke Hong Kong. Ahli seafood apalagi. Ahli sayur pun mengikuti. Tentu juga ahli masakan babi.

Mungkin Anda punya teori sendiri. Apalagi Anda sudah tahu: Tiongkok itu miskin sekali. Setidaknya sebelum tahun 2000. Selama 80 tahun sebelum itu.

Di masa itu, yang kaya pindah dari Tiongkok. Untuk mengamankan kekayaan. Yang miskin juga pindah. Untuk keluar dari kemiskinan. Yang pintar pun ikut pindah –untuk bisa menerapkan kepintarannya.

Di negara miskin, sepintar-pintar juru masak akan kalah. Pilihan-pilihan bahan makanannya kalah bermutu. Mau cari yang bermutu jatuhnya akan mahal. Daya belinya tidak ada.

Yang punya daya beli adalah Hong Kong. Pun Singapura masih sangat miskin kala itu.

Hong Kong telah menjadi Eropa di Timur. Di bawah pemerintahan Inggris.

Hong Kong telah menjadi pusat perdagangan Asia. Pelabuhannya yang terbaik saat itu: dalam, tidak ada pendangkalan dan tanpa ombak, terlindung oleh pulau.

Sistem hukumnya juga menjamin kepastian usaha.

Begitulah hukum alamnya. Keahlian mengalir ke mana-mana mengikuti uang.

Itulah yang dikhawatirkan sekarang.

Besok, 1 Juli 2022, Hong Kong genap 25 tahun kembali ke pangkuan ibu pertiwi –Tiongkok. Besok pemimpin baru Hong Kong juga dilantik: John Lee.

Mantan komandan polisi Hong Kong itu memang menjanjikan zaman baru. Saat kampanye Pemilu dulu. Tapi belum konkret rinciannya.

Keunggulan utama Hong Kong, selama ini, adalah: pusat keuangan Asia. Ia juga gabungan ideal antara ''sangat Asia'' dan ''sangat global'': A Local World City.

Orang bisa mendirikan perusahaan di Hong Kong dalam waktu 30 menit. Tanpa harus punya kantor di sana. Budaya wiraswastanya sudah mendarah-mendaging. Juga budaya keuangannya.

Itulah yang dikhawatirkan akan berubah.

Tanda-tanda perubahan itu tidak ada. Sampai tiga tahun lalu. Tiongkok sudah menetapkan konstitusi ''satu negara dua sistem''. Hong Kong dijamin oleh konstitusi untuk punya sistem sendiri –meneruskan sistem lama.

Lalu meledaklah gerakan pro-demokrasi di Hong Kong. Tiga tahun lalu. Awalnya hanya untuk menentang RUU baru –pelaku kriminalitas boleh diekstradisi. Kian hari demo itu kian berkembang ke arah politik: minta Hong Kong merdeka. Tidak terang-terangan begitu, tapi sinyalnya ke sana.

Tiada hari tanpa demo. Selama hampir dua tahun. Kian besar. Kian brutal. Tiongkok risau.

Maka lahirlah RUU Keamanan Nasional Hong Kong. Agar polisi bisa menindak para demonstran –yang menurut sistem lama tidak boleh ditindak.

Dengan UU itu, tokoh-tokoh pro-demokrasi ditangkap. Banyak di antara mereka mahasiswa. Ada juga pemilik media: Jimmy Lai. Ia bos Apple Daily yang pro-demokrasi. Koran itu sampai tutup.

Kemarin-kemarin soal keresahan masa depan Hong Kong ini belum banyak dibicarakan. Semua masih sibuk dengan Covid-19. Pemberangusan gerakan pro-demokrasi masih bisa diselubungi oleh alasan 'demi mengatasi pandemi'.

Tahun ini, setelah pandemi mulai bisa diatasi, pembicaraan masa depan Hong Kong akan kembali ramai. Faktornya tidak hanya perubahan di sistem keamanan. Secara eksternal zaman juga sudah berubah. Ada faktor Korea dan Singapura. Yang dulu bukan siapa-siapa.

Yang lebih nyata justru faktor Tiongkok sendiri. Yang kini jauh lebih kaya dari Hong Kong. Soal keunggulan bursa saham Hong Kong misalnya, sudah menurun. Sudah tergerogoti oleh kebesaran bursa saham Shanghai. Bahkan oleh bursa di tetangga sebelah dindingnya: Shenzhen.

Soal surga makanan juga mulai dipertanyakan. Tarif di Shanghai dan Beijing kini sudah lebih mahal dari restoran di Hong Kong. Artinya: koki terbaik tidak harus lari ke Hong Kong. Bahkan yang dulu ''merantau'' ke Hong Kong sudah balik lagi ke daratan.

Status surga makanan di Hong Kong memang masih belum hilang. Tapi sudah banyak surga-surga lain di sekitarnya.

Status pusat keuangan Asia juga mulai dipertanyakan. Kalau gelar ini sampai hilang, apalagi yang bisa diunggulkan.

Presiden Xi Jinping akan ke Hong Kong besok. Tapi ia tidak akan bermalam di situ. Begitu selesai pelantikan John Lee –dan peringatan 25 tahun kembalinya Hong Kong ke Ibu Pertiwi – Xi Jinping bergeser. Dari Hong Kong ke provinsi Guangdong, di sebelahnya.

Siapa tahu masa depan segi-lima Hong Kong-Shenzhen-Guangzhou-Zuhai-Macao dibicarakan di sit

Persiapannya sudah begitu lama. Jembatan di atas laut terpanjang di dunia dibangun di segilima ekonomi itu. Bahkan sudah empat tahun selesai: jembatan Hong Kong-Macao-Zuhai. Saya sudah beberapa kali melewatinya –menjelang Covid. Tapi belum terasa jembatan baru ini menjadi faktor mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Baru bus-bus turis yang diijinkan lewat. Seolah investornya tidak kesusu balik modal.

Banyak yang berharap momentum peringatan 25 tahun Hong Kong ini dikaitkan dengan konsep kebangkitan ekonomi segi-lima. Tentu dengan Hong Kong sebagai kepala naganya.

Salah satu indikator perubahan yang ditunggu adalah juga ini: apakah kebebasan internet di Hong Kong tetap dipertahankan. Atau internet Hong Kong akan dikontrol seperti di daratan. "Kalau internet di Hong Kong juga disensor habislah keistimewaan Hong Kong," ujar pengamat politik di sana, seperti ditulis media di Hong Kong.

Belum tentu juga.

Budaya bisnis di Hong Kong sulit diubah. Saya bisa membedakan ''gaya bisnis Hong Kong'' dengan ''gaya bisnis Singapura''. Gaya bisnis Hong Kong lebih mendorong kecepatan usaha.

Misalnya begini: dua orang bos bertemu. Mereka ingin bekerja sama. Jual beli saham. Jual beli perusahaan. Atau joint venture. Atau transaksi apa saja.

Setelah bicara-bicara angka, mereka sepakat. Salaman. Atau minum baijiu. Atau bir.

Setelah itu tugas staf masing-masing untuk mewujudkan kesepakatan bos mereka. Untuk mengatur detailnya. Mengatur administrasinya. Mengatur dokumen hukumnya.

Tidak ada staf yang kemudian menghadap bosnya untuk mengatakan: tidak bisa dijalankan. Staf di sana tidak akan bilang "transaksi sulit dilaksanakan''. Misalnya karena banyak masalah hukum dan administrasi. Sang bos akan marah. "Kalian digaji untuk menyelesaikan semua itu".

Di Hong Kong tugas staf adalah membereskan semua kesulitan yang timbul akibat kesepakatan. Kalau ada dokumen hukum yang tidak mendukung, harus diusahakan bagaimana agar dokumen itu ada. Kalau ada hitungan yang tidak cocok, bagaimana supaya cocok.

Maka jarang ada kesempatan bisnis di Hong Kong yang tidak jalan.

Di Singapura proses itu kebalikannya. Staf mempelajari dulu seluruh detailnya. Barulah bos bertemu. Untuk membuat keputusan.

Praktik bisnis yang seperti itu akan terus menjadi keunggulan tak terlihat di Hong Kong. Dan itulah keunggulan utamanya. Yang sulit digeser negara manapun.

Tentu kini Hong Kong sudah kehilangan salah satu keunggulan kecilnya. Hilang permanen. Tidak akan bisa kembali lagi. Yakni resto terapungnya itu. Yang Anda pasti pernah mencobanya: Restoran JUMBO. Ratu Elizabeth pun pernah makan di situ. Pun banyak bintang film.

Restoran JUMBO terbuat dari kapal. Terapung. Pintu gerbangnya dibuat seperti gerbang kerajaan Tiongkok masa lalu. Dapurnya terpisah. Juga kapal. Lebih kecil. Menempel di JUMBO.

Dapur itu tenggelam dua bulan lalu. Tidak ada masalah. Toh JUMBO lagi tutup. Sudah dua tahun tutup. Akibat pandemi.

Icon Hong Kong itu rugi besar. Pemerintah Hong Kong tidak tertarik untuk menyelamatkannya. Padahal itu sudah menjadi legenda di Hong Kong.

JUMBO dibuat tahun 1976. Oleh Stanley Ho, bos bisnis perjudian di Macao. Sudah berumur 45 tahun lebih.

Tiba-tiba saja, pekan lalu, restoran itu ditarik ke tengah laut. Justru ketika Covid sudah reda. 'Istana' itu terus ditarik menjauhi pantai. Banyak orang memotret kepergiannya. Kian jauh. Kian ke laut selatan.

Tiga hari kemudian muncul berita singkat: JUMBO tenggelam di Laut China Selatan. Di dekat kepulauan Spratly. Posisinya sudah di selatan Hanoi. Sudah di selatan Manila. Berarti tidak dipindah ke Vietnam. Atau Filipina.

Akan dibawa ke mana restoran JUMBO?

Tidak ada yang tahu. Perusahaan merahasiakannya kuat-kuat. Dugaan saya: akan dibawa ke Batam. Masuk dok di Batam. Atau dibawa ke Singapura. Dijual sebagai besi tua. Tempulu harga besi tua lagi tinggi. Apalagi kalau kapalnya buatan Jepang.

Saya ikut sedih JUMBO telah pergi. Tapi ya sudahlah. Yang pergi harus pergi. Yang datang harus dinanti.(Dahlan Iskan) 

 

Baca Juga: Keliling Dunia di Madiun

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Imam Trump

Otong Sutisna

Tulisan ini ga seru bah, mungkin harus berguru pada drh.indro....siapkan 1 galon kopi dan 4 pak rokok

 

thamrindahlan

Abortus provocatus criminalis merupakan tindak pidana yang dilakukan oknum dokter (dukun beranak) dan si nyii (plus kelurrga) yang menggugurkan kandungan (hamil). Aborsi hanya boleh dilakukan karena alasan medis. Alasan selain itu (malu, aib ,dlsb) bertentangan dengan kaedah Agama. Melarang Pembunuhan Janin = Manusia itulah alasan moral Donald Trump. tegas berkata tidak boleh Aborsi melalui kekuatan hukum MA di Amerika. Hidup DT. Di negeri ini masih banyak terjadi Aborsi disebut malpraktek kedokteran dilakukan secara illegal bersebab tinggi nya demand karena si nyi hamil diluar nikah .Hebat Om DT Sang Pejuang Kemanusiaan. Salamsalaman.

 

bagus aryo sutikno

Ra ono email dari redaksi buatku mBah Mars. Mereka paling pingin via TOA saja.

 

Mbah Mars

Judulnya anomali di negeri jagoan demokrasi. Lha mosok, jabatan hakim agung yang strategis dibuat seumur hidup. Biar thuyuk-thuyuk pikun pun, asal belum meniggal tidak bisa diganti. Sakjane jalan pikire wong Amerika ki piye to ?

 

Abu Abu

Dahlan Iskan juga memperjuangkan ideologinya lewat tulisan. Imam Dahlan.

 

Gito Gati

Kalau PKB mau merangkul NU, Jangan biarkan cak imin berlama2 jadi ketumnya. Kader NU itu banyak. Mengapa harus cak imin? Kalau Gusdurian disuruh legowo oleh kyai imam jazuli, harusnya cak imin juga harus legowo lengser dari ketua umum. Tapi apa mungkin? Hal yang sama bagi Gusdurian, apa mungkin menerima cak imin? PKB harus cari sosok baru yang bisa diterima Gusdurian dan kubu cak imin. Baru warga NU mungkin akan fikir2 nyoblos PKB

 

JIM vsp

Ky. Imam Jazuli juga sebagai penulis aktif di DISWAY kolom Opini, dan sangat militan menggaungkan PKB, Abah pun beberapa kali mengangkat tulisan tentang beliau (endorsment personal), akhirnya semua pembaca setia Disway yang dulu tidak kenal beliau, akhirnya kenal, minimal tahu, pilpres tidak lama lagi, masih ada waktu untuk bersiap- siap, apakah DISWAY ini termasuk instrumen persiapan? ANDA LEBIH TAHU. Saya hanya ingin dengan tegas mengatakan ,, TOLAK ABORSI , tanpa ada alasan medis yang kuat. Terimakasih Gus Trump. Tabik

 

dabaik kuy

mudahnya: .... islam type 2 mudah membid'ahkan orang lain.... islam type 3 mudah me-radikal-kan orang lain .... makanya indonesia sekarang gaduh karena islam type 3 dan type 2 banyak memegang kekuasaan.... kalau islam type 1 berkuasa maka damai karena islam type 1 tidak menyerang orang lain (menyerang dgn diksi: bid'ah atau radikal)

 

h rian

Dari observasi saya, NU kultural pun saya kira agak terlalu permisif (apa-apa boleh, apa-apa tidak apa-apa). Tradisi yang "nyrempet-nyrempet" keluar dari syariah pun dibolehkan, cukup wajar kalau sering jadi sasaran dibid'ah2kan. Saya cukup dekat dengan komunitas ruqyah di kota saya. Dari cerita2, banyak pasien ruqyah yang mengaku NU (kultural) setelah diwawancara dan disurvey, ternyata di rumahnya ada rajah, pusaka, wirid2 aneh, dll, bahkan tidak jarang pasien dari keluarga kiai.

 

dabaik kuy

Peta Islam di Indonesia ada 3 Type... 1. Mengikuti 4 Madzhab (NU Kultural) ... 2. Mengkuti madzhab kelompok (Salafi, Muhammadiyah, Persis) klaim nya tanpa madzhab padahal mengikuti madhab kelompoknya (ustadz nya) , cirinya ada membid'ah kan orang diluar kelompok mereka ... 3. Islam Liberal, cirinya suka me-radikal-kan kelompok diluar mereka (sebagian NU struktural, JIL, islam KTP, dan phobia islam ).... 8 tahun terakhir ini islam type 3 menguasai Indonesia termasuk penegakan hukumnya (makanya yg dikelompok mereka aman, suit masuk penjara walau kesalahannya jelas)... 3 periode terakhir NU, islam type 3 juga menguasai NU struktural (bukan NU kultural, karena NU kultural itu islam type 1 diatas)...

 

Dacoll Bns

Resiko demokrasi diterapkan, kalau yg konservatif menang lewat jalur demokrasi legal seperti ini, maka pihak liberal yg mendukung juga harus menang lewat cara yg sama.Ini sudah koneskuensi dari negara demokrasi, siapa yang menang dan duduk di parlemen/pemerintahan lah yg berkuasa menentukan segalanya. Yang diharapkan tentu saja jika nanti terjadi sebaliknya jangan dongkol seperti pedukung trump Januari 2021 yg lalu sampai menduduki Capitol, rebut dengan cara yg demokratis juga.

 

Jimmy Marta

Sejak dua tahun lalu gencar merazia tk ilegal. Banyak buruh meninggalkan malaysia. Akhirnya teriak sendiri kekurangan terutama buruh disektor perkebunan sawit. Akhirnya kran dibuka lg. Buruh juga manusia, harus diperlakukan secara manusiawi.

 

Liam Then

Analisa pas-pas an saya , Kiai Imam Jazuli tidak sedang berpolitik praktis. Beliau sedang memperjuangkan sesuatu yang sangat penting. Membangkitkan kesadaran politik khususnya pada pengikut NU akar rumput yang sangat banyak ,supaya mau aktif sadar politik dulu. Supaya mandatnya tidak sembarang di klaim tiap musim pemilihan. Yang paling logis dan sederhana ,ya memang di dorong ngumpul ke PKB dulu. Mungkin di harapkan beliau,PKB menjadi kawah candradimuka untuk bakat-bakat muda NU. Agar nanti mampu lulus menjadi pendekar politik yang kuat membela kepentingan pengikut NU yang banyaknya bukan main itu. Karena realitasnya sekarang. Pengikut NU ditarik kesana dan kesini, dapatnya cuma jadi wawali,wabub,wagub,wapres. Kita sudah tau kalo sudah awalannya wa wa wa. Kebanyakan sedih dan senyap ceritanya. Kiai Imam Jazuli ibaratnya sedang merintis "start up" politik untuk pengikut NU, lewat PKB. Main sabar dan panjang, bersandar pada kuat nya karakter pengikut NU. Yang nanti akan pelan-pelan merevolusi PKB , dari partai spesialis "diajak" koalisi. Menjadi partai pemimpin koalisi. Begitulah kira-kira.

 

Liam Then

Tentang duel antara pro dan anti aborsi di Amerika. Komen saya cuma ini ; ternyata orang amerika masih ada juga yang tidak suka pakai sarung.

 

Hidan Fortune

Andai bisa komentar sambil kirim screenshot halaman Disway. Abah yg sudah tahu betapa tersiksanya membaca diantara iklan yg berjejel numpuk dan berlapis dari atas ke bawah hingga tulisan hanya dua baris yg tersisa...

 

donwori

abah... kenapa di portal disway sama sekali tidak meliput berita dugaan pemerkosaan santri di salah satu ponpes di Banyuwangi? padahal kasusnya masih anget dan korban sudah lapor ke polisi. tapi terduga pelaku yg merupakan pengasuh ponpes tsb malah mangkir dari panggilan. apa karena ponpesnya terafiliasi dengan NU dan terduga pelakunya mantan anggota DPRD jatim? kok kesannya NU cuci tangan dan ga mau tau tentang kasus ini. jangan sampai kejadian serupa dulu di Jombang terulang lagi di Banyuwangi karena pelakunya yg orang kuat dan punya massa organisasi keagamaan. bandingkan dengan kasus warung sayap suci. pelaku udah diciduk, warung sudah ditutup di semua cabang. persekusi sudah ramai2 dilakukan GP ansor. Kiai Imam Jazuli juga sampai rela bikin tulisan di disway tentang kasus sayap suci. standar ganda kah? yang penasaran beritanya cari aja di detikcom. disini ga bisa paste link.

 

dabaik kuy

coba lihat kasus pendeta memperkosa.. sulit juga di proses.... bedakan kelakuan kriminal seperti perkosaan dan kelakuan penghinaan.... menghina bunda maria berarti menghina seluruh org kristen... yg tdk merasa terhina maka di pertanyakan mungkin dia kristen liberal spt juga ada muslim yg tdk merasa terhina maka dia umunya islam liberal.... jd bedakan kriminal (perorangan) dan penghinaan , (menghina seluruh pemeluk agama tsb)

 

edi hartono

Karena setitik nila, rusak susu sebelanga. Paragraf terakhir itulah setitik nila nya. Rusak logika. Ahlusunnah diperjuangkan lewat politik: ok.. Konkret nya semua NU harus ber PKB: logika gak nyambung, bahkan menyesatkan, dan terasa meremehkan, dipikirnya pembaca bisa dibodohi dengan logika sesat seperti itu. NU memang ahlusunnah. Namun ahlusunnah buka cuma NU. Menjadi sesat kuadrat ketika semua mau dimasukan ke dalam karung bernama PKB. Memang PKB itu apa? PKB mau mengkarungi NU saja gak pantas. Apalagi ini mau ditarik logika PKB mau mengkarungi ahlusunnah. Lebih dari gak pantas, mungkin tepatnya gak tau diri. Catatan DI hari ini mengecewakan. Mungkin juga karena mendapatkan pesanan. Mungkin juga hanya karena blunder, hingga terketiklah setitik nila. Namanya juga manusia biasa. Pesan saya, hati2lah menjaga susu anda. Namun dunia ini memang aneh. Semua tahu yg sehat itu susunya, namun kenapa banyak pria yg terpukau dengan kemasannya saja, wkwk.

 

doni wj

Karena nila setitik rusak susu sebelahnya

 

Jokosp Sp

Saya suka susu. Dari kecil. Suka rasanya. Untuk tahu cita rasanya, maka harus menikmatinya.

 

Harun Sohar

Duh Amerika yang begitu majunya pun masih seperti itu. Kolot banget pola pikir sebagian warganya. Kelompok konservatif dimana-mana selalu menghambat kemajuan bangsa. Jangan heran bila di Indonesia (yang masih penuh demit) pun demikian. Dan agama sangat efektif untuk digunakan. Politikus demit paham betul potensi itu. Mereka mendulang suara dengan menjanjikan program konservatif yang berbasis agama. Bahkan Tuhanpun kaget namanya sering dibawa-bawa. Pantas saja era reformasi dengan skenario optimis (20 tahun RI akan maju, korupsi hilang), kandas ndas. Terbukti sekarang bagaimana keadaan negara kita. Korupsi masih merajalela. Para politikus semakin memburamkan harapan rakyat. Sekarang tinggal kita tunggu era reformasi dengan skenario pesimis yaitu 50 tahun (dari 1998) Indonesia akan menjadi negara maju. Pencetus skenario era reformasi ini adalah Pak Dahlan Iskan dalam suatu seminar awal reformasi (1999) yang diselenggarakan di hotel Simpang Surabaya. Pembicara lainnya adalah Ciputra, M. Zuhdi (Wakil Gubernur Jatim) dan seorang lagi saya lupa. Semoga pak Dahlan masih ingat ... Apa sekarang ada skenario lainnya? Skeptis misalnya ha-ha.

 

Pryadi Satriana

'Imam Trump' itu dari 'Imam Jazuli' dan 'Donald Trump'. Dahlan Iskan memang buat judul "sak karepe dewe." Menganalogikan 'langkah Trump' dg 'langkah Jazuli'. Analogi yg salah. Trump tidak memainkan politik identitas, mayoritas penduduk 'sono' memang non-Muslim. Jazuli mau "mem-PKB-kan NU." Dia bilang agar Mbak Yenny stop provokasi dan bisa 'move on', melupakan bahwa Mbak Yenny didongkel dari posisi Sekjen PKB oleh Cak Imin, sedangkan Gus Dur dicopot dari Dewan Syuro PKB. Stop provokasi? Lha wong yg provokasi Jazuli kok. Imam "pedotan PDIP" Jazuli itu lupa - atau pura2 lupa - bahwa NU itu punya integritas dan ndhak mau membingungkan umat. Karena itu, di Rembang, 16 Mei 2004 lalu, rapat Syuriyah PBNU memutuskan menon-aktifkan KH Hasyim Muzadi dan Solahuddin Wahid dari jabatan Ketua Umum dan Ketua PBNU sejak resmi ditetapkan sebagai cawapres. NU memang beda dengan MUI. Sang Ketum MUI tetap menjabat "Ketum non-aktif", padahal sudah pernah berjanji akan mundur kalau jadi Wapres, eh... ndhak jadi, alasannya: menyesuaikan dengan hasil Rakernas MUI (halaah, itu mah rasionalisasi, "penyakit" manusia yg punya rasio/nalar!). Saya kembali mengingatkan: "Lupakan Jazuli, yg "bukan siapa-siapa", eh ... keliru, yg "jebolan PDIP", ikuti Gus Yahya yg membebaskan nadliyin untuk memilih wakil2 mereka sesuai pertimbangan masing2. Ulama itu ngurusi umat, termasuk ada yg jadi politisi. Ingatkan politisi yg salah. Jangan malah jadi politisi. Nabi bersabda:"Antum a'lamu bi umuuri dunyaakum." Salam.

 

Dodik Wiratmojo

Ketumnya udah over stay, pamornya udah turun dibanding ketum parpol lain,dimana2 ada posternya di jln, tp gitu2 saja, ga ada respon, saya yakin Pkb jadi partai besar kl sudah diganti, tapi kabarnya sudah dipagari dari dlm, ah sudah lah....Trump ga jadi coblos pkb hhhhhhh

 

Don KongKing

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 97

  • Er Gham
    Er Gham
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Sutikno tata
    Sutikno tata
    • Sutikno tata
      Sutikno tata
  • No Name
    No Name
  • AFC Ganbatte
    AFC Ganbatte
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • Sutikno tata
      Sutikno tata
  • No Name
    No Name
  • LiangYangAn 梁楊安
    LiangYangAn 梁楊安
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • No Name
      No Name
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Gambit H-1982
    Gambit H-1982
    • Arni Muhiyarni
      Arni Muhiyarni
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Liam Then
      Liam Then
  • No Name
    No Name
    • No Name
      No Name
    • No Name
      No Name
    • No Name
      No Name
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Pax Politica
    Pax Politica
    • Liam Then
      Liam Then
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
    • Pax Politica
      Pax Politica
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • agus budiyanto
    agus budiyanto
  • Multi Suk
    Multi Suk
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • No Name
      No Name
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
  • Muh Zaid Khoirudin
    Muh Zaid Khoirudin
  • Budi Utomo
    Budi Utomo
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
  • herry isnurdono
    herry isnurdono
  • No Name
    No Name
    • No Name
      No Name
    • No Name
      No Name
  • Er Gham
    Er Gham
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Don KongKing
    Don KongKing
  • Teguh Wibowo
    Teguh Wibowo
    • Orang jauh
      Orang jauh
  • alasroban
    alasroban
    • Orang jauh
      Orang jauh
  • No Name
    No Name
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Munif
      Agus Munif
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • alasroban
      alasroban
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain