Korut Tuduh Korsel Bawa Virus Covid-19 Lewat Balon Udara di Perbatasan

Korut Tuduh Korsel Bawa Virus Covid-19 Lewat Balon Udara di Perbatasan

Ilustrasi perawatan covid-19 di Rumah sakit--

JAKARTA, DISWAY.ID - Korea Utara menduga, bahwa virus Covid-19 yang masuk ke negaranya dibawa lewat balon udara yang diterbangkan ke perbatasan Pyongyang.

Secara tidak langsung, Korea Utara menuding masuknya virus Covid-19 dilakukan oleh Korea Selatan.

Mengutip Associated Press News, laporan media pemerintah Korut menyebutkan, bahwa pusat pencegahan epidemi Korut telah menemukan adanya klaster infeksi di Kota Ipho, kota yang dekat perbatasan bagian tenggara dengan Korea Selatan.

BACA JUGA:Rusia Kembali Bombardir Snake Island Setelah Tarik Pasukanya Akhir Juni Lalu

Para penduduk yang berada di kota itu disebut melakukan perjalanan ke Pyongyang usai berkontak dengan "benda asing" di sana pada awal April lalu. 

Setelahnya, mereka pun dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron.

Para pengamat menilai tudingan Korut mengenai benda-benda yang diterbangkan melintasi perbatasan sebagai cara untuk meredakan keluhan publik atas penanganan pandemi di negara itu.

Tudingan itu sekaligus menekankan keberatan Korut atas kegiatan pembelot dan aktivis Korsel yang kerap menerbangkan balon-balon udara ke perbatasan.

Kegiatan penerbangan balon sendiri telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh para aktivis untuk mendistribusikan ratusan ribu selebaran propaganda yang mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. 

BACA JUGA:MU Rogoh Kecek Segini Buat Datangkan Tyrell Malacia

Korea Utara pun sering marah kepada pemerintah Korsel karena tidak berusaha menghentikan aksi tersebut.

Saat ini, sebagian besar aksi kampanye selebaran telah dihentikan usai pemerintah liberal Korea Selatan sebelumnya mengesahkan undang-undang yang mengkriminalisasi mereka.

Tidak ada pula kegiatan penerbangan balon pada awal April.

Wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Cha Duck Chul mengatakan hingga kini polisi masih menyelidiki aktivitas penyebaran selebaran oleh para aktivis belakangan ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: